Kenapa Ulama Mendesak Pemerintah untuk Melarang Syiah
Ilustrasi: Milisi pemberontak bersenjata Syiah Al Haouthi di Yaman/ foto hidcom
Mudzakarah ulama se- Jawa Tengah di Solo, Ahad (12/11 2017), menekankan kepada pemerintah untuk mengambil tindakan tegas, dan berhati-hati terhadap aliran sesat Syiah yang dinilai berpotensi menghancurkan NKRI.
Acara yang dihadiri para ulama dari berbagai kota di Jawa Tengah itu menghadirkan pembicara dari Jakarta, Ustadz Fahmi Salim dari MUI Pusat, dan Ustadz Hartono Ahmad Jaiz da’i dan penulis buku-buku Islam.
Ulama se Jawa Tengah foto bersama setelah acara Muzakarah Ulama, di Madinah Hotel Solo, Ahad, (12/11/2017). IST
Mudzakarah Ulama se-Jawa Tengah mengimbau kepada seluruh stakeholder dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk terus mewaspadai gerakan Syiah didalam ritual keagamaan mereka yang selalu mengekspresikan ideologi permusuhan antar anak bangsa seperti pada perayaan Karbala dan Idul Ghadir (berisi kecaman terhadap para sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal para sahabat itu adalah orang-orang yang dipuji oleh Allah Ta’ala, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta sangat dihormati oleh Umat Islam sedunia dari zaman ke zaman sampai kini dan yang akan datang).
Kenapa para ulama Tekankan Pemerintah Ambil Tindakan Tegas Mencegah Syiah, karena yang berwewenang untuk mencegah alias melarangnya adalah pemerintah.
Secara pengertian agama, ulil amri (yang memegang urusan umat) itu adalah penguasa dan ulama. Kalau memang ulama diberi kuasa untuk melarang, sebenarnya boleh. Karena di sini ulama tidak diberi wewenang itu, maka para ulama menyuara terhadap penguasa / pemerintah.
Bila ulama menyuara tapi tidak digubris, itu artinya pemerintah telah mengingkari jati dirinya sendiri, sebagai pemegang amanah. Bila sudah demikian, maka ulama dan umat bisa menyikapinya dengan semacam mosi tidak percaya, dan itu dampaknya tidak akan menguntungkan bagi penguasa. Maka walau suara ulama ini mungkin dianggap sepele bagi sebagian orang, namun kalau tidak direspon dengan baik, ketidak percayaan itu akan menebal dan menguat. Apalagi ketika disertai doa kepada Allah Ta’ala dengan ikhlas. Fir’aun yang super gagah perkasa pun telah Allah tenggelamkan di laut bersama wadyabalanya.
(nahimunkar.org)
Setuju dengan ulama se Jawa Tengah tentang menyikapi masalah syiah
Sudahlah gak usah ngurusi syi’ah, ente baca 10 buku tentang syi’ah belum akan paham jika ente tidak peneilitian lapangan. Sebab tuduhan yang ente keluarkan adalah tuduhan daur ulang sejakdari ibnu Taimiyah yang memang sangat benci pada Ali dan mengkultuskan Mu’awiyah si pengkhianat. Bukankah dalam kosep Ahlu Sunnah bughat itu dilarang dan haram dilakukan. Tetapi lihat perang siffin, perang nahrawan dan perang jamal siapa pelakunya. Aisyah adalah mertua Ali, aneh dia memberontak pada Ali, apakah masalahnya tidak bisa dibicarakan dengan baik-baik? Kalau dengan Mu’awiyah sih semua orang sudah tahu, bahwa Mu’awiyah itu sangat ambisius terhadap kekuasaan.