Kata Abu Jahal tentang Pribadi Nabi Muhammad
Kata Abu Jahal tentang Pribadi Nabi Muhammad
Ilustrasi Cover Buku Ensiklopedi Sejarah Islam. Foto/ Pustaka Al-Kautsar Jakarta.
(Arrahmah.com) – Al-Masur bin Mukhramah, keponakan Abu Jahal, anak dari saudari perempuannya, bertanya kepada Abu Jahal tentang pribadi Muhammad bin Abdullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Wahai pamanku, apakah kalian menuduh Muhammad itu berdusta sebelum ia mengatakan apa yang dia katakan sekarang ini -yakni risalah kenabian-?”
“Wahai anak saudariku, demi Allah! Sungguh sewaktu Muhammad masih seorang pemuda, ia digelari al-amin (yang terpercaya) di tengah-tengah kami. Kami sama sekali tak pernah mencoba menyebutnya berdusta.”, kata Abu Jahal.
Keponakannya kembali bertanya, “Wahai paman, mengapa kalian tidak mengikutinya?”
Abu Jahal menjawab, “Keponakanku, kami dan bani Hasyim selalu bersaing dalam masalah kemuliaan. Jika mereka memberi makanan, kami juga memberi makanan. Jika mereka menjamu dengan minuman, kami juga demikian. Jika mereka memberi perlindungan, kami juga melakukannya. Sampai-sampai kami sama-sama duduk di atas hewan tunggangan untuk berperang, kami (dan bani Hasyim) sama dalam kemuliaan. Kemudian mereka mengatakan, ” ‘Di kalangan kami ada seorang Nabi (Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam)’. Kapan kabilahku bisa menyamai kemuliaan ini?”
Inilah alasan Abu Jahal menolak beriman. Bukan karena Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu berdusta. Tapi yang menghalanginya adalah kesombongan. Jika dia beriman, berarti kabilahnya kalah dalam kemuliaan. Kabilahnya kalah gengsi dengan bani Hasyim. Dan di zaman sekarang, alasan ini pula yang menjadi latar belakang seseorang menolak kebenaran.
Di hari Perang Badar, al-Akhnas bin Syuraiq bertanya kepada Abu Jahal, “Abul Hakam (sebutan Abu Jahal di tengah kafir Quraisy), beritahu aku tentang Muhammad. Apakah ia orang yang jujur atau pendusta? Karena di sini tak ada seorang Quraisy pun selain aku dan engkau yang mendengar pembicaraan kita.”
Abu Jahal menjawab, “Celaka engkau! Demi Allah, sungguh Muhammad itu seorang yang jujur. Dia sama sekali tak pernah berbohong. Tapi, kalau anak-anak Qushay dengan al-liwa’ (mengatur urusan perang), hijabah (memegang kunci Ka’bah dan pengaturannya), siqayah (memberi jamaah haji minum), dan juga nubuwwah (kenabian), Quraisy yang lain kebagian apa?” (Ibnul Qayyim, Hidayatul Hayara, Hal: 50-51).
Kisah ini dinukil dari kitab Wa Syahida Syahidun min Ahliha oleh Raghib as-Sirjani.
(*/Arrahmah.com), Oleh Fath Pada 3/01/2021 16:39
(nahimunkar.org)
Ayat Bibel, Yang membuat Islam,Kristen Protestan,saksi Jehovah,Yahudi….senang dan setuju dan sependapat…
Namun akan dimusuhi umat katolik,hindu,budha….
oleh pengrajin patung dan seniman….
…bahwa apa yang dibuat oleh tangan manusia bukanlah dewa..(Kisah Rasul 19:26)
atau anda bisa baca alkitab digital anda download digoogle playstore…
“Alkitab deutrokanonika”
Anda cari kata “patung”,”Berhala”,”Buatan tangan manusia”
anda akan lihat persamaan ajaran antara Kristen Protestan,Saksi Jehovah,Islam dan Yahudi
yang sama sama menentang pemujaan patung dan berhala dan buatan tangan manusia…
tapi pengetahuan ini bukan untuk menyerang orang yang tak sekeyaninan dengan kita…
atau merugikan orang lain… yaitu seniman pedagang patung…
seniman pembuat patung… sebaiknya menjelaskan bahwa patung mereka bukanlah Tuhan yang sebenarnya
sapaya orang beragama dan bertuhan tidak tersesat…..
karena patung sendiri itu seperti foto… foto tokoh yang kita cintai….tapi bukan tokoh itu sendiri…
tapi replikanya tiruannya yang diwujudkan dan dibuat dari benda mati seperti batu,kayu,logam……..
semoga Allah memberi petunjuk ampunan berkat keselamatan rahmat karunia rezeki kepada kita semua dan seluruh manusia…