Membongkar Kedok Sufi : Ilmu Laduni
Ilmu kasyaf atau yang lebih dikenal dengan ilmu laduni (ilmu batin) tidaklah asing ditelinga kita, lebih – lebih lagi bagi siapa saja yang sangat erat hubungannya dengan tasawuf beserta tarekat-tarekatnya.
Kata sebagian orang: “Ilmu ini sangat langka dan sakral. Tak sembarang orang bisa meraihnya, kecuali para wali yang telah sampai pada tingkatan ma’rifat. Sehingga jangan sembrono untuk buruk sangka, apalagi mengkritik wali-wali yang tingkah lakunya secara dhahir menyelisihi syariat.
Wali-wali atau gus-gus itu beda tingkatan dengan kita, mereka sudah sampai tingkatan ma’rifat yang tidak boleh ditimbang dengan timbangan syari’at lagi”. Benarkah demikian? Inilah topik yang kita kupas pada kajian kali ini.
Hakikat Ilmu Laduni
Kaum sufi telah memproklamirkan keistimewaan ilmu laduni. Ia merupakan ilmu yang paling agung dan puncak dari segala ilmu. Dengan mujahadah, pembersihan dan pensucian hati akan terpancar nur dari hatinya, sehingga tersibaklah seluruh rahasia-rahasia alam ghaib bahkan bisa berkomunikasi langsung dengan Allah, para Rasul dan ruh-ruh yang lainnya, termasuk nabi Khidhir/ Khodhir. Tidaklah bisa diraih ilmu ini kecuali setelah mencapai tingkatan ma’rifat melalui latihan-latihan, amalan-amalan, ataupun dzikir-dzikir tertentu.
Ini bukan suatu wacana atau tuduhan semata, tapi terucap dari lisan tokoh-tokoh tenar kaum sufi, seperti Al Junaid, Abu Yazid Al Busthami, Ibnu Arabi, Al Ghazali, dan masih banyak lagi yang lainnya yang terdapat dalam karya-karya tulis mereka sendiri.
- Al Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin 1/11-12 berkata: “Ilmu kasyaf adalah tersingkapnya tirai penutup, sehingga kebenaran dalam setiap perkara dapat terlihat jelas seperti menyaksikan langsung dengan mata kepala … inilah ilmu-ilmu yang tidak tertulis dalam kitab-kitab dan tidak dibahas … “. Dia juga berkata: “Awal dari tarekat, dimulai dengan mukasyafah dan musyahadah, sampai dalam keadaan terjaga (sadar) bisa menyaksikan atau berhadapan langsung dengan malaikat-malaikat dan juga ruh-ruh para Nabi dan mendengar langsung suara-suara mereka bahkan mereka dapat langsung mengambil ilmu-ilmu dari mereka”. (Jamharatul Auliya’: 155)
- Abu Yazid Al Busthami berkata:“Kalian mengambil ilmu dari orang-orang yang mati. Sedang kami mengambil ilmu dari Allah yang Maha Hidup dan tidak akan mati. Orang seperti kami berkata: “Hatiku telah menceritakan kepadaku dari Rabbku”. (Al Mizan: 1/28)
- Ibnu Arabi berkata:“Ulama syariat mengambil ilmu mereka dari generasi terdahulu sampai hari kimat. Semakin hari ilmu mereka semakin jauh dari nasab. Para wali mengambil ilmu mereka langsung dari Allah yang dihujamkan ke dalam dada-dada mereka.” (Rasa’il Ibnu Arabi hal. 4)
Dedengkot wihdatul wujud (Ibnu Arabi) ini juga berkata: “Sesungguhnya seseorang tidak akan sempurna kedudukan ilmunya sampai ilmunya berasal dari Allah ‘Azza wa Jalla secara langsung tanpa melalui perantara, baik dari penukilan ataupun dari gurunya. Sekiranya ilmu tadi diambil melalui penukilan atau seorang guru, maka tidaklah kosong dari sistim belajar model tersebut dari penambahan-penambahan. Ini merupakan aib bagi Allah ‘Azza wa Jalla – sampai dia berkata – maka tidak ada ilmu melainkan dari ilmu kasyaf dan ilmu syuhud bukan dari hasil pembahasan, pemikiran, dugaan ataupun taksiran belaka”.
Ilmu Laduni Dan Dampak Negatifnya Terhadap Umat
Kaum sufi dengan ilmu laduninya memiliki peran sangat besar dalam merusak agama Islam yang mulia ini. Dengannya bermunculan akidah-akidah kufur –seperti diatas – dan juga amalan-amalan bid’ah. Selain dari itu, mereka secara langsung ataupun tidak langsung terlibat dalam kasus pembodohan umat. Karena menuntut ilmu syar’i merupakan pantangan besar bagi kaum sufi. Berkata Al Junaid: “Saya anjurkan kepada kaum sufi supaya tidak membaca dan tidak menulis, karena dengan begitu ia bisa lebih memusatkan hatinya. (Quutul Qulub 3/135)
Abu Sulaiman Ad Daraani berkata: “Jika seseorang menuntut ilmu hadits atau bersafar mencari nafkah atau menikah berarti ia telah condong kepada dunia”. (Al Futuhaat Al Makiyah 1/37)
Berkata Ibnul Jauzi: “Seorang guru sufi ketika melihat muridnya memegang pena. Ia berkata: “Engkau telah merusak kehormatanmu.” (Tablis Iblis hal. 370)
Oleh karena itu Al Imam Asy Syafi’i berkata: “Ajaran tasawuf itu dibangun atas dasar rasa malas.” (Talbis Iblis:309)
Tak sekedar melakukan tindakan pembodahan umat, merekapun telah jatuh dalam pengkebirian umat. Dengan membagi umat manusia menjadi tiga kasta yaitu: syariat, hakekat, dan ma’rifat, seperti Sidarta Budha Gautama membagi manusia menjadi empat kasta. Sehingga seseorang yang masih pada tingkatan syari’at tidak boleh baginya menilai atau mengkritik seseorang yang telah mencapai tingkatan ma’rifat atau hakekat.
Syubhat-Syubhat Kaum Sufi Dan Bantahannya
- Kata laduni mereka petik dari ayat Allah yang berbunyi:
وَعَلَمَّنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا
“Dan kami telah ajarkan kepadanya (Nabi khidhir/ Khodhir) dari sisi Kami suatu ilmu”. (Al Kahfi: 65)
Mereka memahami dari ayat ini adanya ilmu laduni sebagaimana yang Allah anugerahkan ilmu tersebut kepada Nabi Khidhir/ Khodhir. Lebih anehnya mereka meyakini pula bahwa Nabi Khidhir / Khodhir hidup sampai sekarang dan membuka majlis-majlis ta’lim bagi orang-orang khusus (ma’rifat).
Telah menjadi ijma’ (kesepakatan) seluruh kaum muslimin, wajibnya beriman kepada nabi-nabi Allah tanpa membedakan satu dengan yang lainnya dan mereka diutus khusus kepada kaumnya masing-masing. Nabi Khidhir/ Khodhir diutus untuk kaumnya dan syari’at Nabi Khidhir/ Khodhir bukanlah syari’at bagi umat Muhammad.
Rasulullah bersabda:
كَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً، وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ كَافَّةً كَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً
“Nabi yang terdahulu diutus khusus kepada kaumnya sendiri dan aku diutus kepada seluruh umat manusia” (Muttafaqun ‘alaihi)
Allah berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ
“Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad), melainkan kepada seluruh umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan peringatan”. (As Saba’: 28)
Adapun keyakinan bahwa Nabi Khidhir/ Khodhir masih hidup dan terus memberikan ta’lim kepada orang-orang khusus, maka bertentangan dengan Al Qur’an dan As Sunnah. Allah berfirman:
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ
(artinya) “Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad). (Al Anbiya’: 34)
Rasulullah bersabda:
مَا مِنْ مَنْفُوْسَةٍ اليَوْمَ تَأْتِيْ عَلَيْهَا مِائَةُ سَنَةٍ وَهِيَ يَوْمَئِذٍ حَيَّةٌ
“Tidak satu jiwapun hari ini yang akan bertahan hidup setelah seratus tahun kedepan”. (H.R At Tirmidzi dan Ahmad)
Adapun keyakinan kaum sufi bahwa seseorang yang sudah mencapai ilmu kasyaf, akan tersingkap baginya rahasia-rahasia alam ghaib. Dengan cahaya hatinya, ia bisa berkomunikasi dengan Allah, para Rasul, malaikat, ataupun wali-wali Allah. Pada tingkatan musyahadah, ia dapat berinteraksi langsung tanpa adanya pembatas apapun.
Cukup dengan pengakuannya mengetahui ilmu ghaib, sudah bisa dikatakan ia sebagai seorang pendusta. Rasul Shallallahu ‘alaihi wassalam adalah seorang yang paling mulia dari seluruh makhluk Allah, namun Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam tidaklah mengetahui ilmu ghaib kecuali apa yang telah diwahyukan kepadanya.
قُلْ إِنْ أَدْرِي أَقَرِيبٌ مَا تُوعَدُونَ أَمْ يَجْعَلُ لَهُ رَبِّي أَمَدًا ﴿٢٥﴾ عَالِمُ الْغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا
“Dia (Allah) yang mengetahui ilmu ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan seseorangpun tentang yang ghaib kecuali dari para rasul yang diridhai-Nya”. (Al Jin: 25-26)
Apalagi mengaku dapat berkomunikasi dengan Allah atau para arwah yang ghaib baik lewat suara hatinya atau berhubungan langsung tanpa adanya pembatas adalah kedustaan yang paling dusta. Akal sehat dan fitrah suci pasti menolaknya sambil berkata: “Tidaklah muncul omongan seperti itu kecuali dari orang stres saja”. Kalau ada yang bertanya, lalu suara dari mana itu? Dan siapa yang diajak bicara? Kita jawab, maha benar Allah dari segala firman-Nya:
هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَى مَنْ تَنَزَّلُ الشَّيَاطِينُ ﴿٢٢١﴾ تَنَزَّلُ عَلَى كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ ﴿٢٢٢﴾ يُلْقُونَ السَّمْعَ وَأَكْثَرُهُمْ كَاذِبُونَ ﴿٢٢۳﴾
“Apakah akan Aku beritakan, kepada siapa syaithan-syaithan itu turun? Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi banyak dosa, mereka menghadapkan pendengaran (kepada syaithan) itu, dan kebanyakan mereka orang-orang pendusta”. (Asy Syu’ara: 221-223)
- Sebagian kaum sufi berkilah dengan pernyataannya bahwa ilmu laduni (Al Kasyaf) merupakan ilham dari Allah (yang diistilahkan wangsit).Dengan dalih hadits Nabi Muhammad:
إِنَّهُ قَدْ كَانَ قَبْلَكُمْ فِيْ الأَمَمِ مُحَدَّثُوْنَ فَإِنْ يَكَنْ فِيْ أُمَّتِي أَحَدٌ فَعُمَر
“Dahulu ada beberapa orang dari umat-umat sebelum kamu yang diberi ilham. Kalaulah ada satu orang dari umatku yang diberi ilham pastilah orang itu Umar.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Hadits ini sama sekali tidak bisa dijadikan hujjah bagi mereka. Makna dhohir hadits ini, menunjukkan keberadaan ilham itu dibatasi dengan huruf syarat (kalaulah ada). Maksudnya, kalaupun ada pada umat ini, pastilah orang yang mendapatkan ilham adalah Umar Ibnul Khathab. Sehingga beliau digelari al mulham (orang yang mendapatkan ilham). Dan bukan menunjukkan dianjurkannya cari wangsit, seperti petuah tokoh-tokoh tua kaum sufi. Bagaimana mereka bisa memastikan bisikan-bisikan dalam hati itu adalah ilham? Sementara mereka menjauhkan dari majlis-majlis ilmu yang dengan ilmu syar’i inilah sebagai pemisah antara kebenaran dengan kebatilan.
Mereka berkilah lagi: “Ini bukan bisikan-bisikan syaithan, tapi ilmu laduni ini merubah firasat seorang mukmin, bukankah firasat seorang mukmin itu benar? Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam: “Hati-hati terhadap firasat seorang mukmin. Karena dengannya ia melihat cahaya Allah”. (H.R At Tirmidzi)
Hadits ini dho’if (lemah), sehingga tidak boleh diamalkan. Karena ada seorang perawi yang bernama Athiyah Al Aufi. Selain dia seorang perawi yang dho’if, diapun suka melakukan tadlis (penyamaran hadits).
Singkatnya, ilham tidaklah bisa mengganti ilmu naqli (Al Qur’an dan As Sunnah), lebih lagi sekedar firasat. Ditambah dengan adanya keyakinan-keyakinan batil yang ada pada mereka seperti mengaku mengetahui alam ghaib, merupakan bukti kedustaan diatas kedustaan. Berarti, yang ada pada kaum sufi dengan ilmu laduninya, bukanlah suatu ilham melainkan bisikan-bisikan syaithan atau firasat rusak yang bersumber dari hawa nafsu semata. Disana masih banyak syubhat-syubhat mereka, tapi laksana sarang laba-laba, dengan fitrah sucipun bisa meruntuhkan dan membantahnya.
Hadits-Hadits Dho’if Dan Palsu Yang Tersebar Di Kalangan Umat
Hadits Ali bin Abi Thalib:
عِلْمُ الْبَاطِنِ سِرٌّ مِنْ أَسْرَارِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ، وَحُكْمٌ مِنْ أَحْكَامِ اللهِ ، يَقْذِفُهُ فِيْ قُلُوْبِ مَنْ يَشَاءَ مِنْ عِبَادِهِ
“Ilmu batin merupakan salah satu rahasia Allah ‘Azza wa Jalla, dan salah satu dari hukum-hukum-Nya yang Allah masukkan kedalam hati hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya”.
Keterangan:
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi di dalam kitab Al Wahiyaat 1/74, beliau berkata: “Hadits ini tidak shahih dan secara mayoritas para perawinya tidak dikenal”. Al Imam Adz Dzahabi berkata: “Ini adalah hadits batil”. Asy Syaikh Al Albani menegaskan bahwa hadits ini palsu. (Lihat Silsilah Adh Dha’ifah no 1227)
(Dikutip dari Buletin Islam Al Ilmu Edisi 31/II/I/1425, diterbitkan Yayasan As Salafy Jember. Judul asli “Tasawuf Dan Ilmu Laduni”. Dikirim oleh al Al Akh Ibn Harun via email.)
sumber : https://abuyahya8211.wordpress.com/2009/04/19/membongkar-kedok-sufi-ilmu-laduni/
Sumber: https://aslibumiayu.net/1307-mengenal-ajaran-sufi-ilmu-laduni.html
Penulis: Buletin Islam Al Ilmu Edisi 31/II/I/1425 – aslibumiayu.net
(nahimunkar.com)
Itu bukan menyalahkan dong sekadar ilmiah
Baca dan fahami.nilaikan dgn bersandarkan ilmu
Klo manusia hidup hanya kurang lebih dari 100 tahun,berarti nabi isa sudah mati dong?sedangkan kiamat nanti,katanya nabi isa turun dari langit untuk melawan dajal.
Mohon pencerahannya?
Klo orang sufi itu sesat apa trus yg nulis artikel ini benar..,???.
Wong kmu aja lum tentu masuk syurga koq sudah beraninya mnyalah kan orang lain heu heuuuuu
Rek jangan salah sangka dulu. Jangan pikir artikel itu sesat.padahal kalian Gk tau aslinya yg mana.kalian Gk tau Karena kalian itu ngaji Gk sampek tinggi atau tamat.jadi jangan bilang itu ini sesat.Karena kalian Gk tau inti dari ilmu ini itu apa.artikel ini cuma ditulis untuk sekedar informasi untuk orang yg ingin tahu saja bukan menyesatkan.
Bagaimana Cara mengetahui bahwa seseorang telah berada di tingkat ma’rifat?I know that problems. Bahwa ada tingkatan dalam islam..ayah saya telah menjabarkan satu persatu ttg itu.tapi Karena saya manusia biasa .saya tidak bisa mengetahui jati diri ayah saya.saya ini terlalu logistik hufttt.tolong Bantu saya untuk diskusi ini.
bijak lah, hindari pemicu perpecahan ummat …
You have to experiment to discover more what utilizes you.
Just keep focused upon the your goal and keep writing good informative articles or blog posts.
Use these keywords and phrases with your ads also. http://ic.aplanbforcollege.com/scr888_club_9088636
You have to experiment to discover more what utilizes you.
Just keep focused upon the your goal and keep writing good informative articles or blog posts.
Use these keywords and phrases with your ads also. http://ic.aplanbforcollege.com/scr888_club_9088636
Penulis beraqhlak rendah terlalu picik beragama
Penulis di atas hemat kami adalah orang yang sangat sesat dan akan menyesatkan banyak orang, dan betapa besar kebodohan guru yang mengajarinya. Kami mencurigai ajaran2 Yahudi Zionis masuk ke pikiran orang ini
Penulis di atas menurut kami adalah orang yang berpikir terlalu sempit dan menganggap diri paling benar. Mengapa anda tdk mau mencari bukti dengan menutup pintu rapat2
tulisan yg baik, komentar saya sebaiknya penulis lebih bijak lagi dan belajar berbagai disiplin ilmu untuk mencari ajaran islam yg rahmatan lilalamin, sebelum alquran diturunkan Muhammad belum diangkat jadi nabi sudah bertauhit bos, rahasia ini salah satunjb uhya para syufi, sudah meng-imaninya , jadi ada tidak adanya dalil Nakli dan Akli bagi kaum syufi tidak masalah, karena sdNn” h nyata kebenarannya Allah swt, tambah pusing penulis memehaminya jika pakai ilmunya Allah, tapi jika penulis tidak tahu apa apa maka penulis dipastikan tdk punya beban, untuk itu penulis coba fahami apa itu fsnafillah dan baqabillah, ilmu Allah sangat luas bos, jika tinta sebanyak lautan tdk cukup bos untuk tulis dan jabarkannya, yg pasti penulis pasti penulis merasa ada dan hidup, sedangkan syufi tidak merasa pernah ada dan hidup, hallo bos lakum dinukum waliyaddin,
Lalu sy sbgai org yg mencari tau dan ingin tau ttg ilmu laduni bagaimana para guru?
A berkata ini,,
B brrkata ini itu,
Sdangkan sy ingin menimba ilmu keislaman meski tidak di pondok pesantren, karna sgala hal kwajiban yg harus sy jalani,,
yang menulis artikel ini belum tahu apa yang di tulis nya.tampak nya dia lebih hebat dari alghazali
1. Nasihat imam syafei :
Dar al-Jil Diwan (Beirut 1974) p.34
Dar al-Kutub al-`Ilmiyya (Beirut 1986) p.48
Artinya :
فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا * فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح
فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى * وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح
Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.
Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mahu menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan takwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mahu mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik?
[Diwan Al-Imam Asy-Syafi’i, hal. 47]
sayang bait dari diwan ini telah dihilangkan oleh wahaby laknatullah dalam kitab diwan safei yg dicetak oleh percetakan wahaby…..
2. Nashihat IMAM MALIK RA:
ومنتصوفولميتفقهفقدتزندق
منتفقهولميتصوففقدتفسق
ومنجمعبينهمافقدتخقق
“ dia yang sedang Tasawwuf tanpa mempelajari fikih rusak keimanannya , sementara dia yang belajar fikih tanpa mengamalkan Tasawwuf rusaklah dia . hanya dia siapa memadukan keduannya terjamin benar .
Lalu bgaimana org awam yg tidak mengrti ilmu, haramkah bagi kami mempelajari ilmu laduni. ? Mohon pencerahanya guru,,
Jgn anti kritikan boleh jadi apa yg disampaikan baik buat umat di mata Allah …
Cakep
Sangat Dangkal sekali ilmu penulis ini.
Cukup penulis ini cari tau hadis nabi yg benbunyi ” Awaluddin ma’rifatullah
Awal agama mengenal Allah.
Kenal lah dirimu maka kamu akan kenal akan tuhan mu.
Cari guru mursid yg paham akan 2 hadis itu maka kamu akan tau luasnya ilmu Allah.
telah menampakkan isi hatinya yang keji dengan tulisan nya
Bismillaahirohmanirrohimm.
Tulisanya menarik meskipun cara pandang saya berbeda. Justru para sufi sejati adalah orang pilihan Allah, karena Allah berfirman, laqod kana.fii rosullillaah uswatun khasanah, termasuk pengalaman pengalaman gaibnya. Di surat Ar Rahman, ayat 33. Hai jamaah jin dan manusia, tembuslah penjuru langit dan bumi, jika kau sanggup melintasinya,, maka lintasilah. Kamu tidak bisa menembusnya kecuali dengan SULTHON. Bila kita terjemahkan sulton dengan kekuatan, maka seolah kita berfikir bahwa bila manusia punya kekuatan, maka akan bisa menembus langit dan bumi. Itulah keaombongan manusia, padahal Sulton adalah authoritas. Siapapun yang diberi authoritas oleh Allah, apapun bisa terjadi. Siapan yang mendapat authoritas, paati bukan saya, dan insyaa Allah bukan penulis di atas, tapi orang suka bemujahadah dsb, Mungkin yang saya sebut sufi sejati itu. Dia paham Wallahu kholaqokum wamaa ta’malun as shaffat 96. Semua dari Allah, termasuk dirinya dan amal amalnya. Dia hanya ikhtiar. Wassalam
mereka yg mengatakan bahwa orang sufi adalah pengikut syaithon saya rasa tidak salah, mengapa? karena orang/golongan ini hanya mempelajari hadis dan Al Qur’an berdasarkan akal pikiran, sehingga golongan ini meyakini bahwa hanya para nabi dan rasul yang berhak menerima petunjuk dari Allah, sedangkan pengikut rasul tidak bisa dan tidak berhak untuk mendapat petunjuk dari Allah.Golongan penghujat para sufi ini tahunya bahwa semua peristiwa dan kejadian di alam semesta dan seluruh isinya ini hanya dipatok/dibatasi yang ada tertulis di dalam Al Qur’an dan hadis saja, segala sesuatu kejadian dimana di dalam Al Qur’an atau hadis tidak ditulis, dianggap semua bersumber dari syaithon atau bahkan dibantu oleh jin. Mereka hanya tahu yang tersurat saja, dan sama sekali tidak belajar yang tersirat, maka ya syah-syah saja.
Demikian pula para golongan sufi mengaku dirinya bisa melihat dan bahkan berkomunikasi
dengan malaikat dan arwah para nabi dan rasul juga tudak salah, mengapa? Karena para sufi mempelajari Al Qur’an dan hadis tidak hanya yang tersurat saja tetapi juga menekuni yang tersirat. Sehingga para sufi wajar jika memiliki pengalaman empiris dalam olah kejiwaan, karena memang mereka (para sufi) mampu mengatur dan mengendalikan nafsunya hanya untuk mendekat dengan Allah. Bukan berarti para sufi itu menolak dunia, tetapi membatasi gejolak nafsu agar tidak mencintai dunia. Rasul bersabda ” siapa yang tidak mengenal jati dirinya (nafs) dia tidak mengenal tuhannya” Maka wajar jika para sufi karena mampu mengekang nafsu dunia sehingga oleh Allah diberikan kepekaan dalam menerima intuisi.
Menurut kami anda orang fasik…
Orang yang nulis artikel ini dangkal pemikiran nya. Dengan anda mengatakan orang2 seperti Al Ghazali sesat membuktikan bahwa andalah yang sesat. Dalil pakek Alquran tapi salah penempatan nya. Gk usah menjelekkan sesama muslim . Dengan anda menjelekkan moeslim yang lain, justru membuktikan bahwa anda bkn lah moeslim yang sesungguhnya. TIDAKLAH DI KATAKAN ANDA MUSLIM SEBELUM ORANG LAIN TERHINDAR DARI KE JAHILAN UCAPAN DAN SIKAP ANDA.
Orang yang menulis artikel ini, belum tahu kebenaran yg hakiki, meskipun hafal hadits ribuan…
Kalo blm mendapatkan karunia dan hidayah dari Allah SWT, akan selamanya menjelekkan org Muslim yang lain..
Apalagi belum pernah belajar ilmu Sirri Nya Allah SWT…
Hanya mengandalkan pakai akal, otak, rasio, tanpa menyakini ilmunya para waliyullah, ilmunya para Nabi…
Para Sufi jelas mengamalkan syariat Islam dengan sungguh-sungguh dan ditambah amalan sunah yg mewajibkan utk dirinya utk mengamalkannya secara istiqamah sehingga mencapai Maqom yg dikehendaki oleh Allah SWT….
Dan hanya Allah lah yg dimaksud dan hanya ridho Nya Allah yang ditempuh…
Sungguh alangkah lebih bijak segera bertaubat, karena orang yang memusuhi para Sufi atau Thareqatullah adalah MUSUH BESAR ALLAH…
Semoga segera diberikan hidayah oleh Allah SWT
Penulis artikel ni :
1.lilmunya sanfat dangkal tp berlagak berilmu tinggi
2.madih harus belajar lagi ke TUKANG ANGON.
3.Sangat RENDAH AKHLQnya.
ADA MALING TERIAK MALING ADA SYETAN TERIAK SYETAN, INILAH GAMBARAN DARI PENULIS DAN TULISAN DIATAS, lebih baik anda belajar lagi dan belajar insya Allah anda akan mendapat HIDAYAH dan AMPUNAN dari tuduhan-tuduhan miring anda kepada para Ulama’-Ulama’ kekasih Allah.