ISRAEL KHIANATI GENCATAN SENJATA
EMPAT PETANI GAZA TEWAS
JALUR GAZA, Bagi zionis Israel, kesepakatan genjatan senjata hanya omong kosong. Rakyat Palestina kembali tersungkur meregang nyawa ditembus peluru militer zionis itu. Empat warga Palestina itu meninggal dunia di Jalur Gaza hari Jumat (23/11), salah satunya ditembak mati oleh tentara Israel saat melakukan unjuk rasa di dekat perbatasan, dan tiga lainnya akibat luka serangan udara zionis.
Mengutip petugas medis dan saksi mata, kantor berita Xinhua pada Jumat melaporkan, tentara Israel yang ditempatkan di dekat perbatasan menembakkan senjatanya pada Jumat pagi ke arah sekelompok petani Palestina yang datang memeriksa lahan pertanian mereka, setelah serangan udara Zionis selama 8 hari.
“Jumat dini hari, sekelompok petani berusaha mendektati lahan pertanian mereka yang bersebelahan dengan garis perbatasan antara wilayah timur Gaza dengan kota Khan Younis dan Israel … Enam petani terluka saat serdadu Israel menembak langsung ke arah mereka,” kata seorang saksi pada Xinhua.
Pasca penembakan, puluhan warga sekitar berjalan menuju pagar perbatasan. Seorang pengunjuk rasa yang berlari mendekati pagar dengan membawa bendera Palestina ditembak mati, sementara 19 orang lainnya luka-luka akibat tembakan tentara zionis.
Ashraf Al Qidra, jurubicara Kementerian Kesehatan pemerintah Hamas kepada para wartawan mengatakan bahwa pemuda berusia 20 tahun yang ditembak mati itu bernama Anwar Abdul Hadi Qudeih. Sedangkan 25 orang lainnya mengalami luka ringan hingga serius akibat tembakan tentara Israel.
Sami Abu Zuhri jurubicara Hamas dalam pernyataan pers yang dikirim lewat email kepada para reporter mengatakan, Israel telah melanggar kesepakatan gencatan senjata. “Kami yakin ini adalah pelanggaran pertama atas kesepakatan itu dan kami telah mengontak Mesir, sponsor yang menjembatani kesepakatan gencatan senjata. Hamas belum memutuskan bagaimana menanggapi pelanggaran Israel atas perjanjian ini,” kata Abu Zuhri.
Sementara militer Israel berdalih, awalnya memberi tembakan peringatan ke udara, kemudian ke arah kaki-kaki orang Palestina ketika sebagian di antara mereka berusaha menerobos pagar pembatas dan memasuki wilayah Israel”Pagi hari ini, 300 orang Palestina mendekati pagar pembatas sebelah selatan sepanjang Jalur Gaza di sejumlah lokasi berbeda, memulai melakukan kerusuhan dan merusak pagar,” kata jurubicara tentara Zionis membela diri.
“Pasukan IDF di area itu bertindak untuk menjauhkan para perusuh dari pagar,” imbuhnya.
Lakukan Genosida
Apa yang dilakukan militer Israel selama serangan delapan hari dibumi Palestina, menurut Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, Jumat, adalah pembersihan bangsa (genosida) di Gaza. Dia menegaskan serangan udara negara Yahudi itu tidak dapat dianggap membela diri. “Israel melakukan pembersihan bangsa dengan mengabaikan perdamaian di kawasan ini dan melanggar hukum antarbangsa,” kata Erdogan mengulangi pernyataannya.
“Ia (Israel) berusaha menduduki wilayah Palestina selangkah demi selangkah,” jelasnya.
Perdana menteri itu menyatakan serangan udara Israel terhadap Gaza tidak bisa dianggap pertahanan diri dan menuduh negara Barat membantu yang disebut negara teroris dengan memaklumi kekerasannya di Timur Tengah. “Cepat atau lambat, Israel akan menjawab untuk darah tak berdosa, yang ditumpahkannya,” katanya.
Sebelumnya, Erdogan menyesalkan Perserikatan Bangsa-bangsa menutup mata pada serangan Israel terhadap rakyat Palestina dan menuduh badan dunia tersebut berstandar ganda terhadap Muslim.
Sebelumnya, Israel secara membabi buta menggempur Jalur Gaza sejak 14 November. Sedikitnya 1.500 serangan udara dilancarkan dengan Hamas sebagai sasaran utama. Serangan selama delapan hari itu menewaskan 161 warga Jalur Gaza, 71 di antaranya warga sipil. Itu merupakan serangan terburuk sejak Israel menyerbu Gaza empat tahun lalu. Sebaliknya, balasan roket Hamas hanya menewaskan lima warga Israel.
Serangan Israel itu juga meluluhlantakkan sejumlah gedung pemerintah, seperti kantor kementerian dalam negeri, kantor-kantor polisi, serta sejumlah apartemen. Kantor-kantor yang luput dari serangan Israel, kemarin, masih tutup seiring dengan diberlakukannya hari libur.
Ekonom lokal Omar Shaban memperkirakan kerusakan fisik yang dialami Gaza akibat serangan Israel mencapai US$250 juta. Karena itu, dia mengharap simpati dari negara-negara Arab untuk membantu membangun kembali Gaza.
Di lain pihak, Israel juga menanggung biaya yang tidak sedikit untuk mengoperasikan Iron Dome, sistem pertahanan yang menangkal serangan roket-roket Hamas. Selama delapan hari pertempuran, biaya pengoperasian sistem pertahanan produksi bersama dengan AS itu mencapai US$25 juta hingga US$30 juta.
Namun, kubu Israel menilai biaya besar itu sebanding dengan hasil yang mereka peroleh. Militer Israel mengklaim rudal pencegat yang digerakkan radar itu memiliki tingkat keberhasilan 90%. Sistem itu berhasil merontokkan 421 dari 1.500 roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza sejak 14 November hingga Rabu (21/11). “Andai Iron Dome diperdagangkan di bursa saham (Tel Aviv) atau Nasdaq, harganya bisa berlipat beberapa kali,” ungkap Menteri Pertahanan Sipil Israel Avi Dichter kepada Israel Radio, Jumat kemarin.
Sementara itu Kelompok Jihad Islam Palestina menilai, gencatan senjata yang baru saja berlangsung tidak dapat didefiniskan sebagai akhir dari konflik. Peperangan dengan Israel pun masih akan berlanjut. “Pertempuran dengan musuh (Israel), belum berakhir. Pilihan kami adalah berperang dan mendapatkan senjata untuk melindungi warga kami,” ujar salah seorang anggota Brigade Al-Quds.
Usai gencatan senjata berlangsung, Pemimpin Jihad Islam Ramadan Shallah juga langsung mengeluarkan pernyataannya. Shallah menegaskan, fraksinya siap mengangkat senjata bila Negeri Yahudi itu mengkhianati proses gencatan senjata. “Apa yang saat ini terjadi adalah kegagalan yang biasa dialami Israel. Kami akan terus melakukan apapun guna mempertahankan diri,” ujar Shallah. (h/bbc/xhn/rol) Sabtu, 24 November 2012 01:49 HALUAN
Ilustrasi: wartanews.com
(nahimunkar.com)