Gontor Akan Terhormat Bila Menolak Kunjungan Syeikh Mesir yang Pro Syiah
Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor / foto trbn
Selayaknya Pesantren Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur berani bersikap menolak Syaikh Al-Azhar yang pro syiah ini.
Sebagaimana MUI Riau telah berani tegas menolak kehadiran dan tampilnya pentolan liberal dari Mesir Dr Nasr Hamid Abu Zayd tahun 2007.
Grand syeikh Al-Azhar Mesir Prof. Dr. Ahmad Athayyib ke Indonesia selama 6 hari, di antaranya akan ke Gontor untuk meresmikan gedung serbaguna Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, Kamis 25 Februari 2016.
Bila Pesantren Modern Gontor yang anti syiah bahkan telah menerbitkan buku anti syiah itu menolak kehadiran Prof. Dr. Ahmad Athayyib yang ditengarai kini membela syiah, maka Gontor akan terhormat dan memiliki sejarah cerah mengenai sikap tegasnya terhadap aliran sesat syiah.
Itu akan menambah poin nama baik. Karena selama ini, sebagaimana dikatakan petinggi Gontor, Dr Hamid Fahm Zarkasyi: Alamdulillah, para kader ulama yang digembleng di Gontor ditugasi untuk menulis, di antaranya ya tentang liberal, Islam Nusantara, dan tentu saja aliran sesat syiah. Bahkan telah terbit buku yang memblejeti kesesatan syiah berjudul Syiah menurut Buku-buku Syiah, ditulis oleh sepuluhan orang dari mereka. Itu tampaknya membuat kelabakan bagi syiah pula, ungkapnya. (lihat https://www.nahimunkar.org/ketemu-keturunan-ulama-dan-pejuang-islam/ ).
Contoh nyata menolak penyebar virus sesat dari Mesir
Perlu diketahui dalam hal menolak tamu luar negeri yang menyebar virus kesesatan, telah ada contoh nyata. MUI Riau tahun 2007 telah berhasil menolak pentolan liberal Mesir Dr Nasr Hamid Abu Zayd yang berfaham bahwa Al-Qur’an itu muntaj tsaqafi (Al-Qur’an itu produk budaya). Hingga hajatan Depag (kini Kemenag) menghadirkan pentolan murtad dari Mesir untuk menatar dosen-dosen IAIN, UIN, STAIN se-Indonesia di Riau itu berhasil digagalkan oleh MUI dan Umat Islam. Demikian pula gagal juga pentolan murtad dari Mesir itu untuk ceramah di Surabaya dan Malang, akhirnya dia pulang dengan sangat kecewa, bahkan kemudian mengidap virus aneh yang berakhir dengan kematiannya. (lihat https://www.nahimunkar.org/nasr-hamid-abu-zayd-meninggal/ ).
Kini orang terkemuka dari Mesir pula yang fahamnya ditengarai aneh (dari sangat melawan syiah beralih jadi pembela dan “jualan” syiah) berkunjung ke Indonesia selama 6 hari. Dia membela syiah dan sudah berupaya melunturkan MUI soal syiah dengan terang-terangan menjilat ludahnya sendiri. Tadinya tahun 2011 dia dikhabarkan:
شيخ الأزهر يؤكد رفضه للمد الشيعى فى الدول الإسلامية السنية
الخميس: 29 سبتمبر 2011 , الساعة 2:53 مساء
القاهرة ـ آ ش أ : جدد الدكتور أحمد الطيب شيخ الأزهر الشريف الخميس رفضه للتوجه الشيعى فى الدول الإسلامية، وكذلك محاولات أصحاب المذهب الشيعى للإساءة إلى أصحاب الرسول صلى الله عليه وسلم ورموز أهل السنة
Al-Azhar: Kami Tidak Akan Tinggal Diam dalam Hadapi Penghinaan Syi’ah
Imam Agung Al-Azhar Syaikh Ahmad al-Thayyib mengatakan pada Kamis kemarin (29/9 2011) bahwa ia menolak semua upaya untuk menyebarkan ajaran Syiah di Mesir dan negara-negara Islam lainnya, pada saat Syiah melakukan penghinaan terhadap sahabat Nabi Muhammad dan tokoh-tokoh Sunni lainnya. (http://www.moheet.com/2011/09/29/%
(nahimunkar.com)
***
Pernyataan yang jelas melawan syiah itu kini dia jilat kembali, hingga sangat memalukan ketika dia berbicara di MUI (MajelisUlama Indonesia) di Jakarta Senin (22/2 2016), sebagai berikut:
Syaikh Ahmad al-Thayyib mengatakan, mayoritas Syiah menghormati sahabat Rasulullah SAW.
Dia katakan, Sunni dan Syiah adalah sama-sama sayap Islam. Tentu, kita bicarakan Syiah yang moderat, ada Imamiyah, Zaidiyyah, yang memiliki kedekatan dengan Sunni, tetapi ada sekte menyimpang dan sesat yang mengangkat isu tasyayyu’ yang mengakui risalah selain untuk Muhammad SAW, mereka itu, seperti saya katakan, menyalahi apa yang konstan dalam agama dan bisa dinyatakan keluar Islam.
Akan tetapi, sesunguhnya, sebagian perbedaan kita dengan saudara Syiah kita, adalah perbedaan nonprinsipil (furu’), kecuali dalam soal imam. Syiah percaya imam sebagai bagian pokok agama, sedangkan kita, Sunni soal itu termasuk nonprinsipil. Isu imamah juga tak membuat Syiah serta-merta keluar Islam.
“Dan ingat, perselisihan antara keduanya, Suni-Syiah inilah yang diembuskan oleh musuh Islam untuk memorak-porandakan umat, seperti saat ini yang terjadi di Suriah tak ada justifikasi meletusnya konflik tersebut, kecuali membenturkan Suni-Syiah, lihat pula Irak yang kacau balau atas dasar apa?
Konflik Suni-Syiah. Perhatikan pula Yaman. Kita sadar betul tentang peta konflik ini, karena itu sejak awal kita kampanyekan Suni dan Syiah bersaudara dan memang kita intinya bersaudara. Konflik tersebut akan terus diembuskan karena memang mereka musuh Islam tak menginginkan kita bersatu,” katanya.
(liht http://khazanah.republika.co.id/, Selasa, 23 Februari 2016, 06:11 WIB).
Selain Syaikh Ahmad al-Thayyib itu menjilat ludahnya sendiri, dia jelas-jelas mengkhianati Lembaga Al-Azhar Kairo Mesir yang jelas-jelas telah diberitakan ke tingkat dunia bahwa mengecam keras film Iran yang mencela Sahabat Nabi saw.
غضب أزهري ردا على مسلسل إيراني “يهين” صحابة الرسول
Al Azhar Marah, Memprotes Serial TV Iran “Menghina Sahabat Nabi”
***
Ulama Al-Azhar tak terima penghinaan para sahabat Nabi ditayangkan dalam sebuah film dalam stasiun TV Iran
Hidayatullah.com—Media Mesir, Asharq Al-Awsat melaporkan, komunitas Sunni di Iran telah meminta pemerintah setempat melarang sebuah drama televisi yang dinilai telah menghina sahabat Nabi Abdullah bin Zubair (Ibn al-Awwam)” dan sahabat Nabi lainnya.
Para cendekiawan di Universitas Al-Azhar Mesir juga telah mengutuk Iran yang memperbolehkan siaran seri “Mokhtarnameh” dalam bahasa Persia di televisi Iran. Para ulama mengatakan bahwa seri televisi termasuk “menghina para sahabat Nabi, termasuk Abdullah Bin Zubair.”
Para ulama Al-Azhar juga menekankan bahwa Universitas Al-Azhar tidak menerima penghinaan dari sahabat Nabi tersebut.
Al Azhar meminta pihak berwenang Iran segera mengambil tindakan “untuk mencegah pecahnya kekerasan sektarian”.
Sementara itu, Dr Mohamad Rafat Usman, dari Al-Azhar mengatakan bahwa “di bawah ketentuan yang ditetapkan oleh Islam, dilarang melakukan penghinaan setiap manusia, apakah ia hadir atau tidak ada, hidup atau mati, dan ini adalah sesuatu yang disepakati oleh al-Quran dan Sunnah Nabi. “
Usman menambahkan ,”Kita harus selalu mengingat bahwa para sahabat Nabi adalah perantara antara kami dan Nabi, karena kami tidak akan tahu al-Quran tanpa mereka, untuk itu melalui mereka bahwa Allah memelihara al-Quran setelah menghafalkan kata Tuhan Yang Maha Esa dengan hati, memelihara bagi yang datang sesudah mereka … sehingga mereka layak di hormati. “ ( https://www.nahimunkar.org/al-azhar-marah-memprotes-serial-tv-iran-menghina-sahabat ).
Selayaknya Pesantren Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur berani bersikap menolak Syaikh Al-Azhar yang ini
Dengan demikian, ketika Syaikh Al-Azhar ini dirinya sendiri saja telah dia ingkari, dan lembaga terhormat yang dia pimpin juga dia khianati, maka selayaknya Pesantren Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur berani bersikap menolak Syaikh Al-Azhar yang ini. Sebagaimana MUI Riau telah berani tegas menolak kehadiran dan tampilnya pentolan liberal dari Mesir Dr Nasr Hamid Abu Zayd tahun 2007.
Betapa terhormatnya Gontor, bila menolak kunjungan Grand Syeikh Al Azhar, Dr Ahmad Athayyib, pada 25 Februari 2016 ke Gontor untuk meresmikan gedung serbaguna Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor.
Sebaliknya, bila tetap menerimanya, bahkan dia dipersilakan meresmikan gedung di Gontor; maka jangan salahkan siapa-siapa bila nantinya Gontor dicap sebagai rekanan syiah, antek Quraish Shihab dan cap-cap kurang mengenakkan lainnya, misalnya.
Dalam kaidah telah jelas:
دَرْءُ الْمَفَاسِدِ أَوْلَى مِنْ جَلْبِ الْمَصَالِحِ
(Menghilangkan mafsadat itu lebih didahulukan daripada mengambil sebuah maslahat).
Juga ada kaidah:
لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ
(Tidak boleh berbuat sesuatu yang membahayakan bagi diri sendiri dan bagi orang lain).
Dalam pepatah kita disebutkan: Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada guna.
Sekian.
(nahimunkar.com)
Pilihan dan Posisi Sosial Gontor, dan Relevansinya dengan Kunjungan Syaikh Al-Azhar
Jauhar Ridloni Marzuq
Di antara hikmah kunjungan Syekh Al-Azhar ke Gontor yang saya tangkap, adalah semakin jelas menunjukkan kemoderatan (wasathiyah) Lembaga Pendidikan Gontor.
Ada sebagian pihak yang mengatakan Gontor itu Wahabi karena mengajarkan Tauhid Rububiyah, Uluhiyah dan Asma wa Shifat. Pengamanan super ketat terhadap kedatangan Syekh Al-Azhar adalah karena di Gontor terdapat benih-benih radikalisme.
Lalu di pihak seberangnya, ada yang mengatakan Gontor kemasukan Syiah karena mengundang Syekh Al-Azhar yang -karena dalam salah satu rombongannya ada orang Syiah- dituduh membawa program Syiah.
Kata Syekh Yusuf Al-Qaradhawi, jika kamu diserang dari dua sisi: dipukul dari kanan dan diditendang dari kiri; dihujat dari kanan dan diumpat dari kiri, itu buktinya kamu ada di tengah-tengah. Konsekuensi orang yang berada di tengah-tengah memang begitu, akan dilempar dan difitnah dari dua arah.
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ
“Demikian pula Kami jadikan kamu sebagai umat yang pertengahan, agar kamu sekalian menjadi saksi terhadap umat manusia, dan agar Rasul akan menjadi saksi atas kalian.” (QS Al-Baqarah: 143).
Tidak salah kalau Grand Syekh Al-Azhar bilang Gontor adalah miniatur (أنموذج ملخص) dari Al-Azhar. Beruntunglah kalian yang pernah mencicipi pendidikan di dua benteng wasathiyah ini.
Lebih dari itu, bahkan saya lihat Gontor memiliki apa yang tidak dimiliki oleh Al-Azhar. Jika Al-Azhar seakan hanya bisa menampung pemikiran Asy’Ari, tapi Gontor bisa menampung dan terbuka untuk beragam aliran pemikiran. Dan itu dicontohkan secara konkret oleh kiainya.
Sampai saat ini saya masih kagum dengar sikap keterbukaan dari guru kami Ustadz Hasan Abdullah Sahal. Anak perempuan beliau, Mbak Fisa, disekolahkan di Al-Azhar yang kita tahu sebagai sumber pemikiran Asy’ari. Sementara adiknya, Elbi, dikuliahkan di Madinah yang merupakan kiblat utama aliran Salafi. Padahal kita semua tahu, Salafi dan Asy’ari selama ini susah diakurkan. Tapi perselisihan di luar itu sepertinya tidak berlaku bagi Pak Hasan dan Gontor.
Anda boleh datang dari beragam latar belakang dan aliran, tapi ketika di Gontor semua itu akan dilebur menjadi satu: Islam. Tidak ada embel-embel lain.
Lalu ketika pulang dan keluar dari Gontor, silakan kembali dengan aliran dan pemikiran masing-masing. Anda boleh jadi nahdhiy-sufi seperti Hasyim Muzadi, muhammadiy-tajdidiy seperti Din Syamsuddin, harakiy-hizbiy seperti Hidayat Nurwahid, aqlaniy-‘almaniy seperti Nurcholis Majid, atau bahkan ushuliy-jihadiy seperti Abu Bakar Ba’asyir.
Dan ketika berkumpul dan kembali ke Gontor lagi, perbedaan itupun kembali melebur jadi satu.
Jika proyek utama kunjungan Syekh Azhar adalah menggalang persatuan kaum Muslimin, maka Gontor sejatinya sudah berhasil menerapkan itu. Maka adalah benar sekali ketika Grand Syekh bilang, “Alhamdulillah, Pondok ini telah diberi keberhasilan menjalankan ini. Peran yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh banyak negara-negara Islam sampai saat ini.” Wallahua’lam.
Yth pengelola nahimunkar,
Dengan tulisan ini redaksi melabeli Grand Syaikh al-Azhar dengan label pro-syiah akhirnya redaksi sadar BAHWA ITU SALAH* berkat ceramah pada kunjungannya di Gontor, saya tidak yakin redaksi nahimunkar ikut hadir dalam acara tersebut (silahkan berlogika sendiri dengan judul berita ini), kemungkinan melihat di youtube ato sumber lain
https://www.youtube.com/watch?v=O3sLXcKaoWU
Karena membuat opini berita yang salah, mohon judul & konten berita ini diganti dan membuat berita permohonan maaf agar tidak menimbulkan fitnah dan adu domba umat islam. Hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam: لا يدخل الجنة نمام (saya copas dari komentar sebelumnya)
*Berita-berita redaksi nahimunkar setelah kunjungan Syaik al-Azhar di Gontor yang MEMBUKTIKAN REDAKSI SALAH MELABELI Grand Syaikh al-Azhar dengan label pro-syiah
26 februari 2016 nahimunkar com/syeikh-al-azhar-penyebaran-syiah-wilayah-sunni-menyebabkan-konflik-dan-perang/
26 ferbuari 2016 nahimunkar com/syeikh-ahmad-thayyib-al-azhar-dan-syiah/
nb: foto kedua berita diatas adalah foto kunjungan Grand Syaikh di Gontor
Kayaknya penulis perlu di ajak ke Qiwaqo, Tanzif Ma’an. . . .
Kurang Piknik Kali
Jika antum ingin mempublish berita tolong jangan asal ASBUN, na’udzubillah klo antum ada niatan untuk mengadu domba.
Ga usah dinasihati laaah, antum juga pasti sudah tau apa arti ‘LAA YADKHULUL JANNATA NAMMAAMUM’.
Antum belum tau GONTOR seperti apa?
Pendidikannya bagaimana?
Dsb.
Jika antum berkenan silahkan bersilaturrahim langsung kesana, insya allah antum bakalan tau GONTOR itu seperti apa, jauh dari seperti apa yg antum bicarakan diatas.
.
Jangan sampe situs ini bernama BERITA ISLAM DAN ALIRAN SESAT tapi justru malah antum sendiri yg menyesatkan orang lain.
Situs bodoh
Lihat postingan Nora Burhanuddin di FB biar gak salah sangka woy!
Penulis silahkan lihat dulu rekaman resmi dari channel youtube GontorTV mengenai kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar, semoga ini bisa meluruskan prasangka anda selama ini, di dalamnya ada nasehat dari grand syaikh al-azhar mengenai manhaj al-azhar mulai detik 1:31:00 dan sekelumit tentang gontor.
https://www.youtube.com/watch?v=O3sLXcKaoWU
Semoga kita selalu mendapat hidayah.
Penulis yg terhormat,
Jangan mendikte GONTOR, anda bukan siapa-siapa, dan GONTOR tidak bisa diperintah semaumu itu.
Saya alumni GONTOR, dan mengetahui bagaimana GONTOR berkiprah.
Dan kita alumni GONTOR, sakit hati atas tulisan anda ini. Jangan menabuh genderang perang dengan GONTOR.
Tabayyun lah ke GONTOR, dan minta maaf lah atas kesoktahuan anda ini.
Masyaallah….masyaallah…FITNAH….FITNAH….FITNAH
Berdakwah…berdakwah…PERLU BIL KHIKMAH WAL MAUIDHOH HASANAH…baik dalam perbuatan maupun tulisan maupun omongan…insyaallah antum sudah tahu..lebih pandai dari kami..khususnya saya…
HATI-HATI dalam menulis ya akhi…
Tulisan anda menyakiti para alumni Gontor maupun Azhar…sedunia…sedunia…
SARAN KAMI ; Anda harus Tabayyun ke Gontor dan minta maaf kepada seluruh umat Islam, khususnya Alumni Gontor….itu kalo anda SEORANG MUSLIM yang TAAT…Afwan Akhi
Akhukum Fillah;
Achmad Syarifuddin
Alumni Gontor (tahun 1999) dan ISID (tahun 2004)
Sudaah… perkarakan saja ini kemeja hijau dg tuduhan pencemaran nama baik..
Bismillah… kami sudah lama di Gontor. Anda tidak tahu apa2 tentang Gontor. Tapi kami sendiri yang lebih tahu daripada anda. Hati-hati ketika menulis sebuah artikel. Karena kelak akan ada pertanggung jawabannya.
Saya rasa penulis artikel belum mengetahui apa dan bagaimana pendidikan yang kami para “alumni” terima di Pondok Modern Gontor.
Betapa kami selalu rindu untuk mendengar nasihat dari para kyai di Pondok Modern Gontor
Betapa kata-kata Trimurti pendiri Pondok Modern Gontor seperti yang telah disebutkan dalam komentar-komentar sebelumnya tertanam kuat dan menjadi motto hidup kami
Jadi saya pribadi sebagai seorang alumni Gontor untuk tidak memberikan “cap” seperti yang penulis lakukan pada artikel ini, karena menurut saya yang di undang oleh gontor adalah grand syaikh dari salah satu lembaga pendidikan islam terbaik yang ada saat ini dan bukan individunya
Gontor tidak pernah salah dalam memilih dan menentukan karna berpegang teguh dengan Allah,buktinya saja Indonesia yang semakin kocar kacir tapi gontor tetap tenang tenang aja
Ternyata yang komentar banyak yang terindikasi syi’ah…. bisa jadi para komentator ini orangnya hanya satu atau setidaknya satu kelompok , yaitu kelompok syi’ah + liberal….namun menggunakan akun yang bermacam macam sehingga terkesan mengeroyok ustadz hartono hafidzahullah….teruskan perjuanganmu ustadz. hancurkan syiah dan antek anteknya dari NKRI….
Afwan akhi, kami bukan terindikasi syiah seperti yang anda dakwakan, anda pasti tahu apa itu fitnah. Saya hanya salah satu alumni gontor yang sudah dididik 24 jam dari bangun tidur sampai bangun tidur lagi. setiap yang kami lihat, dengar, rasakan adalah pendidikan. Jadi kami yg paling merasakan bagaimana dan seperti apa pendidikan, fikrah, manhaj, pemikiran yang diberikan Gontor kepada kami.
Ust Hartono, seyogyanya ustadz berkenan berkunjung dan tabayyun ke Gontor mengenai hal ini dan tidak serta merta membuat opini publik yg keliru, bukankah hal ini yg diperintahkan Allah dan RasulNya kepada sesama muslim? Pastinya ust sangat hafal mengenai dalil-dalilnya, mohon diamalkan dan pastinya ust tahu bagaimana adab cara menasehati sesama muslim.
Na’udzubillah tsuma na’udzubillah, semoga artikel ini BUKAN karena untuk mengejar traffik pengunjung web yang tinggi sehingga menyakiti sesama muslim apalagi menimbulkan fitnah.
Jazakumullah
Anda belum akan tau apa-apa tentang gontory sebelum anda masuk melihat merasakan sendiri didalamnya…cara anda mengklaim para komentator disini dengan cara sepihak memperlihatkan betapa dangkalnya pengetahuan anda
pisuhono sak karepmu, bendera Gontor tetap berkibar. diatas hanya Allah, dibawah hanya tanah.
media seperti ini seharusnya tabayun dulu sebelum memberitakan tentang Gontor. ingat dan camkan, Gontor berdiri diatas dan untuk semua golongan
Antum (penulis) pasti belum pernah belajar di Gontor kan? sudah pernah kesana?
Sejak berdirinya tahun 1926 sampai saat ini manhaj dan pemikiran Gontor tetap sama
Abu bakar ba’asyir (yang mungkin antum takzim dengan beliau), Din syamsuddin (Muhammadiyah), Hasyim Muzadi (Nahdatul Ulama), Hidayat nur wahid (Tarbiyah), Dr Hamid fahmi zarkasyi (yang antum sebut diatas yg kontra dengan syiah) adalah contoh lulusan Gontor, tapi gontor BUKAN mereka.
Gontor tidak perlu penghormatan antum karena yang ana rasa Gontor sudah sangat berjasa dan terhormat dengan apa yang telah dilakukan Gontor untuk pendidikan dan mencetak pendidik-pendidik, menurut ana tidak selayaknya antum menyebarkan fitnah dan kebencian karena akan ditentang oleh semua orang dan yang pernah mengalami bagaimana pendidikan di gontor
Akhukum fillah
Nasyru munkar wal jamaah….Kalau adab terhadap ‘ulama, kebencian telah menyebar dan kedengkian telah menghinggapi diri…yah begini jadinya….cacilah Gontor sekenyangmu, pujilah Gontor setinggi langit..begitulah ia, kokoh, tetap, tak tergoyah.. seperti batu karang menjulang tinggi, walau badai dan hujan, serta panas….
piknik dulu kalau mau nulis….
Situs Nahi Munkar ini kerjaannya nyebar kemunaran.
Jangan Gunakan ketololan dan kedunguan untuk menulis berita, tapi gunakan kecerdasan dan intelektualitas…
لا يدخل الجنة نمام
GONTOR BERDIRI DI ATAS SEMUA GOLONGAN
Apa al azhaar mesir mengkhalaalkan zina mut’ah?
“Jangan jadi ORANG BUTA yg meraba gajah, atau MONYET yg makan manggis” -Pimpinan PMDG.
Banyak di luar sana yg nggak tau Gontor, tapi sok ngomentarin Gontor. Gontor sudah kenyang dikomentari, sudah kenyang sepertu ini, tapi tetap berkiprah untuk masyarakat Islam.
Situ penulis udah berbuat apa?
Namimah gak bakalan cium bau surga.. penulis juga ele. Ga ada nama penulisnya. Hahahaha..
Apa al azhaar mesir mengkhalaalkan zina mut’ah.
1.ada teman berkata bahwa dia syiah ali r.a., yg tak kafirkan umar,abubakar,utsmaan r.a.
2.ada yg berpendapat bahwa syiah sudah tak ada setelah hasan b ali r.a. dg muawiyah r.a.berdamai.
No 1 bisa dibolehkan?
Media yg seperti inilah yg akan memecah belah umat islam. Pikir dulu sebelum bertindak.
“GONTOR BERDIRI DI ATAS DAN UNTUK SEMUA GOLONGAN “
toh penulis di tulisan ini tidak berani menyertakan nama penulis aslinya
hanya menuliskan situs tempat ia menulis.
tidak bertanggung jawab dengan apa yang sudah ia tulis.
jangan-jangan malah tulisan diatas yang sesat
Gontor yang mengundang Grand Syaikh masa harus menolak tamu yang diundangnya.
Logika?
.
Berdiri diatas dan untuk semua golongan.
Gontor sendiri yang mengundang tuan gurunya kok anda menyarankan menolak kedatangan nya
Entah sampai kapan situs nahimunkar.com ini terus memporak-porandakan islam, memecah belah umat Islam dan menebar kebencian diantara umat Islam… semoga adminnya diberi petunjuk oleh Allah swt.
Entan sampai kapan situs nahimunkar.com ini terus memporak-porandakan islam, memecah belah umat Islam dan menebar kebencian diantara umat Islam…
Entah sampai situs wahabi nahimungkar.com ini terus memporak-porakdakan Islam dari dalam…
si penulis belum pernah ke gontor
si penulis belum pernah ke mesir dan azhar
si penulis juga nggak kenal dengan sang syeikh
si penulis ngantuk
si penulis perlu minum la tansa
jangan seperti penulis
Sipenulis belum pernah kena mahkamah riayah
yang bikin jelek nama islam ternyata bukan menteri yang memblokir situs2 islam
tapi ternyata situs islam itu sendiri yang menjelekkan nama islam di indonesia
Pemahaman yg bodoh.. syp si yg nulis ini? Saya Alumni Gontor…
Perlu anda ketahui, syiah itu sesat tp tp tdk kafir.. klo kafir udh pasti sesat.
Syekh thayyib jg sdh mengatakan bahwa sunni hrus menangkal penyebaran syiah..
JADI BEGINI SITUS (BERITA ISLAM – DAN ALIRAN SESAT)
Penulis belum kenal Gontor.
Penulis belum paham pola pikir pendiri Gontor.
Hanya menerka-nerka, melihat dari luarnya, tidak melihat dari dalam dan sejarah aslinya.
Gontor paham Syiah.
Gontor juga paham cara berpolitik dengan orang-orangnya.
Gontor tahu kepentingan.
Gontor menyatakan kebenaran, bukan membenarkan kenyataan
Jangan seperti orang buta meraba gajah,
atau seperti kera memakan manggis.
Sayangnya gontor tidak gila dengan kehormatan…
Saya alumni gontor dan AZHAR. Tidak merasa di ajak bersyiah,, alhamdulillah muslim sampai sekarang. Kami mendukung syekh AZHAR, kami mendukung gontor bukan propaganda seperti tulisan ini. Salam persatuan