Jelang Idul Adha, Teroris dari Gereja Tolikara Papua Masih Mempersulit Umat Islam
Kelompok teroris Gereja Injili di Indonesia (GIDI) di Tolikara Papua masih tetap angkuh dengan sikap intolerannya.
GIDI mempersulit umat Islam di Tolikara yang akan melaksanakan ibadah Idul Kurban. Kelompok radikal itu meminta syarat jika kaum Muslimin ingin berlebaran.
***
Jika Mau Idul Adha, Muslim Tolikara Harus Penuhi Syarat GIDI
Sabtu, 05/09/2015 23:40:04
Masjid dan sejumlah kios milik umat Islam di Tolikara dibakar oleh massa Gereja GIDI
Jakarta (SI Online) – Meski sudah diprotes banyak pihak karena melakukan kekejian dengan membakar masjid dan menyerang jamaah shalat Idul Fitri, kelompok teroris Gereja Injili di Indonesia (GIDI) di Tolikara Papua masih tetap angkuh dengan sikap intolerannya.
Jelang Idul Adha, GIDI mempersulit umat Islam di Tolikara yang akan melaksanakan ibadah Idul Kurban. Kelompok radikal itu meminta syarat jika kaum Muslimin ingin berlebaran.
Tokoh Islam Karubaga, Kabupaten Tolikara, Ustaz Ali Muchtar mengungkapkan bahwa dalam pertemuan dengan sejumlah tokoh agama, pejabat pemerintah dan aparat keamanan di Tolikara, pihak GIDI memberikan 3 syarat antara lain;
“Pertama, mereka minta nama baik GIDI dibersihkan,” ujar Ustaz Ali seperti dilansir Kiblat.net Sabtu (5/9/2015).
Pasalnya, pihak GIDI mengaku sejak meletusnya Tragedi Tolikara pada saat perayaan Idul Fitri lalu, nama GIDI menjadi kurang baik.
Kedua, GIDI minta dua tersangka yang ditangkap oleh Polda Papua segera dibebaskan.
Ketiga, GIDI minta kasus ini diselesaikan secara adat, tidak menggunakan hukum positif.
“Jika ketiga hal itu dipenuhi, barulah kaum Muslimin bisa berlebaran. Tapi jika tidak dipenuhi maka mereka tak bisa memberikan jaminan,” ujar Ustaz Ali.
Kendati demikian, Ustaz Ali menegaskan, Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan meminta agar pihak GIDI menghormati bahwa dalam Tragedi Tolikara semua sama di mata hukum. Sehingga, hukum positif tetap berjalan sebagaimana mestinya.
red: adhila/si online
(nahimunkar.com)