Cemen, Musdah Mulia Pendukung LGBT tak Berani Debat dengan Fahira Idris
Fahira Idris (IST)
Pendukung Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) Musdah Mulia tidak berani berdialog dengan tokoh muslimah yang juga anggota DPD Fahira Idris.
Fahira sudah beberapa kali menghubungi Musdah Mulia untuk berdialog masalah ini tetapi tidak ditanggapi.
“Saya sudah mencoba bertemu Musdah Mulia dengan berbagai cara. Saya ingin berdialog dengan beliau namun sepertinya beliau enggan untuk menanggapi permohonan saya,” ujar Fahira kepada beberapa wartawan Muslim belum lama ini di Pondok Indah, Jakarta.
Musdah Mulia (IST)
Selain itu, Fahira mengatakan, keberadaan kelompok-kelompok LGBT, karena adanya dukungan dari pihak-pihak tertentu, termasuk tokoh yang mengaku mengerti agama. Parahnya lagi, kelompok LGBT sudah membuat buku yang sangat merusak generasi muda. Buku itu berjudul “Aku Bangga Menjadi Lesbi” terbitan kelompok LGBT dari Yayasan Ardani. Konyolnya lagi buku sampah itu dibagikan ke anak-anak SD. “Ini maksudnya apa?” tanya Fahira.
Fahira membantah jika apa yang dialami oleh penggiat LGBT sebagai sesuatu yang harus dimaklumi. Menurutnya mayoritas orang yang terjun dalam dunia LGBT karena penyakit dan LGBT itu sangat menular.
“Jika mereka mengklaim LGBT adalah sesuatu yang wajar dan bukan sesuatu yang harus dianggap sebagai ancaman, itu salah besar karena faktanya mereka menjadikan orang normal sebagai target dan tidak salah jika saya menyebut kalangan LGBT itu sebagai predator,” pungkas perempuan yang memiliki hobi menembak dan sekarang menjadi pembina Perbakin Jakarta ini.
By: suaranasional.com/12/02/2016
(nahimunkar.com)
kenapa wajah di foto itu di blur …??? bukankah lebih baik diperlihatkan agar publik mengetahui siapa figur yg baik atau siapa yg bermoral bejad…
dgn mngatas namakan HAM mereka mnggiring bangsa ini ke ujung laknat…!!!
NA’UDZUBILLAH….!!
Ingatlah bangsa sodom dan pompey,mreka di tumpas krn apa…???
Berani kareana benar dan takut karena sadar sesadarnya bersalah, Musdah… kalau mau gemblung.. gemblung dewek mu saja, nggak usah sok kepintaran putar balik fakta karena wong Indonesia udah pada melek ilmu ; cuma rada picek iman (segelintir orang).