Biksu Budha Myanmar Mendukung Thein Sein Membuang Muslim Rohingya
الرهبان البوذية ميانمار يدعم ثين سين طرد مسلمين روهينغيا
- Para biksu Budha berduyun-duyun menuju pusat kota, dan menyatakan dukungannya kepada Presiden Thein Sein, yang berkehendak membuang Muslim Rohingya.
- Ini merupakna indikasi terbaru, di mana para bikshu Budha itu menaruh kebencian yang sangat mendalam terhadap Muslim Rohingya. Nampaknya para bikshu itu masih belum puas dengan membakar kampungkampung dan membunuh Muslim Rakhine Juni lalu.
- Muslim Rohingya secara sistematis dihancurkan oleh kelompok mayoritas Budha di Myanmar. Dengan berbagai tindakan yang sangat biadab. Membakar kampung halaman mereka, merusak ekonomi mereka, sampai mengusir Muslim Rohingya dari kampung halaman mereka secara brutal.
- Kelompok-kelompok HAM menyatakan pemerintah tidak berusaha menghentikan kekerasan pada awalnya dan kemudian berbalik pasukan keamanan terhadap Muslim Rohingya dengan pembunuhan yang ditargetkan, pemerkosaan, penahanan massal dan penyiksaan.
Yangoon -Sebuah keputusan yang sangat rasialis dan tidak manusiawi, nampaknya akan diambil oleh pemerintah Myanmar. Di mana pemerintah dalam menghadapi minoritas Muslim Rohingya, menginginkan kelompok minoritas Muslim Rohingya itu, dikeluarkan dari Myanmar ke negara lain.
Ratusan bikshu Myanmar menggelar unjuk rasa mendukung usulan Presiden Thein Sein, yang ingin membuang minoritas Rohingya ke negara lain. Gagasan Thein Sien yang sangat ekstrim itu, mendapatkan dukungan para bikshu yang menanggapi dengan sangat antusias. Mereka menggelar aksi demonstrasi di ibukota Myamar, Mandalay. Para bikshu berduyun-duyun menuju pusat kota, dan menyatakan dukungannya kepada Presiden Thein Sein, yang berkehendak membuang Muslim Rohingya.
Demonstrasi besar itu berlangsung di Mandalay, kota terbesar kedua, Minggu. Ini merupakna indikasi terbaru, di mana para bikshu Budha itu menaruh kebencian yang sangat mendalam terhadap Muslim Rohingya. Nampaknya para bikshu itu masih belum puas dengan membakar kampungkampung dan membunuh Muslim Rakhine Juni lalu. Akibat kekerasan itu, sedikitnya 83 orang tewas dan puluhan ribu tercerabut dari kampung halaman mereka.Para bikshu Budha itu memegang spanduk bertuliskan, “Siapkan diri anda mendukung presiden”. Sementara itu, para bikshu lainnya, dengan keras mengkritik utusan HAM PBB,Tomas Ojea Quintana, yang mereka tuduh bisa mendukung Muslim Rohingya.
Pemimpin demonstrasi, seorang bikshu bernama Wirathu, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa protes ini adalah untuk “Supaya dunia tahu bahwa Muslim Rohingya tidak menjadi bagian kelompok etnis Myanmar sama sekali”.
Wirathu dipenjara pada tahun 2003, karena memimpin gerakan “bumi hangus” terhadap Muslim Rohingya.Wiratu dijatuhi hukuman 25 tahun, namun dibebaskan Januari tahun ini dengan amnesti presiden.
Para biarawan mengatakan mereka akan menunjukkan dan berbaris selama tiga hari berikutnya dan berharap lebih banyak orang untuk bergabung dengan mereka.
Kezaliman Terhadap Minoritas
Muslim Rohingya secara sistematis dihancurkan oleh kelompok mayoritas Budha di Myanmar. Dengan berbagai tindakan yang sangat biadab. Membakar kampung halaman mereka, merusak ekonomi mereka, sampai mengusir Muslim Rohingya dari kampung halaman mereka secara brutal.
PBB menaruh perhatian yang sangat besar terhadap kejahatan yang terjadi di Myanmar yang dilakukan oleh rezim Budha di Myanmar, yang membantai Muslim Rohingya dengan semena-mena.
Rohingya ditolak kewarganegaraan mereka di Myanmar, meskipun banyak keluarga mereka telah tinggal di Myanmar selama beberapa generasi.
Kelompok-kelompok HAM menyatakan pemerintah tidak berusaha menghentikan kekerasan pada awalnya dan kemudian berbalik pasukan keamanan terhadap Muslim Rohingya dengan pembunuhan yang ditargetkan, pemerkosaan, penahanan massal dan penyiksaan.
Myanmar menganggap Muslim Rohingya menjadi imigran gelap dari Bangladesh namun Bangladesh juga menolak mereka, membuat mereka tanpa kewarganegaraan.
PBB memperkirakan bahwa 800.000 Rohingya tinggal di Myanmar dan presiden negara itu mengatakan masalah di Rakhine negara adalah urusan internal negara dan tidak boleh campur tangan masyarakat didunia. af.
(voa-islam.com) Senin, 03 Sep 2012
***
Antek Budha pembantai, tega kepada Muslimin
Anehnya, ada tokoh-tokoh di Indonesia bahkan memimpin ormas Islam terbesar seperti NU justru lebih khawatir kalau ada bikshu Budha di sini yang jangan-jangan akan diapa-apakan orang akibat kekejaman dan kebencian orang Budha di Burma terhadap Muslimin, daripada Muslimin Rohingya dibunuhi, dibakar rumah-rumah mereka, diperkosa para wanita Muslimahnya, masih pula para bikshu Buda mengutuknya.
Musuh Islam ternyata bukan hanya orang kafir dan musyrik, namun ditambah pula dengan antek-antek mereka.
- Rupanya, SAS (Said Aqil Siradj) melakukan jumpa pers kala itu dalam rangka membela umat Budha Indonesia yang khawatir ada ‘pembalasan’ dari umat Islam Indonesia terhadap umat Budha Indonesia, ketimbang dalam rangka membela muslim Rohingya.
- Jadi, ketika muslim Rohingya dibantai, itu bukan urusan kita, bukan urusan SAS? Sementara itu kekhawatiran umat Budha akan kemungkinan terjadinya ‘pembalasan’ dari umat Islam Indonesia terhadap umat Budha Indonesia merupakan urusan yang lebih penting bagi SAS? Begitulah watak pembela kesesatan dan kekafiran
(lihat nahimunkar.com, Prototipe Dua Perempuan dari Keluarga Wahid dalam Menyikapi Ahmadiyah dan Muslim Rohingya, 10 August 2012 https://www.nahimunkar.org/16769/prototipe-dua-perempuan-dari-keluarga-wahid-dalam-menyikapi-ahmadiyah-dan-muslim-rohingya/ ).
(nahimunkar.com)
smoga Allah menghukum pemimpin2 yg memiliki kemampuan bertindak tapi duduk sebagai penonton… karena cinta akan dunia dan jabatannya
dulu israel terkatung katung tidak ada yang menerima di negara manapun, sejak jaman Firaun, sampah hitler, tapi Amerika akan menempatkannya di Afrika agar memiliki tempat, namun akhirnya merebut tanah palestina…..sekarang ada kelompok muslim pada kondisi yang sama , dianggap tidak memiliki kewarganegaraan…tapi tidak ada yang mempedulikan….adai ini terjadi kepada selain muslim….pasti beda…..