Kesesatan Kitab Barzanji, Qashidah Burdah, dan Maulid Syarafil Anam
Muqaddimah
Kitab Barzanji adalah kitab yang sangat popular di kalangan kaum Muslimin di Indonesia. Kitab ini merupakan bacaan wajib pada acara-acara Barzanji atau diba’ yang merupakan acara rutin bagi sebagian kaum muslimin di Indonesia.
Kitab Barzanji ini terkandung di dalam kitab Majmu’atu Mawalid wa-Ad’iyyah yang merupakan kumpulan dari beberapa tulisan seperti: Qoshidah Burdah, Maulid Syarafil Anam, Maulid Barzanji, Aqidatul Awwam, Rotib al-Haddad, Maulid Diba’i, dan yang lainnya.
Kitab yang popular ini di dalamnya banyak sekali penyelewengan-penyelewengan dari syari’at Islam bahkan berisi kesyirikan dan kekufuran yang wajib dijauhi oleh setiap Muslim. Karena itulah Insya Allah dalam pembahasan kali ini akan kami jelaskan kesesatan-kesesatan kitab ini dan kitab-kitab yang menyertainya dalam kitab, sebagai nasehat keagamaan bagi saudara-saudara kaum muslimin dan sekaligus sebagai jawaban kami atas permintaan sebagian pembaca yang menanyakan isi kitab ini. Dan sebagai catatan bahwa cetakan kitab yang kami jadikan acuan dalam pembahasan ini adalah cetakan PT. Al-Ma’arif Bandung.
Maulid Barzanji dan Kesesatan-Kesesatannya
Maulid Barazanji yang terkandung dalam kitab Majmu’atu Mawalid wa Ad’iyyah ini dalam halaman 72-147, di dalamnya terdapat banyak sekali kesalahan-kesalahan dalam aqidah, seperti kalimat-kalimat yang ghuluw(melampaui batas syar’I) terhadap Nabi, kalimat-kalimat kekufuran, kesyirikan, serta hikayat-hikayat lemah dan dusta.
Di antara kesesatan-kesesatan kitab ini adalah:
1. Mengamini Adanya “Nur Muhammad”
Penulis berkata dalam halaman 72-73:
وأصلى و أسلم على النور الموصوف بالتقدم و الأولية
Dan aku ucapkan selawat dan salam atas cahaya yang disifati dengan yang dahulu dan yang awal
Kami katakan: ini adalah aqidah Shufiyyah yang batil, orang-orang Shufiyyah beranggapan bahwa semua yang ada di alam semesta ini diciptakan dari nur (cahaya) Muhammad kemudian bertebaran di alam semesta. Keyakinan ini merupakan ciri khas dari kelompok Shufiyyah, keyakinan mereka ini hampir-hampir selalu tercantum dalam kitab-kitab mereka.
Ibnu Atho as-Sakandari berkata: “Seluruh nabi diciptakan dari Ar-Rohmah dan Nabi kita Muhammad adalah ‘Ainur Rahmah.” (Lathaiful Minan hal. 55)
Merupakan hal yang diketahui setiap muslim bahwasanya Rasulullah adalah manusia biasa yang dimuliakan oleh Allah dengan risalah-Nya sebagaimana para rasul yang lainnya, Allah berfirman:
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا(110)
“Katakanlah:”Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku:”Bahwa sesungguhnya Ilah kalian itu adalah Ilah Yang Esa”.” (QS. Al-Kahfi : 110)
- Membawakan Hikayat-HikayatDusta Seputar Kelahiran Nabi
Penulis berkata dalam halaman 77-79 dari kitab Majmu’atu Mawalid wa Ad’iyyah ini:
و نطقت بحمله كل دابة لقريش بفصاح الألسن العربية
و خرت الأسرة و الأصنام على الوجوه و الأفواه
و تباشرت وحوش المشارق و المغارب و دوابها البحرية
حضر أمه ليلة مولده اسية و مريم في نسوة من الحظيرة القدسية
Dan memberitahukan tentang dikandungnya beliau setiap binatang ternak Quraisy dengan Bahasa Arab yang fasih!
Dan tersungkurlah tahta-tahta dan berhala-berhala atas wajah-wajah dan mulut-mulut mereka!
Dan saling memberi kabar gembira binatang-binatang liar di timur dan di barat beserta binatang-binatang lautan!
Saat malam kelahirannya datang kepada ibunya Asiyah dan Maryam beserta para wanita dari surga!
Kami katakan: Kisah ini adalah kisah yang lemah dan dusta sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama hadits. (Lihat Siroh Nabawiyyah Shohiihah 1/97-100)
- Bertawassul denga Dzat Nabi
Penulis berkata pada halaman 106 dari kitab Majmu’atu Mawalid wa Ad’iyyah ini:
و نتوسل إليك بشرف الذات المحمدية
و من هو آخر الأنبياء بصورته و أولهم بمعناه
وبآله كواكب أمن البرية
Dan kami bertawassul kepadaMu dengan kemuliaan dzat Muhammad
Dan yang dia adalah akhir para nabi secara gambaran dan yang paling awal secara makna
Dan dengan para keluarganya bintang-bintang keamanan manusia
Kami katakan: Tawassul dengan dzat Nabi dan keluarganya serta orang-orang yang sudah mati adalah tawassul yang bid’ah dan dilarang. Tidak ada satupun doa-doa dari Kitab dan Sunnah yang terdapat di dalamnya tawassul dengan jah atau kehormatan atau hak atau kedudukan dari para makhluk. Banyak para imam yang mengingkari tawasssul-tawassul bid’ah ini. al-Imam Abu Hanifah berkata: “Tidak selayaknya bagi seorang pun berdoa kepada Allah kecuali denganNya, aku membenci jika dikatakan: “Dengan ikatan-ikatan kemuliaan dari arsyMu, atau dengan hak makhlukMu.” Dan ini juga perkataan al-Imam Abu Yusuf. (Fatawa Hindiyyah 5/280)
Syeikh al-Albani berkata: “ Yang kami yakin dan kami beragama kepada Allah dengannya bahwa tawassul-tawassul ini tidaklah diperbolehkan dan tidak disyari’atkan, karena tidak ada dalil yang bisa dijadikan hujjah padanya, tawassul-tawassul ini telah diingkari oleh para ulama ahli tahqiq dari masa ke masa.” (at-Tawassul anwa’uhu wa Ahkamuhu hal. 46-47)
- Menyatakan Bahwa Kedua Orang Tua Nabi Dihidupkan Lagi dan Masuk Islam
Penulis berkata dalam halaman 114:
وقد أصبحا والله من أهل الإيمان
و جاء لهذا في الحديث شواهد
فسلم فإن الله جل جلاله
قدير على الإحياء فى كل أحيان
Dan sesungguhnya keduanya (Abdullah dan Aminah) telah menjadi ahli iman
Dan telah datang hadits tentang ini dengan syawahidnya (penguat-penguatnya)
Maka terimalah karena sesungguhnya Allah mampu menghidupkan di setiap waktu
Kami katakan: Hadits tentang dihidupkannya kedua orang tua Nabi dan berimannya keduanya kepada Nabi adalah hadits yang dusta. Syaikh Ibnu Taimiyyah berkata: “Hadits ini tidak shohih menurut ahli hadits, bahkan mereka sepakat bahwa hadits itu adalah dusta dan diada-adakan…Hadits ini di samping palsu juga bertentangan dengan al-Qur’an, hadits shohih dan ijma.”(Majmu’ Fatawa 4/324)
- Berdoa dan Beristighotsah kepada Nabi
Penulis berkata dalam halaman 1114:
يا بشير يا نذير
فأغثني و أجرني يا مجير من السعير
يا ولي الحسنات يا رفيع الدرجات
كفر عني الذنوب و اغفر عني السيأت
Wahai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan
Tolonglah aku dan selamatkan aku, wahai penyelamat dari neraka Sa’ir
Wahai pemilik kebaikan-kebaikan dan pemilik derajat-derajat
Hapuskanlah dosa-dosa dariku dan ampunilah kesalahan-kesalahanku
Kami katakan: Ini adalah kesyirikan dan kekufuran yang nyata karena penulis berdoa kepada Nabi dan menjadikan Nabi sebagai penghapus dosa, dan penyelamat dari azab neraka, padahal Allah berfirman:
قُلْ إِنَّمَا أَدْعُو رَبِّي وَلَا أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا(20)قُلْ إِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا رَشَدًا(21)قُلْ إِنِّي لَنْ يُجِيرَنِي مِنَ اللَّهِ أَحَدٌ وَلَنْ أَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا(22)
“Katakanlah: “Sesungguhnya Aku hanya menyembah Rabbku dan akau tidak mempersekutukan sesuatupun denganNya.” Katakanlah: “Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan suatu kemudharatan pun kepadamu dan tidak pula suatu kemanfaatan.” Katakanlah: “Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorangpun dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali aku tidak akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya.” (QS. Al-Jin: 20-22)
Syaikh Abdur Rohman bin Nashir as-Sa’di berkata: “Katakanlah kepada mereka wahai rosul sebagai penjelasan dari hakikat dakwahmu: “Sesungguhnya Aku hanya menyembah Rabbku dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun denganNya.” Yaitu aku mentauhidkan-Nya, Dialah Yang Maha Esa tidak ada sekutu bagi-Nya. Aku lepaskan semua yang selain Allah dari berhala dan tandingan-tandingan, dan semua sesembahan yang disembah oleh orang-orang musyrik selain-Nya. “Katakanlah: “Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan suatu kemudharatan pun kepadamu dan tidak pula suatu kemanfaatan.” Karena aku adalah seorang hamba yang tidak memiliki sama sekali perintah dan urusan. .” Katakanlah: “Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorangpun dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali aku tidak akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya.” Yaitu tidak ada seorang pun yang dapat aku mintai perlindungan agar menyelamatkanku dari adzab Allah. Jika saja Rasulullah yang merupakan makhluk yang paling sempurna, tidak memiliki kemadhorotan dan kemanfaatan, dan tidak bisa menahan dirinya dari Allah sedikitpun, jika Dia menghendaki kejelekan padanya, maka yang selainnya dari makhluk lebih pantas untuk tidak bisa melakukan itu semua.” (Tafsir al-Karimir Rohman hal. 1522 cet. Dar Dzakhoir)
Ayat-ayat di atas dengan jelas menunjukkan atas larangan berdo’a kepada Rasulullah dan bahwa Rasulullah tidak bisa menyelamatkan dirinya dari adzab Allah apalagi menyelamatkan yang lainnya !
Qoshidah Burdah Dan Kesesatan-Kesesatannya
Qoshidah Burdah terkandung dalam kitab Majmu’atu Mawalid wa Ad’iyyah di dalam halaman 148-173. Qoshidah ini ditulis oleh Muhammad al-Bushiri seorang tokoh tarikat Syadziliyyah.
Qoshidah Burdah adalah kumpulan bait-bait sya’ir yang di dalamnya terdapat banyak sekali kalimat-kalimat kesyirikan dan kekufuran yang nyata, di antara bait dari qoshidah tersebut adalah:
فإن من جودك الدنيا و ضرتها
ومن علومك علم اللوح والقلم
Maka sesungguhnya dunia dan akhirat adalah dari kemurahanmu wahai Nabi
Dan dari ilmumu ilmu lauh dan qolam (hal 172 dari kitab Majmu’atu Mawalid wa Ad’iyyah)
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin mengomentari perkataan Bushiri di atas dengan berkata: “Ini termasuk kesyirikan yang terbesar, karena menjadikan dunia dan akhirat berasal dari Nabi yang konsekwensinya bahwasanya Allah sama sekali tidak punya peran…” (Qaulul Mufid 1/218)
Maulid Syarofil-Anam dan Kesesatan-Kesesatannya
Maulid Syarofil Anam terkandung dalam kitab Majmu’atu Mawalid wa Ad’iyyah ini dalam halaman 217, dia juga merupakan kumpulan bait-bait sya’ir yang di dalamnya terdapat banyak sekali kalimat-kalimat yang ghuluw terhadap Nabi, di antara contoh-contoh kalimat tersebut adalah:
السلام عليك يا ماحي الذنوب
السلام عليك يا جالي الكروب
Keselamatan semoga terlimpah atas mu wahai penghapus dosa
Keselamatan semoga terlimpah atasmu wahai penghilang duka-duka (kitab Majmu’atu Mawalid wa Ad’iyyah hal. 3 dan 4)
يا رسول الله يا خير كل الأنبياء
نجنا من هاوية يا زكي المنصب
Wahai Rasulullah wahai yang terbaik dari semua Nabi
Selamatkanlah kami dari neraka Hawiyah wahai pemilik jabatan yang suci (hal. 8 dari kitab Majmu’atu Mawalid wa Ad’iyyah)
Kami katakan: Ini adalah kesyirikan dan kekufuran yang nyata karena penulis berdoa kepada Nabi dan menjadikan Nabi sebagai penghapus dosa, penghilang kedukaan, dan penyelamat dari azab neraka, padahal Nabi tidak kuasa mendatangkan suatu kemudhorotan pun dan tidak pula suatu kemanfaatan kepada siapa pun, tiada seorang pun dapat melindunginya dari azab Allah dan tidak akan memperoleh tempat berlindung selain daripada-Nya, sebagaimana dalam ayat 20-22 dari Surat al-Jin di atas.
Kemudian di dalam kitab Maulid Syarofil Anam juga terkandung banyak kisah-kisah yang lemah dan dusta sebagaimana dalam kitab Barzanji di atas, seperti kisah bahwasanya ibunda Rasulullah ketika mengandung beliau tidak merasa berat sama sekali, Rasulullah dilahirkan dalam keadaan sudah dikhitan, bercelak, berhala-berhala jatuh tersungkur, bergoncanglah singgasana Kisro, dan matilah api orang-orang Majusi (kitab Majmu’atu Mawalid wa Ad’iyyah hal. 10-12). Kisah-kisah ini adalah kisah-kisah yang lemah dan dusta sebagaimana dijelaskan oleh para ulama hadits (Lihat Siroh Nabawiyah Sohihah 1/97-100).
(Dipetik dari tulisan Abu Ahmad As-Salafi, Majalah Al-Fuqon, Gresik, edisi 09 tahun VI/ Robi’uts Tsani 1428 /Mei 2007, halaman 41-44).
Fatwa: Maulid Al-Barzanji Bid’ah
Pertanyaan:
Di sisi kami ada yang dinamai dengan Al-Barzanji, yaitu ekspresi untuk berkumpulnya orang-orang lalu mereka mengulang-ulang sierah/ sejarah Rasul dan mereka bershalawat atasnya dengan lagu tertentu dan mereka mengerjakannya itu di sisi kami dalam acara-acara atau dalam pengantenan-pengantenan.
Fatwa:
Al-hamdulillah, shalawat dan salam atas Rasulillah dan atas keluarganya dan sahabatnya. Adapun setelah itu: Maka ini adalah perkara muhdats (diada-adakan secara baru, kata lain dari bid’ah, red), tidak pernah dikerjakan oleh (para sahabat) orang sebaik-baik ummat ini sesudah nabinya, yaitu mereka para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta agungnya kecintaan mereka terhadap beliau. Seandainya itu baik maka pasti mereka telah mendahului kita kepadanya.
Kita wajib mengagungkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan kita saling mengkaji sierah/ sejarah beliau agar kita mendapatkan petunjuk dengan pentunjuk beliau dan mengikuti jejak beliau, tetapi beserta ikut kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal yang disyari’atkannya, dan tidak membuat-buat ibadah-ibadah baru yang beliau tidak membawakannya, atau tambahan atas ibadah-ibadah yang telah disyari’atkannya. Karena hal itu termasuk sebab-sebab ditolaknya amal atas pelakunya. Maka sungguh telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيهِ أمرُنا فَهُوَ رَدٌّ ” رواه البخاري ومسلم
Barangsiapa beramal suatu amalan bukan berdasarkan atas perintah kami maka dia tertolak. (Diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim dan lainnya)
Wallahu a’lam
(Mufti Markaz fatwa dengan bimbingan Dr Abdullah Al-Faqih, Fatawa Ash-Shabakah Al-Islamiyyah juz 8 halaman 147, nomor fatwa 15215, judul: Maulid Al-Barzanji bid’ah, tanggal fatwa 28 Muharram 1423H/ islamweb).
Teks Fatwa: Maulid al-Barzanji Bid’ah:
فتاوى الشبكة الإسلامية – (ج 8 / ص 147)
رقم الفتوى : 15215
عنوان الفتوى : مولد البرزنجي بدعة
تاريخ الفتوى : 28 محرم 1423
السؤال
عندنا شيء يسمى بالبرزنجي وهو عبارة أن يجتمع الناس فيرددون سيرة الرسول ويصلون عليه بنغم معين ويفعلونه عندنا في المناسبات أو في الاعراس؟
الفتوى
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أما بعد:
فهذا أمر محدث لم يفعله خير هذه الأمة بعد نبيها، وهم أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم مع عظيم حبهم له، ولو كان خيراً لسبقونا إليه.
وعلينا أن نعظم النبي صلى الله عليه وسلم ونتدارس سيرته لنهتدي بهديه ونقتفي أثره، ولكن مع الاتباع له صلى الله عليه وسلم فيما شرعه، وعدم إحداث عبادات لم يأت بها، أو الزيادة على العبادات التي شرعها، فإن ذلك من أسباب رد العمل على صاحبه، فقد قال صلى الله عليه وسلم: “من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد” رواه البخاري ومسلم وغيرهما، وقد سبق بيان تعريف البدعة وضوابطها في جواب برقم: 631 فليراجع.
والله أعلم.
المفتي: مركز الفتوى بإشراف د.عبدالله الفقيه
Foto: Halo Semarang
Sikap yg tepat ketika ada tulisan larangan atau peringatan hendaknya dilakukan dengan selow, kepala dingin, beristigfar, dan berdoa sebelum membacanya agar terhindar dari bisikan syaetan. Biasakan menetralkan pikiran sebagai hamba allah swt yg ingin mengetauhui yg benar yang mana sih, kenapa dilarang, apa dampaknya, bagian yg mana sih yg salah, terus apa sih sikap kita setelah tau. Kalau sdh demikian renungi fikirkan, atau kalau belum puas cari lagi artikel yg lain sbg rujukan, setelahnya terima pendapat yg menurut ente kuat, sesuai dgn keyakinan ente, dan teruslah mencari kebenaran,, karena org taat pada agama allah akan takut ketika apa yg diajarkan tidak dilakukan dan yang tidak diajarkan terlakukan. Whallahu a’lam
mas muchlis bid’ad itu apa jangan2 tidak paham bid’ah sehingga gampang menuduh orang lain ahli bid’ah
Tidak ada satu pun ulama di jaman para penulis al-barzanzi dan Imam Busiri yang mengatakan bahwa Imam Busiri dan penulis al-barzanzi tersebut sesat….bahkan sholawat burdah pun beratus2 tahun tidak ada yang mengatakan sesat….
Aneeehhh nya baru sekarang saja, ada yang mengatakan itu semua sesat dan syirik akbar….silakan di cek lagi…adakah ulama seantero jagad yang bukan ‘WAHABI’ yang mengatakan kitab dalailul khairat, qasidah burdah, al-barzanzi adalah sesat dan syirik Akbar… silakan di jawab… kalo syekh utsaimin, bin baz, al bani dan lain2 karena itu ulama jaman sekarang…..beliau meninggal kan belum lama juga…dan mereka semua (syeh utsaimin, bin baz, albani) ITU BUKAN ULAMA SALAF…BUKAN JUGA HIDUP DIJAMAN 600-1100H…ingat sekali lagi MEREKA BUKAN ULAMA SALAF….
Nih dalillnya banyak :
http://www.datdut.com/pembaca-kitab-barzanji-dianggap-sesat-ini-5-bantahannya/
Memang begitulah ahlul bidah. Sesat dan menyesatkan
Dari tulisannye, gue udh bisa bayangin penampilannye ame model muka nye ,,, Saya hanya bisa tertawa…. Semoga yg nulis diberi kesehatan , panjang umur dan hati yg bersih..
Jangan seenaknya kalo bicara,jangan kalo posting sesuatu, lebih baik pahami dulu apa yang akan ente posting agar tak banyak membuat perbedaan pemahaman, ente juga kudu hargain tuh pemahaman orang laen yang tak sepaham sama kita, jangan seenaknya aja, coba tanyakan dulu makna sebernarnya jika ente penasaran atau gak tau jangan langsung bilang sesat
Men-Tauhidkan Allah Subhana Wata’ala dan mencegah perbuatan kesyirikan/menyekutukan Allah adalah dakwah utama para nabi dan rosul mulai dari nabi Adam Alaihissalam hingga Rasululloh Shollollohu’alaihi Wasallam. Syirik menyebabkan seorang muslim keluar dari Islam. Agama yg haq yg dibawa oleh Rasululloh ini sdh sempurna, sederhana, mudah dan tidak memberatkan umatnya. Dan wajib bagi seorang muslim untuk mengikutinya tanpa ada embel2 apapun. Sami’na Waato’na kami dengar dan kami taati. Yang bukan datang dari Rasululloh jgn dikerjakan itu sdh cukup sbg tanda kecintaan kepada Beliau. Wassalam…..
Kalo lu anggap ini bid’ah, dirumah lu jangan ada TV jangan ada HP jgn ada alat elektronik, karena itu semua juga bid’ah.
Mari kita kuatkan diri dari cuci otak macem kaya gini.
Salam Santri Kalong Bale Rombeng.
Sodaraku… harap dibedakan, mana sarana mana ritual…. tv, hp, mobil, motor, komputer, internet dll itukan sarana… bid’ah yg dimaksud disini adalah perkara baru yg berkaitan dg ritual.
Mohon penjelasannya ust, saya mau tanya, maaf saya kemarin alhamdulillah habis menunaikan ibadah haji, dan saya menggunakan bus dr madinah, sedangkan nabi tidak menggunakan, apakah hal ini bukan termasuk ritual dalam ibadah haji, mohon penjelasannya biar saya tenang dan ibadah hj saya jd mabrur
menyebut kitab maulid barzaji dengan sebutan “SESAT” ??? Dan bagi yg maulid Nabi sebagai ungkapan rasa cinta dan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW ke alam dunia otomatis dianggap “SESAT” ??? Hmm… kaga bisa ngaji berarti nih yg nulis, yaudah lah ya terserah admin aja dah, ecek2 dasar. Mondok kaga pernah, baca kitab kaga bisa, ngelogat kaga ngarti udah sok2an ngepost kaya begini. HAHAHAHA lucu.
Cuma mau tanya: kira-kira yang nulis artikel di atas sama yang mengarang Kitab Al Barjanji lebih alim, shalih, dan takwa mana ya? Coba baca biografi pengarang Kitab Al Barzanji berikut. Beliau adalah keturunan Rasulullah SAW, mufti, khatib, dan imam Masjid Nabawi. Lha, yang nulis artikel di atas hapal Quran nggak? Berapa jumlah hadits yang dihapal?
Mengenal Pengarang Maulid Al-Barzanji
Sayyid Ja‘far bin Hasan bin ‘Abdul Karim bin Muhammad bin Rasul Al-Barzanji, pengarang Maulid Barzanji, adalah seorang ulama besar keturunan Nabi SAW dari keluarga Sadah AlBarzanji yang termasyhur, berasal dari Barzanj di Irak. Beliau lahir di Madinah Al-Munawwarah pada tahun 1126 H (1714 M). Datuk-datuk Sayyid Ja‘far semuanya ulama terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihannya.
Sayyid Muhammad bin ‘Alwi bin ‘Abbas Al-Maliki dalam Hawl al-Ihtifal bi Dzikra al-Mawlid an-Nabawi asy-Syarif pada halaman 99 menulis sebagai berikut: “Al-Allamah Al-Muhaddits Al-Musnid AsSayyid Ja`far bin Hasan bin `Abdul Karim AlBarzanji adalah mufti Syafi`iyyah di Madinah AlMunawwarah.”
Terdapat perselisihan tentang tahun wafatnya. Sebagian menyebutkan, beliau meninggal pada tahun 1177 H (1763 M). Imam Az-Zubaid dalam al-Mu`jam al-Mukhtash menulis, beliau wafat tahun 1184 H (1770 M). Imam AzZubaid pernah berjumpa beliau dan menghadiri majelis pengajiannya di Masjid Nabawi yang mulia. Beliau adalah pengarang kitab Maulid yang termasyhur dan terkenal dengan nama Mawlid alBarzanji.
Sebagian ulama menyatakan nama karangannya tersebut sebagai ‘Iqd al-Jawhar fi Mawlid an-Nabiyyil Azhar. Kitab Maulid karangan beliau ini termasuk salah satu kitab Maulid yang paling populer dan paling luas tersebar ke pelosok negeri Arab dan Islam, baik di Timur maupun Barat. Bahkan banyak kalangan Arab dan nonArab yang menghafalnya dan mereka membacanya dalam acara-acara (pertemuan-pertemuan) keagamaan yang sesuai. Kandungannya merupakan khulashah (ringkasan) sirah nabawiyyah yang meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya sebagai rasul, hijrah, akhlaq, peperangan, hingga wafatnya.”
Kitab Mawlid al-Barzanji ini telah disyarahkan oleh Al-Allamah Al-Faqih Asy-Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Maliki Al-Asy‘ari AsySyadzili Al-Azhari yang terkenal dengan panggilan Ba‘ilisy dengan pensyarahan yang memadai, bagus, dan bermanfaat, yang dinamakan al-Qawl al-Munji ‘ala Mawlid al-Barzanji dan telah berulang kali dicetak di Mesir. Beliau seorang ulama besar keluaran Al-Azhar Asy-Syarif, bermadzhab Maliki, mengikuti paham Asy‘ari, dan menganut Thariqah Syadziliyyah. Beliau lahir pada tahun 1217 H (1802 M) dan wafat tahun 1299 H (1882 M).
Selain itu, ulama terkemuka kita yang juga terkenal sebagai penulis yang produktif, Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi, pun menulis syarahnya yang dinamakannya Madarijush Shu‘ud ila Iktisa-il Burud. Kemudian, Sayyid Ja‘far bin Isma‘il bin Zainal ‘Abidin bin Muhammad AlHadi bin Zain, suami anak satu-satunya Sayyid Ja‘far Al-Barzanji, juga menulis syarah kitab Mawlid al-Barzanji tersebut yang dinamakannya al-Kawkabul-Anwar ‘ala ‘Iqd al-Jawhar fi MawlidinNabiyyil-Azhar.
Sebagaimana mertuanya, Sayyid Ja‘far ini juga seorang ulama besar lulusan Al-Azhar Asy-Syarif dan juga seorang mufti Syafi‘iyyah. Karangankarangan beliau banyak, di antaranya Syawahid al-Ghufran ‘ala Jaliy al-Ahzan fi Fadha-il Ramadhan, Mashabihul Ghurar ‘ala Jaliyyil Qadr, dan Taj alIbtihaj ‘ala Dhau’ al-Wahhaj fi al-Isra’ wa al-Mi‘raj. Beliau pun menulis manaqib yang menceritakan perjalanan hidup Sayyid Ja‘far Al-Barzanji dalam kitabnya ar-Raudh al-‘Athar fi Manaqib as-Sayyid Ja‘far.
Kembali kepada Sayyidi Ja‘far Al-Barzanji. Selain sebagai mufti, beliau juga menjadi khatib di Masjid Nabawi dan mengajar di dalam masjid yang mulia tersebut. Beliau terkenal bukan saja karena ilmu, akhlaq, dan taqwanya, tetapi juga karena karamah dan kemakbulan doanya. Penduduk Madinah sering meminta beliau berdoa untuk mendatangkan hujan pada musim-musim kemarau.
Sayyidi Ja‘far Al-Barzanji wafat di Madinah dan dimakamkan di Jannatul Baqi‘. Sungguh besar jasa beliau. Karangannya membawa umat ingat kepada Nabi SAW, membawa umat mengasihi beliau, membawa umat merindukannya. Setiap kali karangannya dibaca, shalawat dan salam dilatunkan buat junjungan kita Nabi Muhammad SAW, selain itu juga tidak lupa mendoakan Sayyid Ja‘far, yang telah berjasa menyebarkan keharuman pribadi dan sirah kehidupan makhluk termulia di alam raya. Semoga Allah meridhainya dan membuatnya ridha.
Wis wis ojo padu. Kita lihat di akhirat besuk bagaimana. Oceee?
Aku bersyukur atas karunia Tuhan ku, lewat orang orang shaleh lahirlah barzanzi, Dalail, Burdah, Habsyi..
Alhamdulillah,
Wa Syukrulillah
sepertinya harus belajar lagi mengenai bahasa majas karena dalam bahasa arab,kita ambil contoh majas dalam bahasa Indonesia saja jika kita tidak mengartikan secara betul pasti akan salah kaprah,sepertinya diam adalah menjadi pilihan yang bijak meski bukan yang terbaik,karena berdebat tak menyelesaikan masalah masih banyak lagi PR kita umat islam,kalau hal-hal seperti ini saja selalu dipermasalahkan,masih banya umat islam yang belum melakukan sholat,belum mampu membaca Al-quran ini malah saling hujat dan menyalahkan padahal yang menilai diterima ibadahnya bukan kita tapi Alloh SWT……
Assalamualaikum..
Kitab al barjanji dan manakib adalah hasil muhasabah para penulis nya jangn sampai mnjadi pertentangan,ber dialog lah dengan para ulama salaf, ingsya allah akan lebih jelas,
Ieu mah rek nyuci otak urang euy….tapi moal ah moal kapangaruhan kutulisan nu kieu الله اكبر
Begitulah indonesia… menyedihkan seolah olah al quran dan al hadits tidak sempurna sehingga ijma dan qiyas malah yang lebih dipakai. Ajaran nenek moyang berbau kehinduan dipertahankan ajaran rasulullah malah dianggap asing. Ya Allah bukakan pintu hati mereka…
Justru kami tidak lah meninggalkan yang di ajarkan fara wali kepada kami.kami sellu mnjaga agar tidak ter kikis ajaran baru..wasalam
Jangan sembarang ngepost… fak
Habis minum “PIL KOPLO” trs nerangke masalah agomo yo yo muuudal KOPLONE.
sesunguhnya allah dan para malaikat bersholawat untuk nabi,hai orang orang beriman,bersholawatlah kamu untuk nabi,dan ucap kan lah salam penghormatan kepadanya.(Qs,al ahzab 56)
Sholawat itu Wajib. Barzanji itu hanyalah bagian dari sholawat nabi.
Aduh…. Ni manusia di kasih akal tp ga pernh di pake..
Kitab2 yang lo sebutin di atas itu semua untuk memuji kanjeng nabi SAW, dan itu salah satu cara kita untuk mensyukuri nikmat Allah SWT yang luar biasa yaitu mengutus rasulNYA sebagai petunjuk bagi kita yang jahil..,
Mas wawan, cobalah anda tadaburi qur’an, disana banyak sekali ayat2 yg menerangkan posisi nabi Muhammad.
Maaf yang saya tahu… Penafsiran alquran itu tidak bisa sembarang orang…
Harus benar 2 ahli tafsyir… Karena Alquran itu gak cukup disimpulkan dari arti…tapi makna sbnarnya yang terkandung didalamnya
Udah mang santri, biarin aja orang2 yang ngajinya dari internet mah gak bakal ngerti wkwk
merinding baca ne tulisan kamuu,, subhanallah bner..
tapi apakah antum punya guru dan belajar sehingga bisa meniti tulisan dan mengambil kesimpulan yang kesannya fatwa dari antum.. masya Allah.. saya rasa antum harus lebih dalem memahaminya.
di saat umat islam sedang di obok obok oleh kaum kafir, dan musyrikin.. dibantai hingga habis habisan dalam setiap segmen kehidupannya sampai ke akar dan persatuannya..
antum masih sibuk ngurusin bid’ah dan tidak bid’ahnya.. masih ngurusin masalah qunut tata cara sedakep dan barzanji begini.. masya Allah.
adapun kecintaan terhadap nabi, jika kita sekarang saja hanya sebatas lisan, dan jarang sekali masuk dalam hati dan pikiran apalagi perbuatan. itu setelah kita ingat dan pelajari yaa tentang rasulullah nya.. apalagi gak diinget dipelajari dicintai.. kurasa antum tau jawabannya.. coba antum berusaha mencintai saya rasa sama, antum juga bakal dipenuhi perasaan cinta terhadap Allah dan Rasululllah yang menggebu gebu.. cinta yang sebenarnya di atas segalanya.
antum sudah tamatkah belajarnya?? seorang imam mazhab 4 saja yang kita pakai, sama sekali tidak bisa meyalahi pendapat imam yang lainnya.. subhanallah..
Ente Wahabi, perbanyak belajar, ente berpegang kepada Alqur’an dan Hadis itu memang benar, akan tetapi ente butuh ijma’ dan kias, apa ente udah ngerti tata bahasa arab yang benar, apa ente udah belajar, ilmu mantiq, balagah, tafsir, mustolah hadist dll, kalo belum pernah denger yg demikian belajar dulu, gak bisa mengartikan Al- Qur’an dan Hadist dengan bahasa terjemah saja, google juga bisa gitu mah, perlu bertahun2 untuk mempelajari itu semua baru bisa direalisasikan, bukannya baru belajar kemaren sore udah langsung ngomong “Bid’ah, kafir”, kita nya ulama kebanyakan mereka adalah Para Wali Allah, dan mereka sangat dekat dengan Allah, Mereka bisa berjumpa dengan Rasulullah, apa sudah hebat ente mengatakan mereka sesat, la ulama dari kalangan wahabi apa ada yang jadi wali, yang jumpa sama Rasulullah, hati2 Rasulullah saja tidak pernah mengkafirkan orang muslim kok ente berani beraninya mengkafirkan orang muslimin, berarti ente sendiri PELAKU BID’AH
Terserah kalian bilang apa, masih lebih baik yang bershalawat daripada yg tidak sama sekali karena menganggap bid’ah.
hadeeeuuuh, bgitulah jija orang yg tdk paham antara bid’ah dan maslahah mursalah. ..
pembukuan alquran bukan bidah pak, tp ijtihad nya sahabat Rasul
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”.
Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin mengomentari perkataan Bushiri di atas dengan berkata: “Ini termasuk kesyirikan yang terbesar, karena menjadikan dunia dan akhirat berasal dari Nabi yang konsekwensinya bahwasanya Allah sama sekali tidak punya peran…”……MAAF MIND…..KLO PERKATAAN ITU HANYA SEBATAS TULISAN DI ATAS ITU AJA…..SEMPIT AMAT DN PENDEK AMAT PEMIKIRAN ADMIN DAN SYAIKH MUHAMMAD….TOLONG DI KAJI DN BELAJARLAH DULU…..IMAM BUSHIRI TDK PERNH MENIADAKAN ALLAH…MAKANYA KLO MAU MEMBAHAS….DUDUK DN BERTANYA DN MENGAJI BELAJAR DULU KITAB YG MAU DIBAHAS SAMA YG AHLINYA……SULIT KLO ORANG YG MEMBAHAS GK PERNAH MENGAJI APA YG DI BAHASNYA…..GAK ADA KERJAAN AJA…LEBIH BAIK GUE TIDUR BARANG KALI AJE MIMPI SAMA BIDADARI..WASSALAM
SETUJU … MAKANYA NGAJI BANYAKIN …
ILMU ALLAH ITU LUAS BRO….ANDAI LAUTAN SELURUH DUNIA INI DIJADIKAN TINTA UNTUK MENAFSIRKAN ILMU ALLAH GAK BAKALAN BISA DAN CUKUP….JADI ANDA JANGAN PERNAH MENYESATKAN SESUATU SEBELUM ANDA PUNYA ILMU SELAUTAN….PALING2 ANDA CUMA PUNYA 10 KITAB UDAH BERANI MENYESATKAN SEORANG WALI ALLAH PENGARANG KITAB MAULID….KASIAN DEH LO
Preeetttttt, ngomong kok ngawur. Lha wong bukan tuhan jg bukan nabi kok berani2 nya omong bgt.
yang jadi pokok permasalah adalah bukan mempertanyakan kemampuan Allah jalla jallaluh menghidupkan mahluk dari kematiannya. Yang jadi masalah tidak ada riwayat yg shahih yg menginformasikan kalo orang tua Rassul dihidupkan lagi, yg ada adalah hadist yang palsu. Padahal Rassul sendiri bersabda bahwa ” siapapun yg berbohong atas namaKu (Rassul) maka dia telah menyiapkan tempatnya di neraka “, kalo orang yg berbohong atas nama Rassul tempatnya di neraka, maka dimanakah tempatnya orang yg mempercayai riwayat/hadist itu adalah benar adanya ? …
mulailah kita berhujah terhadap sesuatu amalan dengan cara yg syar’i bukan dengan cara yg bathil atau ngawur
Wallahuaallam
Wahai teman yang suka bilang BID'AH pada orang lain sadarlah bahwa sebenarnya anda sendiri sering melakukan BID'AH (MEMBACA AL-QURAN MUSHAF USMANI). COBA ANDA CARI TAHU SEJARAH TERBENTUK AL-QURAN MENJADI MASHAF, APAKAH WAKTU JAMAN ROSUL ADA AL – QURAN SUDAH MENJADI MASHAF SEPERTI SEKARANG?
WEBSITE BODOH
artikel,wartawannya kaya KONTOL NGENTOT ga mutu.,. urus tuh partai islam yang korup PKS,,,,kaya ga ada kerjaan Loh bilang sesat maulid barzanji,,,COBA MENDING LO DATA BERAPA UMAT ISLAM YANG MELARAT,,SUSAH MENDERITA,,TRUS LO BIKIN USAHA BUAT DIA,,ITU LEBIH MAFAAT KETIMBANG NULIS ARTIKEL ANJING KAYA GINI,, DASAR WEBSITE BANGSAT,,,
Jaga sopan dan santun dalam berbicara tulisan maupun lisan. Gaya bicara kita menunjukkan kadar tinggi rendahnya ilmu kita. Tunjukan Islam agama yang mengajarkan kesantunan dalam berbicara.
……..jiahahaaaduuhhh….hahaaduuhhh…..jadiyyy feengeenn ketawa ama yang nulis niyy website…….
….bodoh kok ditular2in yawww…..bhwakakkakaaaa……
Bid`ah yang sesat itu dalam hal ibadah dan aqidah, bukan seperti contoh-contoh Anda itu. Kalau yang itu-itu tu ya boleeeeh …
Ya benar, jangan suka bertengkar, tanyalah hati nurani, ajaran Islam dibawa oleh Nabi Muhammad SAW asalnya dari Allah SWT, maka pelajarilah Alqur'an dan Sunnah Rosul, jangan suka mengada-ada ibadah/aqidah baru dan fanatik membuta.
ibadah appapun tergantung niatnya, sibuk bicara bid'ah sibuk membahas hal-hal yang rawan perpecahan antara umat, lihatlah persamaannya,,, agar kita semua satu. orang diluar islam ketawa dan bertepuk lihat umat islam ribut melulu… mau baca yasinan monggo, mau baca barzanji monggo, dan hal lain, drpd gak baca apa-apa malah sibuk menyebarkan kebencian,, justru agama kita melarang hal-hal itu,,, bingkai dakwah salahsatunya tidak menyebarkan kebencian dan permusuhan,,, kita tak pernah tahu akan di terima apa tidak amalan kita semua, masuk surga apa tidak,semua kuasa allah swt semata,,, tugas kita taat dan patuh. silakan beribadah sesuai keyakinan kita dan niat kita, jika yasinanniat untuk allah semata insyaALLAH tetap akan ALLAH terima. berdakwah boleh-boleh saja namun tetap ikuti bingkai dakwah YANG TELAH ROSUL AJARKAN.
Allohumma sholli ala syaidina Muhammad
saya setuju pendapat mulufir
Banyaknya Pengikut Bukan Patokan Seseorang/Golongan Diatas Kebenaran. Tapi Patokan Kebenaran Harus Berdasarkan Al-Quran & Sunnah. Mau Pilih Mana Mati Muda Diatas Al-Quran & Sunnah Atau Mati Tua Diatas Bid’ah (Kalo Sempet Tua)?
Ayo segera bertobat dari segala ketidak tahuan kita. Mari kembali belajar Ilmu Agama sesuai tuntunan Rasulullah. Ulama, Kyai, Tuan Guru hanyalah manusia biasa pastilah ada kurangnya. Karena tidak semua mereka berfatwa dengan ikhlas tanpa diembel-embeli mazhab, organisasi dan mungkin partai.
“Ya Allah, sesungguhnya dahulu ketika berdoa kepada-mu kami bertawassul dengan Nabi-Mu, Engkau pun menuruhkan hujan kepada kami. Dan sekarang kami bedoa kepada-Mu dengan bertawassul dengan paman Nabi kami, maka berilah kami hujan.” (HR. Bukhari). Tidak lama setelah itu, Allah menurunkan hujan kepada mereka semua.
Dari artikel 'Ini Dalilnya (17): Antara Tawassul yang Dibolehkan dan yang Terlarang — Muslim.Or.Id'
PAKE NAMA @ DIENUL ISLAM, TAPI KOMENT BODOH, TENTANG BID'AH!!! MEMANG PENGIKUT PENYEBAR BID'AH, ADA AJA OMONGAN TAK BERMUTU DAN TIDAK ADA LANDASAN!!!
ENTE BODOH!!! TAPI KOMEN MULU!!! BID'AH DUNIA LUH MASUKAN JUGA !!! DASAR AHLUL BID'AH !!!!
Bid'ah itu mahal saudaraku….
Amalan sunnah saja belum bisa kita amalkan dengan baik, malah kita tambahi amalan yang tidak ada tuntunannya.
Lihatlah di sekeliling kita, betapa banyak umat muslim yang ikut arisan yasinan, tetapi banyak dari mereka yang malah tidak shalat, tidak puasa ramadhan, apalagi amalan2 sunnah. Yang wajib saja tidak dilakukan…..
Ini adalah kenyataan saudaraku…
mereka para ahlul bidah selalu mencela sunnah, dan seolah "memelihara jenggot dan memakai celana cingkrang" adalah sebuah perbuatan yang tercela. Dan mereka selalu berusaha menyelisihi sunnah yang mulia ini, agar mereka tidak sama dengan orang2 yang mengamalkan sunnah. BIDAH DIANGGAP SUNNAH DAN SUNNAH DIANGGAP BIDAH.
Lebih mudah bagi seorang ahli maksiat untuk bertaubat daripada ahli bidah, karena mereka menganggap kebidahan yang mereka lakukan adalah amalan yang mulia. Belum cukupkah Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam membawakan risalah Islam kepada kita?
klo website bid'ah berarti nabi nuh alahiwasalam juga melakukan bid'ah donk kan zaman nabi adam alahiwasalam ngak ada perahu? pikir pake akal bukan pake nafsu kebanyakan dengerin qosidahan sih jadi bodoh deh
ana juga keturunan nabi bro!
nabi adam alahiwasalam
lucu banget lo bro tau bid'ah cuma dari bahasa doank. bahasa arab itu memiliki arti yang luas
bro masalah azab,surga dan neraka itu hak prerogatif ALLAH. Rasululloh ShalawahAlahiiwasalam itu bertugas untuk menyampaikan agama ALLAH jadi klo antum minta ama Rasululloh ShalawahAlahiiwasalam maka itu sama aja kaya konsep trinitas nasrani.buktinya Rasululloh ShallawahAlahiiwasalam tidak bisa membuat pamannya menjadi seorang muslim
bagaimana bisa bersatu kalau bukan di atas al-quran dan as sunah?
pikirkan baik2 di jaman para sahabat aja tidak pernah di ajarkan tp sekarang di ajarin ama orang yg tdk bertanggung jawab
Hampir hilang dari kita penjelasan dari para ulama tentang segala amalan ibadah, sehingga kaum kita awam akan ilmu, org cuman disibukkan oleh rutinitas tahlilan dan yasinan, nariyahan….sehingga lupa menuntut ilmu secara benar. Ibadahnya bnyk…tapi tanpa didasari oleh dalil2 yg shahih, penjelasan dari ulama. Inilah realitanya….kebodohan akan agama islam begitu merata…maka mereka pun bicara tanpa ilmu,,,sehingga ilmu yang shahih menjadi asing, aneh. Coba kita tanya kepada mereka tentang apa itu sunnah….ndak tahu,,,,dimana Alloh?….juga ndak tahu., sedangkan para ulama telah menjelaskannya dalam kitab kitabnya. Maka tidak heran yang kita jumpai mereka mengedepankan akalnya dalam beragama ini,,,,kebaikan diukur oleh akalnya,,,,banyaknya pengamalnya, bukan lagi diukur oleh Al qur'an dan hadist yang telah dijlelaskan dan dipraktekan oleh para sahabat radhiallohu anhum. Tidak ada yang menjelaskan apa isi kitab barjanji, nariyahan…..yang penting bacaannya ada dalam al qur'an…..maka bid'ah tersebar yang telah menjadi sunah dimasyarakat kita
bid'ah mulu yg di omongin.
lo pd dah pd faham agama?
dialog aj face to face
Sesungguhnya ucapan yang paling benar adalah Kitabullah, dan sebaik-baik jalan hidup ialah jalan hidup Muhammad, sedangkan seburuk-buruk urusan agama ialah yang diada-adakan. Tiap-tiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan tiap bid'ah adalah sesat, dan tiap kesesatan tempatnya di neraka. (HR. Muslim)
Maka sangat jelas bahwa Bid'ah adalah mengada-ada atau bisa juga disebut innovasi dalam hal urusan agama dan Ibadah dan ritualnya.
Bukan menyangkut urusan Benda seperti: website,computer, mikrofone, mobil, dlsbg, maka benda boleh dipergunakan dan dimanfaatkan.
salah besar jika Bid'ah dianggap sepele atau masalah ringan apalagi tidak perlu sering2 untuk di ingatkan pada ummat.
Karena ada banyak hadist yg menjelaskan mengenai bid;ah, menandakan pentingnya ummat ini selalu dan tdk boleh bosan untuk di ingatkan maslah bid'ah.
sungguh sangat di sayangkan Jika ritual2 atau Ibadah bid'ah ini dibela dengan berbagai macam alasan sebagi pembelaan, Misal: maulid itu kita bersholawat, membaca sirah nabi, kok dilarang, bukankah itu kebaikan ???
Jawabnya simple, mengapa sebelum sholat Idul fitri, sholat idul adha, sholat jenazah tidak pake Adzan???
Bukankah Adzan adalah kebaikan ???
apakah kalian mau melakukan adzan sebelum melakukan sholat2 tsb ???
Tentu jawaban nya tidak Bro..
in syaa Allah Bagi yg ikut2an Bid'ah bisa lebih mudah memahaminya…
Kalo Ustadz bid'ah siiih udah ngerti dan ngga usah di jelaskan lagi, tapi pura2 aja ngeles karena takut hilang kepentingan dunia nya !!!
Na'udzubillah…
Subhanaalloh banyak sekali kesesatan di lingkungan kita, n kalau kita saksikan n telaah ternyata banyak pesantren2 yg selalu merutinkan pembacaaan barjanji, maulid azab…, akan tetapi sungguh sangat disayangkan admin hanya membahas hal itu ada sesuatu yg sudah sangat lazim dilakukan oleh masyarakat NKRI yaitu tentang penghormatan bendera, apa hukumnya n bagaimana hukumnya menyanyikan lagu Nasional yg mengandung kata2 pengabdian kepda selain alloh spt Bangunlah Jiwanya, badannya utk indonesia raya…. Padamu negri kami berbakti, berjanji, mengabdi… mhn ada jawaaban tertulis melalui artikel n syukron jazakalloh atas dimuat nya smg Alloh selalu memberikan kita taufik dan HidayahNyA…
makanya jangan pake HP, komputer, Motor dan Mobil Naik pesawat Kereta Api Dll, yg Zaman Nabi ga' ada… itu namanya Bid'ah. klo ga' mau bid'ah ya jangan lakukan semua itu dan lakukan yg ini "Melihara Jenggot dan Mencinggkrangkan Celana"
yang berfatwa adalah wahabi. yg bengkok… sunahnya cuma manjangin jenggot…
apa kah yg bikin artikel ini wahabi…. klo ya…. ya memang. pake HP, Motor, Mobil aja bid’ah
Wahabi, Syi’i, Khowarij dan Yahudi adalah serumpun… Dunia ini sudah tua tinggal menunggu “KIAMAT” dan yg tidak kuat imannya bisa tertipu oleh dajjal2 itu tadi…
Ass wr wb
ana setuju mendingan kita doakan saja orang2 yg mencampur adukan agama dan tradisi, mereka akan ngomong bahwa yg mereka lakukan adalah tradisi jadi tidak bisa disebut bid'ah walaupun terdapat kesyirikan. Kita harus tetap berpegang pada Alquran dan sunah Rasul, jika tidak ada perintah dan ada larangan dari Alquran dan hadist jangan lakukan walaupun berkedok tradisi yg baik, kebebasan,menghormati nenek moyang,bahkan katanya mencintai Allah SWT dan RasulNya (bagaimana mungkin Allah akan mencintai kita klo sering melakukan hal2 yg tidak diperintahkan yg mengandung syirik). Janganlah dg alasan diperintahkan bersholawat terus kita membaca sholawat yg lain,krn shalawat yg paling baik adalah shalawat Ibrahimiyah sesuai yg ada di hadis. Menasehati pembid'ah lebih sulit karena mereka merasa melakukan sesuatu yg benar
Wass wr wb
dimasa rosul tidak mengajarkan baca surat al ikhlas disetiap rokaat tetapi sahabat ada membaca nya gimana menurut admin…..? dan dimasa nabi pula ketika itidal sahabat membaca doa yang tidak diajarkan nabi ? bagaimana menurut antum semua bid`ah ngga tuh… ? apalagi zaman sekarang ,belajar dulu baru pada komentar dah !!!
Asalammu’alaikum,
Tdk bermaksud riya’, Saya sbg umat nabi saw jg insya Allah snantiasa mengamalkan shalawat di stiap slesai shalat & saat2 trtentu, namun sya lebih memilih/menyukai membaca shalawat dgn lafadz/bacaan yg diajarkan oleh nabi saw sendiri, krn pngikut ahlussunah wal jamaah yaitu jamaah yg mengikuti & mencintai sunnah2 nabi saw. Baca shalawat adlh sunnah, & mncukupkan dgn lafadz bcaan shalawat yg diajarkan nabi saw juga adlh sunnah.
Mngenai lafadz bcaan salawat tijani,nariyah,dsb, berdasar sumber apa bs dketahui fadilahnya bila dbaca sekian kali akan mdpat ini & itu??, sdngkan tiap amalan hrus brdasar Quran & hadits nabi saw.
Dan inilah bcaan shalawat andalan saya & kaum muslimin pda umumnya, yaitu,
SHALAWAT NABI SAW :
Dari Abu Mas’ud al-Badri r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. datang kepada kita dan kita semua sedang dalam majelisnya Sa’ad
bin ‘Ubadah, lalu Basyir bin Sa’ad berkata kepada beliau s.a.w.: “Allah menyuruh kita supaya kita membaca shalawat kepada
Tuan, ya Rasulullah, maka bagaimanakah cara kita mengucapkan shalawat kepada Tuan itu?” Rasulullah s.a.w. lalu diam, sehingga kita semua mengharapkan, alangkah baiknya kalau tadi-tadi Basyir tidak bertanya kepada beliau tentang hal itu. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: “Ucapkanlah:
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad. Kama shallaita ‘ala Ibrahim. Wabarik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad. Kamabarakta ‘ala ali Ibrahim. Innaka hamidum majid. (Hadits Riwayat Shahih Muslim).
Dan fadilah dari bacaan tsb sesuai sabda nabi saw adlh : “Barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku sekali shalawat, maka Allah akan memberikan kerahmatan padanya sepuluh kali dengan sebab sekali shalawat tadi.” (Riwayat Muslim)
Mari saudaraku, giatlah beribadah dgn landasan quran & sunnah, dan cukupkanlah dengan apa2 yg diajarkan Nabi Saw.
Wasalamu’alaikum.
seberapa banyak antum faham ayat… seberapa banyak antum hafal dan faham hadits… lagak antum sudah kayak seorang imam besar. hebat-hebat-hebat…..
Semoga Allah permudahkan jalan admin untuk berdakwah dengan fahaman Islam yg tulen dan betul ini. Memang ramai umat Islam sudah lama di buaian dgn tradisi nenek moyang kita, sehingga tidak boleh menerima sebarang tegoran walaupun itu satu yang haq.
Dakwah Islam mengikuti manhaj para Sahabat, memang akan mendapat tentangan dan tantangan dari ramai manusia, ttp jgn itu menjadi semangat anda lemah.
Teruskan berjuang Sunnah yang lama di tinggalkan.
Bid'ah perkataan senstitif hanya pada perlaku bid'ah saja.
Astaghfirullahal adzim…….. kenapa semakin banyak kesesatan di dunia ini…
na udzubillahi min dzalik…
UNTUK PENDUKUNG WACANA DIATAS, APA YANG BISA KALIAN LAKUKAN TERHADAP ORANG YANG KALIAN CINTAI SEPERTI AYAHMU,IBUMU YANG SANGAT BERJASA TERHADAP KALIAN SEMUA, MENGURUS KALIAN DARI KECIL HINGGA KALIAN SEMUA MENJADI ORANG YANG SANGAT PINTAR..? SELAIN MEMBALAS MENCINTAI KEDUANYA,APA YANG AKAN KALIAN BERIKAN?KETIKA KEDUANYA TIADA,APAKAH KALIAN MENGENANG KEBAIKANNYA? APAKAH PUISI CINTA TERHADAP KEDUANYA IBARAT AYAT SYAITAN BAGI KALIAN? MANA YANG KALIAN PILIH KETIKA MENCERITAKAN KEDUANYA KEPADA ANAK2 KALIAN,KEBAIKANNYA? ATAUKAH KEBURUKANNYA? APA KALIAN MENGETAHUI ANTARA BAHASA SYA'IR DAN BAHASA YG KALIAN GUNAKAN SEHARI-HARI? KALIAN ANGGAP APA RASULULLAH SAW SELAIN PEMBAWA KENIKMATAN ISLAM? SETUJUKAH KALIAN RASULULLAH SAW MENJADI ORANG TUA BAGI KITA SEKALIAN SEMUA? SAYA HARAP KOMENTAR SAYA INI "DITERIMA" SEBAGAI SHARE BUKAN SEBAGAI PERTENTANGAN.. SALAM!
@nasir wafa …..
Sesuai perintah nabi :
Untuk orang tua kerabat atau kaum muslimin …. doakan.
Untuk Nabi kita …. perbanyak shalawat yang dicontohkan beliau sendiri …
kita umat muslim di indonesia kebanyakan bisa membaca bahasa arab terutama yang ada dalam al-Quran, namum sebagian besar tidak mengerti apa isi yang kita baca itulah kelemahan umat muslim indonesia, kalau kita ngerti apa isi kandungan yg dibaca saya yakin kita akan faham mana yang bid'ah dan tidak, kalau Al-Quran jelas wahyu Allah tidak akan salah, namun seperti barzanji itukan ungkapan perasaan manusia yang jelas banyak kelemahannya, sehingga kita perlu ngerti dulu apa sih arti yang kita baca itu ? apakah memuji Allah atau sebaliknya menghina atau sirik kepada Allah? itu yang penting kawan, sehingga sekali lagi belajarlah menguasai minimal tau arti apa yang kita baca itu jangan asal ikut kata orang, banyak ustad atau ulama kita juga yang belum paham bahasa Arab kalau baca saya yakin bisa, namun yg penting artinya kita harus faham. trims.
Firman Allah: Inna Alloha wa mala ikatahu yu solluna allan NABI ya ayyuhalladi na amanu sollu alaihi wasalimu taslima. Yg artinya, ALlah SWT berserta Malaikatnya bersholawat kepada Nabi besar Muhammad SAW. apakah kita sebagai ummat ciptaan Allah SWT tidak mau memuji, besholawat, atau memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW?
Penulis artikel ini udah basi, ngga' mutu, maaf bukan jamannya lagi kita saling serang antara golongan . yg utama adlah ukuwah bukan saling menyalahkan 1 sama lainnya. tq
Ya Akhil Karim,
mengapa kita masih juga mengambil di daerah yang samar?
AKhi, ana tidak meragukan kecintaan kalian kepada Nabi kita Shalallahu 'alaihi wa salam, namun marilah merenung sejenak…
mengapa kita masih juga mengambil di daerah yang samar?
Bukankah masih banyak sunnah-sunnah (yg sudah jelas) yg belum kita gali dan amalkan,
lalu mengapa kita masih juga mengambil di daerah yang samar?
akhi, adakah Shahabat2 (yang kecintaan mereka kepada Nabi tidak bisa dibandingkan dengan kita dan istimewanya kedudukan mereka di samping Nabi) melakukan ini?
adakah Abu Bakar?
adakah Umar?
adakah Utsman?
adakah 'Ali?
lalu mengapa kita masih juga mengambil di daerah yang samar?
Semoga Allah memberikan kita Petunjuk, Kepahaman, Kelapangan Hati & Penjagaan Agama.
KITA HARUS TAHU SESUATU YANG KITA TIDAK TAHU,TAPI SETELAH TAHU KITA TIDAK DIPERKENANKAN SOK TAHU,KARENA APBILA KITA MERASA SOK TAHU ITULAH SEBENARNYA AWAL DARI KETIDAKTAHUAN KITA
BOdoh
Ikhwah Fillah..
Ngga semua orang yang melakukan bid'ah disebut ahlul hawa wal bida', sebelum ditegakkan hujjah atas mereka…
(Ya klo udh dikasi tau berlandaskan dalil sharih+shahih berdasar pemahaman shahabat, namun tetep suka ngeyel, ya wajar aja klo disematkan pada mereka nama : ahlul hawa = pengekor nafsu)
Dan ketahuilah,
ngga semua ahlul bid'ah itu kafir..
Karena bid'ah itu juga ada tingkatan kesesatannya..
Jadi, mana dari tulisan Syaikh Utsaimin diatas yg memvonis org2 yg belum tahu (awam) yg berbuat bid'ah tanpa sengaja, dengan sebutan ahlul bida' wal hawa atau murtad (kafir ba'da iman) ?
Semoga Allah memberikan kita Petunjuk, Kepahaman, Kelapangan Hati & Penjagaan Agama.
Rasulullah SAW telah menyatakan bahwa : "Setiap bid'ah itu kesesatan".
saudaraku semua??gak usah urusin orang lain.masing2 sudah punya dasarnya.lagian kita kan belum ketemu nabi? apalagi alloh ta’ala.mendingan kita tingkatkan ibadah kita masing2.hingga bertemu rosullulloh kemudian alloh ta’ala. nah! tanya no”’siapa yang paling benar.
Jangan terlalu, karena kita belum mampu membuat kitab semisal itu, hanya beda pemahaman dan itu sunatulloh, kita harus yakini bahwa ketidakpahaman kita terhadap masalah itu adalah akibat dangkal nya keuilmuan yang kita miliki……………………
wahai orang2 yg merasa paling benar dan dg mudah mengklaim sesat dan mentakfir muslim lain,perhatikan hadits berikut agar anda tdak lg smbrangan dlam beropini:
Dari Anas ra, Rasulullah
bersabda (artinya): “Ada tiga hal
yang merupakan asal keimanan
yakni, 1) menahan diri dari orang
yang berikrar “Laillaha Ilallah”,
dengan tidak mengkafirkannya
karena suatu dosa dan tidak
mengeluarkannya dari Islam
kanena perbuatannya, (2) bahwa
jihad itu ada sejak aku dibangkitkan
dan akan terus ada sampai
ummatku yang terakhir memenangi
dajjal, jihad itu tidak dibatalkan oleh
kezaliman seorang zalim ataupun
keadilan seorang adil (3 ) Iman
dengan kadar.” (HR. Abu Dawud)
Semoga yang berfatwa tidak berdasarkan hawa nafsu tetapi berlandaskan keikhlasan, kalau fatwanya dilandasi dengan nafsu, maka bukanlah suatu fatwa untuk keselamatan umat. saya berharap sesama umat islam mencontoh akhlak nabi Muhammad SAW., sepengatahuan kami yang dhoif rasul saw adalah manusia yang paling bijak, apakah anda, saya sudah bijak. Islam itu damai, Rasul itu rahmatan lil alamin, wasalam
semoga ilmu kita senantiasa bertambah, yang seat itu jelas, yang benar itu adalah benar. kita tidak perlu menyalahkan orang lain yang bersemangat menghidupkan keteladanan Rasulullah SAW. mari kita sibukkan diri kita masing – masing dengan menuntut ilmu, dengan memperbanyak amal yang baik, memperbanyak sodaqoh kepada yang sedang menuntut ilmu, para fakir miskin, para gelandangan, anak yatim dan lain – lain. anda boleh jadi benar tapi anda juga tidak luput dari kesalahan. mari kita banyak bercermin kepada Rasulullah SAW dalam hal perbedaan pendapat.
masing masing bertahan pada paham yang menjadi prinsip dan pola pandang dalam ilmu agama… kami golongan ahlussunnah wal jamaah yang memakai paham salaf jg py dalil dalil yang bs melawan pendapat kalian
3. Kata Maladz
Maladz artinya, Rasulullah merupakan ghiyats bagi orang-orang yang meminta perlindungan atau menjadi tempat berlindung saat Allah sedang murka.
Pengertian kata ini juga sama dengan 2 kata di atas, artinya Rasulullah mampu melindungi sekedar kapasitas kemampuan beliau. Termasuk perlindungan Rasulullah di akhirat adalah ketika para makhluk merasa keberatan dan kepanasan di padang makhsyar, yaitu supaya semua makhluk sesegera mungkin dihisab oleh Allah (syafa‘atul ‘uzhma atau maqam mahmud).
Dalam sebuah hadits shahih riwayat al-Bukhari, dalam Shahih-nya:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَسْأَلُ النَّاسَ حَتَّى يَأْتِيَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَيْسَ فِي وَجْهِهِ مُزْعَةُ لَحْمٍ وَقَالَ إِنَّ الشَّمْسَ تَدْنُو يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَبْلُغَ الْعَرَقُ نِصْفَ الْأُذُنِ فَبَيْنَا هُمْ كَذَلِكَ اسْتَغَاثُوا بِآدَمَ ثُمَّ بِمُوسَى ثُمَّ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Rasulullah bersabda: ‘Sesungguhnya matahari pada Hari Kiamat telah dekat sehingga keringat manusia akan mencapai separuh telinga. Pada saat itu mereka meminta tolong (ghauts)kepada Adam, kemudian kepada Musa, dan terakhir kepada Muhammad Saw.”
Itulah jawaban yang harus disampaikan, karena ucapan para penyair yang menulis qashidah mada’ih an-nabawiyyah (puji-pujian Nabi) seperti al-Barzanji, ad-Diba’i dan al-Bushiri dalam al-Burdah adalah sudah benar adanya dan tidak menyelisih dari ajaran Rasulullah.
Selain itu, mereka juga muslim taat yang sangat berhati-hati dan menghindari hal-hal yang berbau syubhat dan syirik. Apakah penyair-penyair di atas sedemikian bodoh dan hina di mata mereka?! Demi Allah, mereka adalah orang soleh!
1. Kata Mujir
Lafaz mujir bukan termasuk Asma’ul Husna (Nama-Nama Allah yang Indah), karena nama tersebut tidak ada dalam 3 riwayat hadits tentang Asma’ul Husna yang ditulis oleh as-Suyuthi dalam al-Jami’ ash-Shaghir. Selain dari pada itu, al-Munawi berpandangan bahwa—sesuai pendapat yang kuat—membuat shifat atau nama (secara khusus) untuk Allah adalah tauqifi (langsung dari Rasulullah) sehingga tidak boleh membuatnya sendiri miskipun materi lafaznya ada, kecuali ada langsung dalam al-Qur’an atau hadits shahih.
Mengenai kata Mujir, dalam al-Qur’an surat al-Mu’minun ayat 88 Allah berfirman:
قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلا يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Katakanlah: ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi (menyelamatkan) tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab)-Nya, jika kamu mengetahui.”
Dalam Surat at-Taubah ayat 6 Allah berfirman:
وإنْ أَحَدٌ مِنَ المُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتّى يَسْمَعَ كَلاَمَ اللهِ ثُمَّ أَبلِغهُ مَأْمَنَهُ
“Dan jika seseorang di antara orang-orang musyrik itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah dia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ke tempat yang aman baginya.”
Kedua ayat tersebut memberikan pengertian bahwasannya sifat mujir (penolong) tidak hanya disematkan pada Allah, akan tetapi selain Allah juga dapat mempunyai sifat tersebut. Artinya, kata mujir bisa saja disifatkan pada Allah atau selain Allah. Dan, bagi selain Allah seperti Rasulullah atau yang lain, pertolongan yang diberikan adalah kadar kapasitasnya sebagai manusia atau makhluk bukan sebagai khaliq, yaitu seperti memintakan syafaat umatnya supaya tidak disiksa oleh Allah atau syafa’at supaya mendapatkan ampunan dari Allah dan lain-lain. Sama halnya dengan kata ar-Rauf dan ar-Rahim yang juga di sematkan pada Rasulallah, selain kedua kata tersebut juga termasuk asma’ul husna bagi Allah. Dan keduanya mempunyai sekat yang jelas antara Tuhan dan makhluk.
( Mengenai pembahasan memohon syafa’at setelah Rasulullah wafat, lihat secara khusus dalam kitab At-Tahdzir ‘an al-Ightirar bima Ja’a fi Kitab al-Hiwar hal 141 dengan di sertai dalil-dalilnya yang kuat.
Hal ini merupakan bantahan terkait dengan tuduhan aliran Wahhabiyyah – salah satunya adalah Abdullah bin Mani’ pengarang kitab Hiwar ma’a al-Maliki- bahwa memohon syafaat Rasulallah setelah beliau meninggal adalah termasuk perbuatan syirik ).
Sayyid Hasyim ar-Rifa’i saat menjelaskan kemampuan Rasulullah dalam memenuhi kebutuhan dan menghilangkan kesusahan para manusia (dalam shalawat Nariyyah) mengatakan bahwa memenuhi berbagai kebutuhan dan menghilangkan kesusahan adalah Allah yang dapat melakukannya dengan tanpa bimbang sama sekali kecuali orang kafir dan orang yang bodoh. Sedangkan menisbatkan pekerjaan tersebut kepada Rasulullah adalah nisbat majazi (nisbat yang tidak haqiqi atau dalam ilmu balaghah di sebut majaz aqli).
hampir pelaku bid'ah tidak pernah mengerti apa yang mereka lakukan itu shoih atau tidak.tapi ada juga melakukan bid'ah demi uang dan pribadi.smoga Alloh menjauhi kita dari golongan semacam itu
Kitab Barzanji, Qashidah Burdah, dan Maulid Syarafil Anam, semuanya dalam bahasa arab.
Yang lucu adalah gak ngerti arti dan makna-nya tetapi begitu semangat melantunkannya.
Yang sesat, sudah mengetahui arti dan maknanya tapi masih tetap melagukannya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah bahwa ahlus sunnah adalah orang yang paling mengetahui kebenaran dan yang paling kasih sayang pada sesama.
assalamu'alaikum..semangat dalam dakwah. .http://tentarakecilku.blogspot.com/
di sebagian kelompok masyarakat , kitab ini digemari untuk di baca/dilagukan. semoga mereka mengerti apa yang mereka kerjakan.
Ada kitab-kitab yang dianggap kitab suci selain Al Qur'an yaitu : Barzanji, Ihya Ulumuddin, dll
yang sering muncul di indonesia ini , sering mengkafirkan tapi tak tau kekafirannya, sering menyalahkan tak tau kesalahannya.
Ente salah paham….gak ada kalimat kafir, itu hanya anggapan ente aja…ente bahlul….yg ada hanya kalimat bid'ah yg artinya tidak ada hub.nya dgn kafir….tau ente.
Meski harus saya akui saya suka jawaban Anda, namun alangkah indah kalau kita bicara dengn Saudari Ana dengan lembut, Saudaraku. Sabar, ya?
kalau yg di ajarkan oleh ustadz/guru berbeda dengan ajaran alquran tentu saja saya tidak akan turuti. sepatutnyalah ikuti saja yang ada dalam alquran, saya pribadi ga ada urusan dengan semua aliran apapun, karena memang tidak ada ajaran berdasarkan aliran tertentu, kecuali aturan/hukum yang ada di alquran.
kepada admin, terima kasih saya jadi mengetahui yang benar. semoga Allah selalu melimpahkan taufik dan hidayahnya selalu. amin
alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah…
semoga kita bisa tetap berada di atas sunnah dan memahaminya sesuai dengan pemahaman yg haq, insya Allah… semoga Allah memberikan hidayah kepada kita, dan senantiasa menetapkan hati kita kepada agama-Nya…
aamiin
🙂
الذ ين يوء منو ن با لغيب و يقيمو ن الصلوا ة ومما رزقنهم ينفقون
assalam,,,,
bid'ah,,,sebenarnya apa sih arti bid'ah?sesuatu yang baru?sesuatu yang belum pernah dilakukan maupun di ajarkan oleh nabi? sesuatu yang tidak terdapat dalam qur'an dan hadist?atau apa?
kita memang tidak akan pernah habisnya memperdebatkan masalah bid'ah, saya berpikir itu malah akan memperenggang persatuan umat islam di dunia ini. perdebatan itu saya pikir tidak ada gunanya toh kedua belah pihak masih tetap bersikukuh dengan pendapat masing masing, tak ada yang mau mengalah. praktis saja jika kita lihat keduanya juga memmpunyai dasar yang kuat tentang pendapat-pendapatnya tersebut,sudah lah biarkan masing-masing enjoy dengan keyakinannya tersebut, jangan saling tuduh, saling serang, saling kafir mengkafirkan, toh keyakinan mereka yang (disebut-sebut para ahli bid'ah) tidak pernah memaksa, menggangu maupun sampai mengancam orang-orang disekitar mereka. saya takut adanya klaim, saling tuduh, kafir mengkafirkan itu malah akan memperkeruh ukhuwah islamiyyah kita, ayolah kita saling hormat, menghargai, rukun , seperti apa yang rasulullah lakukan dahulu. ciptakan islam damai seperti dahulu lagi,,,,maturswun. wassalam.
Bid'ah itu kalau tindakan yg dilakukan jelas2 berbeda (apalagi bertentangan) dg Qur'an dan Hadits. Jadi acuannya adalah Qur'an dan Hadits. Semuanya dikembalikan ke Qur'an dan Hadits. Selesai. Begitu aja kok repot.
Tidak bisa begitu: biarkan saja dan ulama diam.
Kesyirikan dan bidah adalah musuh utama akidah seorang Muslim. Maka wajib bagi ulama untuk mengingatkan umat agar tahu ini lho syirik ini lho bidah biar semua menjauh dari itu karena jika tidak, kesyirikan dan kebidahan akan diamalkan, lantas dosa besar akan menimpa umat dan azab Allah akan ditimpakan kepada umat.
Seorang muslim dikabari oleh Allah bahwa ia merugi jika tidak mau saling mengingatkan dalam kebenaran. Semoga kita seluruhnya diberi hidayah oleh Allah agar sanggup menerima kebenaran sebagai kebenaran, dan kesalahan tetap kesalahan.
Justru pelaku bid'ah itu suka memaksa kita mengikuti bid'ahnya… contohnya : kita akan dicap sesat kalau kita tidak melaksanakan tahlilan
Wa'alaikumsalaam
Bid'ah, seperti yang didefinisikan oleh Imam asy Syathibi', adalah "cara beragama yang dibuat-buat, yang meniru syariat, yang dimaksudkan dengan melakukan hal itu sebagai cara berlebihan dalam beribadah kepada Allah SWT".[Asy-Syathibi, al-I'tishaam (Beirut: Darul Ma'rifah), juz 1, hlm. 37.]
Ini merupakan definisi bid'ah yang paling tepat, mendetail, dan mencakup serta meliputi seluruh aspek bid'ah.
Dengan demikian, perbuatan bid'ah hanya terjadi dalam bidang agama. Oleh karena itu, salah besar orang yang menyangka bahwa perbuatan bid'ah juga dapat terjadi dalam perkara-perkara adat kebiasaan sehari-hari. Karena, hal-hal yang biasa kita jalani dalam keseharian kita, tidak termasuk dalam medan operasional bid'ah. Sehingga, tidak mungkin dikatakan "masalah ini (salah satu masalah kehidupan sehari-hari) adalah bid'ah karena kaum salaf dari kalangan sahabat dan tabi'in tidak melakukannya". Bisa jadi hal itu adalah sesuatu yang baru, namun tidak dapat dinilai sebagai bid'ah dalam agama. Karena jika tidak demikian, niscaya kita akan memasukkan banyak sekali hal-hal baru yang kita pergunakan sekarang ini sebagai bid'ah: seperti komputer, listrik, internet, mikropon, karpet, meja, dan bangku yang kalian duduki, semua itu tidak dilakukan oleh oleh generasi Islam yang pertama, juga tidak dilakukan oleh sahabat, apakah hal itu dapat dinilai sebagai bid'ah?
😀
Semoga kita terhindar dari bid’ah baik kasat mata maupun yang terlihat kebaikan. Memang orang paling merugi itu adalah yang melakukan keburukan, tapi menyangka itu kebaikan. Justru yang begitu banyak di masyarakat kita. PR para dai untuk mengajak kaum muslimin ke jalan yang benar masih sangat banyak.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ
مَقْعَدَهُ مِنْ النَّار. أخرجه مسلم
Hanya kepada Allah SWT segala pujian dan permohonan patut disampaikan, hanya Salawat bagi Rasulullah, tidak ada medium apapun yg boleh dijadikan perantara utk Hablumminallah.
Pikiran manusia sangat mudah disesatkan… admin perbanyak istighfar, cari guru yang silsilahnya jelas, belajar baru berkomentar…
Al Israa'
36. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Baik yang merasa itu bid'ah atau tidak. Mari berdoa bersama2 kepada Allah SWT. Mudah2an kita semua di berikan Allah rahmatNya dan hidayah, taufiq.Agar kita semua beribadah ke jalan yg benar. Ihdinashirothol mustaqim… Amiin
website memang Bid'ah,tapi bid'ah dunia/bid'ah Hasanah,tapi kalau dalam agama semua bid'ah sesat,yang bilang sesat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam didalam hadis Muslim,
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
وَفِي رِوَايَةٍ : وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ
وَفِي رِوَايَةِ النَّسَائِيِّ : وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ
“Amma ba’du, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitab Allah, dan sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Muhammad, dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan dan setiap bid’ah adalah kesesatan”. (HSR. Muslim dari Jabir radhiallahu 'anhuma)
Urusan dunia kita disuruh buat bid'ah sebanyak-banyaknya,tapi urusan agama tidak ada satu hadispun kita disuruh buat bid'ah.
Buat Dienul Islam kalau mau lebih jelas silahkan buka http://www.rasuldahri.com
Assalaamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Assalaamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Demi Allah, menganggap bahwa menggunakan website adalah satu BID'AH HASANAH DAN BAHWA ADA PEMBAGIAN BID'AH MENJADI BERMACAM-MACAM, termasuk BID'AH HASANAH, adalah KEBODOHAN, dan sebaiknya TIDAK antum pamerkan!
Bid'ah, seperti yang didefinisikan oleh Imam asy Syathibi', adalah "cara beragama yang dibuat-buat, yang meniru syariat, yang dimaksudkan dengan melakukan hal itu sebagai cara berlebihan dalam beribadah kepada Allah SWT".[Asy-Syathibi, al-I'tishaam (Beirut: Darul Ma'rifah), juz 1, hlm. 37.] Ini merupakan definisi bid'ah yang paling tepat, mendetail, dan mencakup serta meliputi seluruh aspek bid'ah.
Dari definisi tadi dapat dipetakan bahwa medan operasional bid'ah adalah agama. Ia adalah "tindakan mengada-ada dalam beragama". Dalil pernyataan ini adalah sabda Rasulullah saw., "Siapa yang menciptakan hal baru dalam ajaran agama kita yang bukan bagian darinya, maka perbuatannya itu tertolak." (Hadits Muttafaq 'alaih dari hadits riwayat Aisyah r.a.. Lihat: Syarh Sunnah, karya al-Baghawi, dengan tahqiq Zuhair asy-Syawisy dan Syu' aib al-Arnauth, 1/211, hadits no: 103.)
Dengan demikian, perbuatan bid'ah hanya terjadi dalam bidang agama. Oleh karena itu, salah besar orang yang menyangka bahwa perbuatan bid'ah juga dapat terjadi dalam perkara-perkara adat kebiasaan sehari-hari. Karena, hal-hal yang biasa kita jalani dalam keseharian kita, tidak termasuk dalam medan operasional bid'ah. Sehingga, tidak mungkin dikatakan "masalah ini (salah satu masalah kehidupan sehari-hari) adalah bid'ah karena kaum salaf dari kalangan sahabat dan tabi'in tidak melakukannya". Bisa jadi hal itu adalah sesuatu yang baru, namun tidak dapat dinilai sebagai bid'ah dalam agama. Karena jika tidak demikian, niscaya kita akan memasukkan banyak sekali hal-hal baru yang kita pergunakan sekarang ini sebagai bid'ah: seperti mikropon, karpet, meja, Komputer, Internet dll, semua itu tidak dilakukan oleh oleh generasi Islam yang pertama, juga tidak dilakukan oleh sahabat, apakah hal itu dapat dinilai sebagai bid'ah?
Maka TEKNOLOGI adalah netral! Itu hanya sarana! Apakah pantas ada 'Ulama Salafus Sholih di masa kini, yang menulis dakwahnya dengan baik unta, menggunakan tinta di atas kulit, dan tidak menggunakan listrik???
😀
LALU: Lihatlah: … Sesungguhnya ucapan yang paling benar adalah Kitabullah, dan sebaik-baik jalan hidup ialah jalan hidup Muhammad, sedangkan seburuk-buruk urusan agama ialah yang diada-adakan. Tiap-tiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan tiap bid'ah adalah sesat, dan tiap kesesatan (menjurus) ke neraka. (HR. Muslim) … Dan lihatlah, "Tiap bid'ah adalah sesat, dan tiap kesesatan (menjurus) ke neraka." alias "Kullu bid'atin dlolalah wa kullu dholalatin fin naar" (HR Muslim) … Maka …Mengenai "Kullu bid'atin Dlolalah wa kullu dlolalatin fin naar". Ini adalah sabda Nabi – sholollohu 'alaihi wasallam – yang diriwatkan oleh Imam Muslim dan An-Nasa'i, yang artinya, semua bid'ah itu sesat dan semua kesesatan di neraka.
Kalimat "kullu bid'atin" = "Semua bid'ah" bersifat menyeluruh, yang didahului dengan kalimat yang bermakna menyeluruh dan meliputi segala aspeknya, yaitu "kullu". Yang bersabda dengan kalimat ini adalah Rosululloh – sholollohu 'alaihi wasallam – beliau memahami maksud dari kalimat ini, dan beliau adalah makhluk Allah yang paling fasih. Beliau adalah yang paling menunaikan nasihat untuk manusia, tidaklah beliau berkata-kata kecuali beliau memahami makna dari apa yang diucapkannya.
Tidakkah demikian?
Maka, ketika beliau bersabda, "Semua bid'ah itu sesat, dan semua kesesaan di neraka", beliau benar-benar memahami maksud dari sabdanya. Beliau menyampaikan sabdanya ini sebagai bentuk kesempurnaan nasihat beliau kepada umat ini, termasuk kepada ana dan antum.
Jika telah jelas, bahwa bahwa sabda nabi ini bersumber dari kesempurnaan nasihat dan kehendak, kesempurnaan penjelasan dan kefasihan, serta kesempurnaan ilmu dan pemahaman, maka maksud dari sabda beliau adalah seperti kandugnan dari ucapan beliau.
Maka, jika setelah penjelasan beliau – bahwa seluruh bid'ah itu sesat dan seluruh kesesatan itu di neraka- apakah boleh bagi kita untuk membagi-bagi bid'ah menjadi dua, tiga atau lima bagian?
Sama sekali hal ini tidak bisa diterima.
Adapun jika ada pembagian bid'ahyang bersumber dari ulama, maka hal itu tidak lepas dari dua kondisi, pertama:
(1) hal tersebut mungkin bukan bid'ah tapi ulama tersebut menganggapnya bid'ah, atau yang
(2) Kedua, hal itu adalah bid'ah namun ulama tsb tidak memahamai akan kejelekan bid'ah yang ada pada amalan tsb.
Dengan demikian, maka tidak ada alasan bagi mereka yang beranggapan dengan adanya bid'ah hasanah, sedangkan Nabi telah menyampaikan sabdanya ini.
Sabda beliau ini ibarat pedang tajam yang bersumber dari sumber kenabian dan kerasulan, bukan dari sumber yang bersifat bimbang dan bingung. Sabda ini adalah sabda yang beliau sepuh dengan kebalaghah-an (kegamblangan) yang paling baligh.
LANJUTAN:
Ada ulama yang membagi bid'ah menjadi dua macam, yaitu bid'ah hasanah (bid'ah yang baik) dan bid'ah sayyi'ah (bid'ah yang buruk').[Syaikh Islam Ibnu Taimiyah telah menulis redaksinya yang amat bagus, yang meng-counter orang yang menganggap baik perbuatan bid'ah, seperti yang beliau tulis dalam kitabnya "Iqtidha shiiraathal-Mustaqim, Mukhalafatu Ashhabu al-Jahim", (Beirut: Darul Ma'rifah), him. 270 dan seterusnya. Silakan dibaca kitab itu.]
Ada juga ulama yang membagi bid'ah menjadi lima macam, seperti halnya lima macam hukum syariat, yaitu bid'ah wajibah (bid'ah yang wajib dilakukan), bid'ah mustahabbah (bid'ah yang dianjurkan untuk dilakukan), bid'ah makruhah (bid'ah yang makruh dilakukan), bid'ah muharramah (bid'ah yang haram dilakukan), dan bid'ah mubaahah (bid'ah yang boleh dilakukan).[Pendapat mereka ini telah dibahas dan didiskusikan oleh Imam asy-Syathibi secara mendetail. Pada akhirnya, ia berkesimpulan bahwa pembagian bid'ah seperti ini adalah suatu perbuatan mengada-ada yang sama sekali tidak didukung oleh syariat. Bahkan, ia bersifat kontradiktif dalam dirinya sendiri. Karena, hakikat suatu bid'ah adalah sesuatu yang sama sekali tidak mempunyai dalil, baik dari nash syariat maupun dari kaidah-kaidahnya. Seandainya di dalam syariat ada sesuatu dalil yang menunjukkan kewajiban, sunnah, atau bolehnya sesuatu (perbuatan bid'ah) itu, niscaya tidak ada bid'ah dan niscaya perbuatan itu masuk dalam kelompok perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan atau diberi kesempatan untuk dikerjakan. Lihat al-I'tishaam, (Beirut: Darul Ma'rifah), 1/188-211.]
Ungkapan yang paling tepat dalam masalah ini adalah bahwa pendapat tadi pada akhirnya bertemu pada muara yang sama dan sampai pada kesimpulan yang sama pula. Karena, mereka — misalnya — memasukkan masalah pencatatan Al-Qur'an dan pengkompilasiannya dalam satu mushaf, juga masalah pengkodifikasian ilmu nahwu, ilmu ushul fiqih, dan pengkodifikasian ilmu-ilmu keislaman yang lain, dalam kategori bid'ah yang wajib dan sebagai bagian dari fardhu kifayah (kewajiban kolektif).
Ulama yang lain menggugat penamaan perbuatan tadi sebagai bagian dari bid'ah. Menurut mereka, pengklasifikasian bid'ah semacam itu adalah pengklasifikasian bid'ah berdasarkan pengertian lughawi 'etimologis', sedangkan pengertian kata bid'ah yang kami gunakan adalah pengertian secara terminologis syar'i. Sedangkan, hal-hal tadi (seperti pencatatan Al-Qur'an dan pengkompilasiannya) tidak kami masukkan dalam kategori bid'ah. Adalah suatu inisiatif yang tidak tetap memasukkan hal-hal semacam tadi dalam kelompok bid'ah.
Yang terbaik adalah kita berpedoman pada pengertian bid'ah yang dipergunakan oleh hadits syarif. Karena, dalam hadits syarif diungkapkan redaksi yang demikian jelas ini, "Karena setiap bid'ah adalah sesat," dengan pengertian yang general (umum). Jika dalam hadits itu diungkapkan, "Karena setiap bid'ah adalah sesat," maka tidak tepat kiranya jika kita kemudian berkata bahwa di antara bid'ah ada yang baik dan ada yang buruk, atau ada bid'ah wajib dan ada bid'ah yang dianjurkan, dan sebagainya. Kita tidak patut melakukan pembagian bid'ah seperti ini. Yang tepat adalah jika kita mengatakan seperti yang diungkapkan oleh hadits, "Karena setiap bid'ah adalah sesat." Dan, kata bid'ah yang kami pergunakan itu adalah kata bid'ah dengan definisi yang diucapkan oleh Imam asy-Syathibi, "Bid'ah adalah suatu cara beragama yang dibuat-buat," yang tidak mempunyai dasar dan landasan, baik dari Al-Qur'an, sunnah Nabi saw., ijma', qiyas, maupun maslahat mursalah, dan tidak juga dari salah satu dalil yang dipakai oleh para fuqaha.
ana sepakat ame antum
Yang benar Hanya Allah,jangan suka menghukum suatu golongan dengan Bid'ah, Kalau bicara Bid'ah Kita semua mengerjakan Bid'ah….termasuk website ini….
Assalaamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Demi Allah, menganggap bahwa menggunakan website adalah satu bid'ah, adalah KEBODOHAN, dan sebaiknya TIDAK antum pamerkan!
Bid'ah, seperti yang didefinisikan oleh Imam asy Syathibi', adalah "cara beragama yang dibuat-buat, yang meniru syariat, yang dimaksudkan dengan melakukan hal itu sebagai cara berlebihan dalam beribadah kepada Allah SWT".[Asy-Syathibi, al-I'tishaam (Beirut: Darul Ma'rifah), juz 1, hlm. 37.] Ini merupakan definisi bid'ah yang paling tepat, mendetail, dan mencakup serta meliputi seluruh aspek bid'ah.
Dari definisi tadi dapat dipetakan bahwa medan operasional bid'ah adalah agama. Ia adalah "tindakan mengada-ada dalam beragama". Dalil pernyataan ini adalah sabda Rasulullah saw., "Siapa yang menciptakan hal baru dalam ajaran agama kita yang bukan bagian darinya, maka perbuatannya itu tertolak." (Hadits Muttafaq 'alaih dari hadits riwayat Aisyah r.a.. Lihat: Syarh Sunnah, karya al-Baghawi, dengan tahqiq Zuhair asy-Syawisy dan Syu' aib al-Arnauth, 1/211, hadits no: 103.)
Dengan demikian, perbuatan bid'ah hanya terjadi dalam bidang agama. Oleh karena itu, salah besar orang yang menyangka bahwa perbuatan bid'ah juga dapat terjadi dalam perkara-perkara adat kebiasaan sehari-hari. Karena, hal-hal yang biasa kita jalani dalam keseharian kita, tidak termasuk dalam medan operasional bid'ah. Sehingga, tidak mungkin dikatakan "masalah ini (salah satu masalah kehidupan sehari-hari) adalah bid'ah karena kaum salaf dari kalangan sahabat dan tabi'in tidak melakukannya". Bisa jadi hal itu adalah sesuatu yang baru, namun tidak dapat dinilai sebagai bid'ah dalam agama. Karena jika tidak demikian, niscaya kita akan memasukkan banyak sekali hal-hal baru yang kita pergunakan sekarang ini sebagai bid'ah: seperti mikropon, karpet, meja, dan bangku yang kalian duduki, semua itu tidak dilakukan oleh oleh generasi Islam yang pertama, juga tidak dilakukan oleh sahabat, apakah hal itu dapat dinilai sebagai bid'ah?
Maka TEKNOLOGI adalah netral! Itu hanya sarana! Apakah pantas ada 'Ulama Salafus Sholih di masa kini, yang menulis dakwahnya dengan baik unta, menggunakan tinta di atas kulit, dan tidak menggunakan listrik???
😀
Assalamu'alaikum,
jangan pernah menjelek-jelekan muslim lain,
yang Maha Benar itu Allah. Yang tahu tentang amalan kita tertolak atau tidak hanyalah Allah semata,
Wassalamu'alaikum
bukan menjelek jelekan muslim yang lain,tapi namanya kebenaran harus di sampaikan.dan di sampaikan itu berdasarkan Al-quran dan hadist yang menempatkan Alloh dan Rasul nya pada tempat yang benar bukan seenak kita,mentang-mentang kita mencintai Alloh dan Rasululloh SAW
"Yang Maha Benar itu Alloh"
Anda benar 100%. Bukankah kita sudah diberi Alquran dan Assunnah untuk di-"benar"-kan oleh Alloh Ta'alaa ?? Oleh karena itu, hendaknya setiap perilaku yang kita kerjakan (yang kita anggap baik dan bernilai ibadah), harus sesuai dengan Alquran dan Assunnah. Bukan perilaku yang mengada-ada.
***
"Yang tahu tentang amalan kita tertolak atau tidak hanyalah Allah semata"
Anda juga benar 100%. Justru itu, ukuran diterima dan ditolaknya amalan kita oleh Alloh adalah Alquran dan Assunnah. Mengamalkan yang sesuai aturan aja gak habis-habis, lha kok malah mengerjakan yang gak ada tuntunannya. Apakah kita tidak berfikir????
wah ternyata sangat dekat dengan kekufuran dan justru kaadng kita terlena hal semacam itu….
oya ustad kalo boleh saya copy di blog saya agar dapat dijadikan sebagai pelajaran dan cerminan bagi kita semua yang peduli dengan akidah islamiyah
untuk akhi luqman al hakim
dipersilakan untuk copy, dengan catatan agar mencantumkan sumber pengambilan copian
semoga Allah swt selalu meridhai amal ibadah kita, amin
wassalam
admin
Kemudian bagaiman dengan kitab maulid shimthuddurror yang telah ditulis oleh al alamanah al imam alhabib ali bin muhammad bin husein alhabsy. mohon dijelaskan juga
Assalamu alaikum wr wb
Syukron atas mauidlloh dan penjelasannya, semoga antum dapat keberkahan, dan di ampuni atas natizah yang di himpit oleh hawa nafsu dan merasa telah menjadi seorang ulama akhli mufti.
ana sarankan antum lebih banyak langi mengarungi bahtera lautan ilmu allah.
assalamualaikum..
semoga qta menjadi muslim yg wasatan..telah anda paparkan sangat lengkap tentang asumsi kesesatan kitab barzanji,dll.
saya ingin menanyakan kepada anda yang namanya taqlid,sebab saya melihat anda mencomot sebuah pemikiran yg didisain menjadi sebuah fatwa..serta memaksakan interpretasi anda terhadap teks-teks suci..
assalamualaikum..
semoga qta menjadi muslim yg wasatan..telah anda paparkan sangat lengkap tentang asumsi kesesatan kitab barzanji,dll.
saya ingin kepada anda yang namanya taqlid,sebab saya melihat anda mencomot sebuah pemikiran yg didisain menjadi sebuah fatwa..serta memaksakan interpretasi anda terhadap teks-teks suci..
Jangan lah sekali-kali menyesatkan orang lain…
Sesungguhnya ALLAH lah yang maha benar…
dan sesungguhnya Allah yg maha benar pula lah yg telah membuat pembeda antara yg haq dan bathil secara nyata
Terima kasih atas ilmunya, semoga Allah swt membalas berlipat ganda atas perjuangan nahyi munkarnya, amiiien !
Kesesatan atas perkara-perkara bid'ah akan terus berkembang pesat di mana-mana. Hal ini karena Pemerintah tidak punya undang-undang yang jelas untuk mengatur Dien ini. Pemerintah sebagai pihak yang berkuasa berlepas diri, sedangkan masyarakat menganggap bebesnya beragama. Dan pada akhirnya setiap kelompok beragama sesuai dengan keyakinannya masing-masing.
Assalam mualaikum wr wb.
Betul sekali ustad. Sekarang ini semakin marak saja penyebaran kitab barzanji di kalangan umat Islam dan seolah itu wajib adanya. Padahal, perbuatan itu adalah perbuatan bid'ah yang jelas dilarang oleh Nabi Muhammad SAW apalagi oleh Allah SWT.
Namun, jika kita menegur atau memeringatkan kepada mereka, mereka selalu mengatakan kitalah yang sesat. Bagaimanakah caranya mengingatkan mereka ya Ustad? Saya pribadi menyarankan agar para dai Salafush Salih untuk terus memeringatkan mereka agar tidak terpuruk kepada kekufuran dan kesesatan yang nyata seperti digambarkan beliau SAW. Artinya, para Ustad Salafush Salih tidak saja berdakwah di kalangan para salafy saja tapi di masjid-masjid umum yang selama ini menjadi ahlul bid'ah yang mayoritas di Indonesia. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.
Sudah fahamkah kita akan makna bid'ah yg sesumgguhnya. Kita jangan terlalu cepat mengatakan ini bidah dan itu bukan bidah. Nabi sendiri mengatakan bahwa perbedaan pendapat dikalangan ummatku adalah Rahmah baginya. Menurut hemat sy jauh lebih baik mendengarkan kisah nabi dalam acara acara tertentu kebanding menggosip dan menceritakan srsuatu yg tdk bermamfaat. Bersalawat kepada rasulullah hakikatnnya mengikiti perinrah Allah. Bukankah Allah dan malikatnya juga beraalawat kepada Nabi Muhammad Saw.
Menurut ana sebaiknya JANGAN DIINGATKAN KARENA MERASA APA YANG DIKERJAKAN ITU BAIK DAN MENDAPAT PAHALA , ini sudah ana lakukan akhirnya menjadi fitnah kepada ana di Cap Wahabi, yang paling sederhana kita do'akan saja semoga mendapat hidajah Allah SWT,dimanapun Ahli Bid'ah bila dinasehati akan MARAH karena tradisi Nenek Moyang diusik ,ini pengalaman ana semoga bermanfaat