Azra: “Kita Pertama Kali Lahir sebagai Orang Indonesia, Bukan Orang Muslim…”
.
“Kita pertama kali lahir sebagai orang Indonesia, bukan orang Muslim, Kristen, atau apa pun agamanya,” ujar Azyumardi pada Selasa kemarin (08/04/2014). ”Kebangsaan merupakan hal yang tidak pernah selesai, sehingga harus terus ditanamkan,” tegas tokoh liberal di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Terhadap pendapat aneh Azra itu, pertanyaan yang gampang pun kalau diajukan, pasti Azyumardi Azra akan ngak-nguk tidak mampu menjawab. Misalnya, begitu anak orang muslim lahir kemudian meninggal, terus diproses penguburannya dengan tatacara syari’at apa? Apakah dia bukan bayi Islam?
Kalau Azra konsekuen dengan celoteh yang dia lontarkan, berarti mayat bayi itu harus diproses penguburannya dengan syari’at Indonesia. Sedangkan Azra belum terdengar sempat membuat Syari’at Indonesia itu.
Mau jadi Nabi Indonesia jangan tanggung-tanggung, Bung! Bikin syari’at dulu lah, agar seperti nabi-nabi palsu lainnya yang sudah mendekam di penjara atau mengaku bertobat.
Inilah beritanya.
***
Akidah Liberal dalam Nasionalisme, Negara Didahulukan daripada Islam
Shoutussalam.com – Mendahulukan negara daripada agama, demikian salah satu ciri-ciri tentang nasionalisme yang disampaikan tokoh liberal. Dalam peluncuran buku Maarif Institut untuk mendukung nasionalisme dan menahan sikap yang dinilai sebagai radikalisme, Profesor Azyumardi Azra menyebut bahwa negara lebih didahulukan daripada Islam.
“Kita pertama kali lahir sebagai orang Indonesia, bukan orang Muslim, Kristen, atau apa pun agamanya,” ujar Azyumardi pada Selasa kemarin (08/04/2014). ”Kebangsaan merupakan hal yang tidak pernah selesai, sehingga harus terus ditanamkan,” tegas tokoh liberal di UIN Syarif Hidayatullah ini.
Pada saat itu, Maarif Institute meluncurkan buku yang dimaksudkan untuk membendung sikap militansi muslim yang mereka sebut sebagai radikalisme. ”Nilai nasionalisme meluntur di generasi muda. Hal itu ditambah pula dengan semakin menguatnya radikalisme dan sektarianisme di kalangan mereka,” kata Direktur Program MAARIF Institute Muhammad Abdullah Darraz.
“Di beberapa SMU negeri, sepak terjang kelompok radikal yang berupaya memperlemah nilai kebhinekaan dan nasionalisme semakin terbuka dilakukan melalui ekstrakurikuler keagamaan di sekolah,” kata Darraz.
[sksd/antara&beritasatu] Rabu, 06 Jumadil Tsaniyah 1435
(nahimunkar.com)
Ada tiga golongan karakter orang Indonesia. Penggolongan ke3nya didasarkan pada: paradigma, cara bersikap, dan perillaku tindakan dalam setiap sendi2 kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa:
1) Manusia Merdeka sebagai hamba Tuhan YME; 2) Manusia Penjilat pemburu harta dan tahta; 3) Manusia Pelacur/Budak Hawa Nafsu perut dan bawah perut..
Kira2 si azra ini masuk kategori yg mana ya..??
Suatu keberlanjutan dari seorang liberal mungkin dia kebingungan ataukah merasa takut tidak dipuja oleh kaum liberal itu sendiri, sehingga terlontar pemikiran demikian atau mungkinkah ada seatom keimanan yg disembunyikan dan itu lebih baik dari sekedar menghormati sesama liberal.
Yg membuat faham Islam, yahudi, Nasrani adlh orangtuanya.
Tapi Islam adlh Hukum dan Pengabdian, semenjak utusannya menyatakan Islam untukNYA para pengikutnyapun juga Islam untukNYA.
Ini pendapat nyeleneh, bikin sesat umat, inilah kaum liberal