Hanya di Era Jokowi, Milisi China “Po An Tui” Pembantai Pribumi Dibuatkan Monumen di TMII
Dalam peresmian Monumen Po An Tui di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Mendagri Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa tujuan didirikannya monumen Po An Tui adalah untuk mengingatkan siapa leluhur kita dan perjuangan laskar China dalam melawan penjajah VOC Belanda pada tahun 1740 – 1743.
Pernyataan Tjahjo Kumolo tersebut sepertinya adalah upaya sistematis dalam mengaburkan dan membelokan fakta sejarah sebenarnya.
Po An Tui adalah Milisi Cina Indonesia yang dibentuk dan dipersenjatai oleh penjajah Belanda, mereka membentuk satuan untuk setia kepada Belanda. Tugas mereka menjadi mata-mata, melakukan aksi teror, penculikan, pemerkosaan, penjarahan dan mengambil upeti dari petani-petani pribumi, memeras rakyat pribumi untuk diambil kekayaan dan disetorkan ke Belanda, bahkan mereka akan membunuh kalau ada pribumi yang menentang.
Po An Tui juga bersekutu dengan Westerling, pembantai umat Islam Makassar. 50 ribu ummat Islam Makassar dibantai Westerling. Saat Westerling telah membantai Ummat Islam di Makassar, lalu dia lari ke Jakarta dan Jawa Barat dan ia dikejar oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Po An Tui lah yang membantu meloloskan Westerling melalui Sanfur Ancol Jakarta Utara, dari sana Westerling diselundupkan dan dilarikan dengan pesawat kecil menuju Singapura.
Mudahnya Westerling kabur ke Singapura, karena ia memiliki hubungan istimewa dengan Milisi Po An Tui sebagaimana diceritakan Jenderal Besar (Purn) AH. Nasution dalam bukunya “Memenuhi Panggilan Tugas”. Dimasa Perang Kemerdekaan laskar ini mendapat pasokan senjata dari Singapura.
Tidak sampai disitu, Po An Tui juga melakukan teror di Bandung Jawa Barat, melakukan penculikan dan pembunuhan. Di tahun 1945, begitu Bung Karno dan Bung Hatta mendeklarasikan Kemerdekaan Indonesia, Po An Tui di Sumatera Utara berontak. Po An Tui Medan angkat senjata tidak mau bergabung dengan NKRI. Di wilayah Balaraja Tangerang, Po An Tui juga berontak tidak mau bergabung dengan NKRI, akhirnya umat Islam marah, terjadi perang di Balaraja.
Jadi Milisi ini pengkhianat, dalam sejarah Po An Tui selalu berkhianat kepada NKRI. Di zaman penjajah Belanda mereka bersekutu dengan Belanda. Saat Belanda pergi dari Indonesia Po An Tui ikut Jepang, begitu Jepang hengkang dari Indonesia mereka ikut Partai Komunis Indonesia (PKI). Saat pemberontakan PKI mereka ikut PKI, mereka ikut membunuh para ulama, mereka bunuh kyai, dan mereka bunuh masyarakat pribumi.
Bahkan, Po An Tui memusuhi sesama etnis Tionghoa, jika ada orang Tionghoa masuk Islam mereka aniaya, jika ada orang Tionghoa yang cinta NKRI, anti penjajah Belanda, Jepang atau anti PKI maka akan dimusuhi mereka.
Bisa jadi diketemukannya simbol Komunis di arena skate board Keong Mas TMII (yang sampai sekarang belum terungkap pelakunya) pada tanggal 17 Agustus 2015, 3 bulan sebelum peresmian, mungkin saja ada hubungannya dengan rencana peresmian monumen tersebut.
(Mendagri Tjahjo Kumolo meresmikan monumen Laskar Tionghoa di TMII)
Baru kali ini terjadi dan terjadi di era Jokowi, kelompok penjilat, pengkhianat bangsa dan pemberontak di muliakan dan dibuatkan monumen.
Waspadalah!!! jangan tertipu untuk ke dua kalinya bila kita ingin tetap menjadi pemilik sah Republik ini dan bila ingin anak cucu kita hidup damai dan sejahtera di Bumi Pertiwi sebagaimana cita-cita para leluhur dan Pahlawan Bangsa dalam merebut dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Penulis: Rudy Razi
Sumber: http://www.posmetro.info/2016/02/hanya-di-era-jokowi-milisi-cina-po-tui.html
***
Hal senada diungkap Bastian Simanjuntak, Presiden Gerakan Pribumi Indonesia (Geprindo).
Menurutnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dinilai telah memanipulasi dan melakukan pembohongan sejarah dengan mengatakan Laskar Po An Tui sebagai laskar pro republik dan berjuang bersama bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda. Justru, sebut Bastian, Laskar Po An Tui musuh para pejuang revolusi dalam merebut kemerdekaan.
“Laskar Po An Tui bukan pejuang kemerdekaan republik. Laskar Po An Tui bekerjasama dengan Belanda, Inggris, dan asosiasi bangsa Cina di luar negeri seperti Hua Ch’iao Cung Hui, Kuomintang (partai nasionalis Cina) melawan para pejuang revolusi RI pasca proklamasi kemerdekaan,” kata Bastian Simanjuntak kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (22/2/2016).
Selengkapnya: http://politik.rmol.co/read/2016/02/22/236639/Tjahjo-Kumolo-Mau-Bangkitkan-Nasionalisme-Cina-Dengan-Memanipulasi-Sejarah-
By: portalpiyungan.com/Selasa, 23 Februari 2016
(nahimunkar.com)
Hoax lagi hoax lagi
Capede
Hoax melulu
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Monumen Laskar Tionghoa berlokasi di Taman Budaya Tionghoa Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pada 14 November 2015 lalu. Prasasti peresmiannya terpampang di tengah batu pualam yang berbentuk balok setinggi satu meter.
Belakangan monumen tersebut menuai perhatian khalayak secara luas. Banyak orang yang salah sangka bila monumen itu terkait Laskar Pao An Tui (PAT). Di samping itu, beberapa kalangan juga mengkritik pendirian monumen karena dibuat berdasarkan garis etnis.
Namun, apakah benar bila monumen itu ada kaitannya dengan kisah PAT? Untuk menjawabnya, seperti ditegaskan Kepala Kantor Taman Budaya Tionghoa Indonesia TMII, Musiyati Tessa, bahwa tidak ada hubungan di antara keduanya karena selang waktunya terlalu jauh. Dia menuturkan, hal itu bisa dilihat dari nama lengkap monumen tersebut, yakni “Monumen Perjuangan Laskar Tionghoa dan Jawa Melawan VOC 1740-1743”. Sedangkan, PAT baru berdiri sekitar tahun 1945.
Menurut Musiyati, monumen tersebut dibuat untuk menggambarkan perjuangan komunitas Cina dan Jawa pada masa Kerajaan Mataram diperintah Paku Buwono II, atau sebelum sekitar dua abad PAT didirikan.
“Jadi, memang ada beda dua ratus tahun dari PAT. Lagi pula Pao An Tui kan hansip. Kalau (monumen) ini kan kaitannya dengan Keraton Surakarta, Mangkunegara, Pangeran Samber Nyawa,” kata Musiyati Tessa di kantornya, Kompleks TMII, Jakarta, Rabu (2/3).
Dia menegaskan, pendirian monumen tersebut diilhami oleh buku sejarah Geger Pecinan karya RM Daradjadi yang terbit pada 2013. Buku buah tangan keturunan Mangkunegara ini menjelaskan kisah pembantaian massal orang Cina (lebih dari 10.000 orang–Red) di Batavia pada 1740 oleh Belanda. Dan, buku itu berisi kisah perlawanan dari pemimpin komunitas Cina bersama-sama dengan tentara Jawa yang berbalik menyerang pasukan VOC hingga meletuslah perang.
Kafir cina boleh tertawa sekarang karena berhasil mempercundangi penghianat2 dan penjual negara .. Tapi Allah tidak tidur, apa yg mereka tanam akan membuahkan hasil yg setimpal dunia akherat .. Insha Allah kemenangan untuk muslim !!! Allahu akbar!!!
Di dunia ini agama bukan hanya Islam. Etnis Tionghoa di Indonesia semua memiliki Agama.
Jangan karena sebagian dari mereka keturunan Tionghoa lalu dianggap kafir/tidak beragama.
Justru kalian yang sembarang menjelekkan nama pihak lain dan menebar kebencian lah yang mengaku beragama namun bertindak seperti Kafir! Dasar Memalukan! Bicara tanpa pengetahuan yang pasti!
sabar & bijaksana lah menyikapi komentar yg tdk berkesesuaian dg kita, perjuangan itu memang pahit tp berbuah manis jk kita jlnkan dg ikhlas, sy memahami perjuangan etnis tionghoa di era VOC, bahkan sampai era sekarang pun ada bbrpa etnis tionghoa yg berjuang sesuai kapasitasnya ( slh satunya Felix siauw).
menyikapi monumen yg d resmikan Tjahyo Kumolo sy pribadi bs mengerti namun agak mengernyitkan dahi krn sekelas Mendagri mnurut sy kurang bijak ambil kputusan, mlhat situasi & kondisi negeri mestinya Tjahyo bs luas berpikir akan dampak yg trjd dg peresmian itu.
mestinya seorang negarawan dpt memayungi semua elemen bangsa, jng sampai langkah & kebijakannya akan menimbulkan benturan d kalangan masyarakat.
kita sama2 berdoa agar kita selalu d persatukan demi negeri kita yg tercinta, kita adalah saudara, jng saling hujat, benci, dan memfitnah, trmksh, wassalam…
Sebaiknya para cendekiawan dan petinggi polri dan TNI memberikan edukasi mengenai sejarah Po An tui serta jejak rekamnya sebagai pengkhianat dan penjahat terhadap rakyat nusantara.
Beri klarifikasi dan edukasi ke sekolah2 dan media massa tentang sejarah kejahatan po an tui ini agar generasi muda lebih melek sejarah
kalo saya jadi presiden kelak, patung kafir ini tak robohkan
Seumur hidup lo gak bakal jd presiden karna punya otak busuk