Mengingatkan Mahfud: Jangan takut dimarahi oleh Jokowi karena Jokowi yang kini sedang dimarahi oleh rakyat
Mengingatkan Mahfud: Jangan takut dimarahi oleh Jokowi karena Jokowi yang kini sedang dimarahi oleh rakyat
Silakan simak ini.
***
Mahfud Mau Maju Atau Mundur ?
By M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Kejutan datang dari Menkopolhukam Mahfud MD yang mengakui bahwa Pemerintahan Jokowi dalam keadaan tidak baik baik saja. Korupsi merajalela di semua bidang dan kalangan.
Ia menyatakan bahwa korupsi kini lebih gila daripada masa Orde Baru.
Menurut Mahfud harus ada strong leader yang mampu melakukan terobosan. Saat Jokowi selesai 2024 nanti, maka penggantinya harus orang kuat yang siap untuk melakukan pembersihan. Di negara-negara Amerika latin kondisi seperti ini lazim rezim digulingkan dengan cara kudeta.
Ungkapan Mahfud MD Menkopolhukam ini cukup menarik. Sekurangnya untuk dua hal, yaitu :
Pertama, pengelolaan negara di bawah Presiden Jokowi telah gagal dan menimbulkan situasi yang mengerikan. Eksekutif, legislatif, yudikatif dan dunia usaha terjebak dalam kubangan korupsi. Korupsi yang semakin tidak terkendali. Ketika sudah merambah ke semua sektor maka Istana pun tentu tidak steril lagi, bahkan dapat berubah menjadi sarang atau sumber dari korupsi.
Kedua, tidak ada harapan pada dua tahun terakhir masa jabatan Jokowi akan ada perubahan signifikan. Artinya Jokowi dan pemerintahannya sedang mengalami fase sakaratul maut. Menuju kematian yang penuh kegelisahan. Meninggalkan warisan berat kepada rakyat dan siapapun yang pemimpin ke depan.
Pandangan Mahfud MD semestinya membawa konsekuensi kepada dirinya sendiri untuk maju atau mundur. Maju dalam arti sebagai Menkopolhukam, Mahfud harus mengkoordinasikan kementrian atau instansi yang berada di bawah kendalinya untuk secepatnya melakukan operasi pembenahan besar-besaran. Gebrakan dahsyat untuk dua tahun terakhir.
Mundur, jika merasa sudah tidak mampu melakukan pembenahan apa-apa. Dengan alasan kuatnya sistem yang telah mencengkeram. Mahfud pernah mengingatkan Tap MPR No VI tahun 2001 yang meminta agar pejabat yang merasa gagal untuk segera mengundurkan diri.
Kini aturan ini berlaku untuk Mahfud MD sendiri.
Kadang kecendekiawanan Mahfud MD muncul di tengah kedudukannya sebagai birokrat. Akibatnya terasa ada ‘split personality’ atau kepribadian ganda. Oleh karena itu jika ingin selamat dan berdampak bagi kemaslahatan rakyat, maka tiada pilihan lain untuk Mahfud MD selain secepatnya mundur dari jabatan Menteri.
Membantu, apalagi mengekor, hanya akan berakibat malapetaka bagi diri dan keluarga.
Ayo Pak Mahfud berfikir jernih dan bertindaklah sesuai tuntunan akal sehat. Pak Jokowi segera tamat. Menjadi penyelamat adalah pekerjaan berat, karenanya lebih baik memberi makna bagi rakyat dengan secepatnya mengembalikan mandat. Jangan takut dimarahi oleh Jokowi karena Jokowi yang kini sedang dimarahi oleh rakyat.
Maju atau mundur..? Atau mau menjadi undur-undur ? Bukan saatnya untuk tidur atau berlibur. Negara dalam keadaan babak belur.
Bad leaders make country is destroyed.
Mahfud MD adalah salah satu di antara pemimpin buruk itu.
Bandung, 25 April 2022
Gambar Gravatar
Mas Ruhi
Hajinews.id – 25/04/2022
(nahimunkar.org)
Tadzkiroh/Nasehat: PENYESALAN MENTAATI PEMIMPIN YANG ZHALIM
*PENYESALAN KALIAN YANG MEMILIH DAN MENYOKONG PEMIMPIN YANG MENYURUH PADA :*
☑️ *MAKAN BABI,*
☑️ *BERHUTANG RIBA BAHKAN DIANJURKAN KKN/KORUPSI KOLUSI DAN NEPOTISME,*
☑️ *MENYOKONG KOMUNIS YANG ANTI AGAMA*
☑️ *DZOLIM PADA ASATIDZ, ULAMA DAN HABAIB*
☑️ *MENJUAL KEKAYAAN ALAM DAN ASSET PUBLIC MILIK UMMAT UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI*
*PENYESALAN MENTAATI PEMIMPIN YANG ZHALIM*
*Penyesalan Ahli Neraka Karena Masalah Ketaatan*
*Kitab Suci Al-Qur’an seringkali menggambarkan berbagai bentuk penyesalan para penghuni Neraka. Salah satu di antara bentuk penyesalan itu berkaitan dengan urusan “ketaatan”.*
*Kelak para penghuni Neraka pada saat tengah mengalami penyiksaan yang begitu menyengsarakan berkeluh kesah penuh penyesalan mengapa mereka dahulu sewaktu di dunia tidak mentaati Alloh dan RasulNya. Kemudian mereka menyesal karena telah menyerahkan kepatuhan kepada para pembesar, pemimpin, Presiden, Imam, Amir, Qiyadah dan atasan mereka yang ternyata telah menyesatkan mereka dari jalan yang lurus. Akhirnya, karena nasi telah menjadi bubur, mereka hanya bisa mengharapkan agar para mantan pimpinan mereka itu diadzab oleh Alloh subhanahu wa ta’ala dua kali lipat daripada adzab yang mereka terima. Bahkan penghuni Neraka akhirnya mengharapkan agar para mantan pimpinan mereka itu dikutuk dengan kutukan yang sebesar-besarnya. Semoga ALLOH ﷻ melindungi kita dari penyesalan demikian. Na’udzubillahi min dzaalika!*
*Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:*
يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا رَبَّنَا آَتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا
*”Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: “Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Alloh dan taat (pula) kepada Rasul”. Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka adzab dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar”.” (QS. Al-Ahzab (33) : 66-68)*
*Gambaran di atas merupakan suatu gambaran yang sungguh mengenaskan. Bagaimana kumpulan manusia yang sewaktu di dunia begitu menghormati dan mempercayai para pembesar dan pemimpin mereka, tiba-tiba setelah sama-sama dimasukkan Alloh ke dalam derita Neraka mereka baru sadar ternyata telah ditipu oleh para pemimpin tersebut sehingga berbalik menjadi pembenci dan pengutuk para mantan pembesar dan pemimpin tersebut. Mereka terlambat menyadari jika telah dikelabui dan disesatkan dari jalan yang benar. Mereka terlambat menyadari bahwa sesungguhnya para pemimpin dan pembesar itu tidak pernah benar-benar mengajak dan mengarahkan mereka ke jalan yang mendatangkan keridhaan dan rahmat ALLOH subhanahu wa ta’ala.*
*Itulah sebabnya tatkala Alloh subhanahu wa ta’ala menyuruh orang-orang beriman mentaati Allah dan RasulNya serta “ulil amri minkum” (para pemimpin di antara orang-orang beriman) saat itu juga Alloh menjelaskan kriteria “ulil amri minkum” yang sejati. Yaitu mereka yang di dalam kepemimpinannya bilamana menghadapi perselisihan pendapat maka Allah (Al-Qur’an) dan RasulNya (As-Sunnah/Al-Hadits) menjadi rujukan mereka dalam menyelesaikan dan memutuskan segenap perkara.*
*Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:*
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
*”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Alloh dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Alloh (Al-Qur’an) dan Rasul (As-Sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa (4) : 59)*
*Benar, Islam sangat menganjurkan kita semua supaya taat kepada pemimpin, namun pemimpin yang seperti apa? Apakah patut kita mentaati para pembesar dan pemimpin bilamana mereka tidak pernah menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai rujukan untuk menyelesaikan berbagai problema yang muncul? Mereka lebih percaya kepada hukum dan aturan bikinan manusia, bikinan para legislator, daripada meyakini dan mengamalkan ketentuan-ketentuan ALLOH ﷻ dan RasulNya. Pantaslah bilamana masyarakat yang sempat menghormati dan mempercayai para pembesar dan pemimpin seperti ini sewaktu di dunia kelak akan menyesal ketika sudah masuk Neraka. Bahkan mereka akan berbalik menyerang dan memohon kepada Alloh agar para ulil amri gadungan tersebut diadzab dan dikutuk.*
*Tetapi kesadaran dan penyesalan di saat itu sudah tidak bermanfaat sama sekali untuk memperbaiki keadaan. Sehingga Alloh subhanahu wa ta’ala menggambarkan bahwa pada saat mereka semuanya telah divonis menjadi penghuni Neraka lalu para pengikut dan pemimpin berselisih di hadapan Allah sewaktu di Padang Mahsyar. Para pengikut menuntut pertanggungjawaban dari para pembesar, namun para pembesar itupun cuci tangan dan tidak mau disalahkan. Para pemimpin saat itu baru mengakui bahwa mereka sendiri tidak mendapat petunjuk dalam hidupnya sewaktu di dunia, sehingga wajar bila merekapun tidak sanggup memberi petunjuk sebenarnya kepada rakyat yang mereka pimpin. Mereka mengatakan bahwa apakah mau berkeluh kesah ataupun bersabar sama saja bagi mereka. Hal itu tidak akan mengubah keadaan mereka barang sedikitpun. Baik pemimpin maupun rakyat sama-sama dimasukkan ke dalam derita Neraka.*
*Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:*
وَبَرَزُوا لِله جَمِيعًا فَقَالَ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنْتُمْ مُغْنُونَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ اللهِ مِنْ شَيْءٍ قَالُوا لَوْ هَدَانَا اللهُ لَهَدَيْنَاكُمْ سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَجَزِعْنَا أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِنْ مَحِيصٍ
*”Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Alloh, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong:* *”Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami adzab Alloh (walaupun) sedikit saja? Mereka menjawab: “Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri”.” (QS. Ibrahim (14) : 21)*
*Alloh subhanahu wa ta’ala menggambarkan bahwa kumpulan pengikut taqlid dan pemimpin sesat ini adalah kumpulan orang-orang zhalim. Para pemimpin sesat akan berlepas diri dari para pengikut taqlidnya. Sedangkan para pengikut taqlid bakal menyesal dan berandai-andai mereka dapat dihidupkan kembal ke dunia sehingga mereka pasti berlepas diri, tidak mau loyal dan taat kepada para pemimpin sesat tersebut. Tetapi semuanya sudah terlambat.*
*Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:*
وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِله جَمِيعًا وَأَنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَرَأَوُا الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْأَسْبَابُ وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ
*”Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zhalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Alloh amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami”. Demikianlah Alloh memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka.” (QS. Al-Baqarah (2) : 165-167)*, INGATLAH YANG MENGAKU BERKTP ISLAM: *MENDO’AKAN KEBURUKAN BAGI PENGUASA/PEMIMPIN ZHALIM ADALAH SUNNAH YANG TERLUPAKAN.*
*MUDAH-MUDAHAN REZIM OLIGARKI DZOLIM DAN KRONI-KRONINYA SEGERA DIHANCURKAN DAN DIBINASAKAN ALLOH DALAM KEADAAN HINA DI DUNIA DAN AKHIRAT , Aamiin Allohumma Amiin Ya Mujibas Sa’ilin 🤲🏻*
*MARILAH KITA SELALU BERDOA SEMOGA PEMIMPIN DAN PENGUASA YANG DZOLIIM DAN JAHAT INI MUDAH-MUDAHAN SEGERA DIHANCURKAN DAN DIBINASAKAN ALLOH DAN MENDAPAT ADZAB DAN HUKUMAN YANG PEDIH DARI ALLOH.*
*AAMIIIN YAA ROBBAL ALAMIIN*
Kata Alloh dalam Al-Qur’an:
لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ ۚ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا
“Alloh tidak menyukai ucapan buruk yang diucapkan secara terang-terangan, kecuali oleh ORANG YANG DI ZHALIMI. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS An-Nisa ayat 148).
Kata Nabi, Ada tiga do’a yang tidak ditolak oleh Allah alias dikabulkan dan tidak ada keraguan di dalamnya, yaitu: doa orang yang TERZHOLIMI, do’a musafir, dan doa buruk orang tua kepada anaknya. (HR.Imam Tirmidzi)
Siapa saja diantara kaum muslimin yang merasa dizhalimi oleh para penguasa lalim dan diktator, maka DOAKANLAH KEBURUKAN & KEHANCURAN UNTUK MEREKA karena sesungguhnya doa anda akan dikabulkan Alloh dengan janji yang tak ada keraguan didalamnya.
Kata para penjilat, haram hukumnya mendo’akan keburukan atas pemimpin/penguasa zhalim. mendoakan keburukan atas pemimpin zhalim merupakan ciri-ciri khawarij, Begitu kata mereka. Doktrin oplosan yang telah lama usang!
Mendoakan keburukan dan kebinasaan atas penguasa zhalim adalah teladan para Nabi & Rasul.
*Mana dalilnya?*
*1=>* Nabi Musa ‘Alaihis Salam mendo’akan KEBINASAAN untuk Fir’aun:
وَقَالَ مُوسَىٰ رَبَّنَا إِنَّكَ آتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَأَهُ زِينَةً وَأَمْوَالًا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا عَنْ سَبِيلِكَ ۖ رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَىٰ أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوا حَتَّىٰ يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ
Musa berkata, “Yaa Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia.Yaa Tuhan Kami, akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan-Mu. Yaa Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih!” (QS.Yunus ayat 88)
*2=>* Rasululloh Shallallohu ‘Alaihi Wa Sallam mendo’akan para pemimpin:
اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ هَذِهِ أُمَّتِي شَيْئاً فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ. وَمَنْ شَقَّ عَلَيْهَا فَاشْفُقْ عَلَيْهِ. رواه مسلم.
“Yaa Alloh, siapa saja yang memimpin/mengurus urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah ia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka SUSAHKANLAH DIA”. (HR. Imam Muslim).
Fudhail bin ‘Iyadh Rahimahulloh pernah berkata, “Seandainya aku tahu bahwa aku memiliki doa yang mustajab (yang langsung dikabulkan oleh Alloh), maka aku akan gunakan untuk mendoakan penguasa/pemimpin.” Akan tetapi, bukan berarti mendoakan keburukan atas penguasa/pemimpin yang betul-betul zhalim tidak ada contohnya/teladannya dari Salafush Shalih. Ini yang sering disembunyikan oleh segelintir “mafia berjubah” yang menjadi ‘menghamba’ pada majikannya.
*Mana contohnya Salaf yang mendo’akan keburukan kepada penguasa zhalim?*
Imam besar Tabi’in, Al-Imam Hasan Al-Bashri Rahimahulloh, mendoakan keburukan atas pemimpin zhalim di zamannya (yaitu Hajjaj Bin Yusuf Ats-Tsaqafi), beliau berdo’a:
اللَّهُمَّ يَا قَاصِمَ الْجَبَابِرَةِ اقْصِمِ الْحَجَّاجَ ابن يوسوف…
“Ya Alloh yang maha perkasa dan kuasa, hancurkan dan binasakanlah Hajjaj Bin Yusuf…”.
Lalu, setelah di doakan demikian oleh Imam Hasan Al-Bashri, *PENGUASA ALAM SEMESTA DZAT YANG MAHA KUASA ALLOH RABBUL ‘IZZAH WAL JALAALOH MENGABULKAN DO’A IMAM HASAN AL-BASHRI; Hajjaj Bin Yusuf (si gubernur zhalim) pun tewas tiga hari kemudian disebabkan perutnya dipenuhi cacing*.
Singkat Kata, mendoakan keburukan kepada orang zhalim (baik ia pemimpin atau bukan) adalah Sunnah para Nabi dan Rasul serta Salafush Shalih sejak dahulu..
Kata Imam An-Nawawi Rahimahulloh:
وَقَدْ تَظَاهَرَ عَلىَ جَوَازِهِ نُصُوْصُ الْكِتَابِ وَالسُنَةِ وَأَفْعَالُ سَلَفِ الْأُمَةِ وَخَلَفِهَا
“Telah jelas kebolehan hal tersebut, yaitu *BOLEHNYA* mendoakan keburukan kepada orang yang berbuat zalim, berdasarkan nash-nash Al-Qur`an dan As-Sunnah. Juga berdasarkan teladan kaum Salaf maupun Khalaf”.
Yaa Alloh Yaa Rabb..
Tiada ilah yang berhak disembah secara benar kecuali engkau, penguasa alam semesta. Raja segala raja. Maha kuasa dan perkasa, sebaik-baik pembuat makar…, Hancurkan & Binasakanlah segala bentuk kezhaliman diatas permukaan bumi ini. Yaa Alloh Yaa Rabb, turunkan bala dan bencana-Mu bagi mereka yang menzhalimi wali-wali Mu diatas bumi ini.
*Aamiin yaa Rabbal ‘Aalamin..*
*Jadi, tak ada keraguan untuk mendo’akan kebinasaan Pemimpin Zhalim dan Para Pendukungnya.. !*
BEKASI Jawa Barat, 26 April 2022,
Alfaqir Ilalloh Azza wa Jalla,
*Al Ustadz Abu Fayadh Muhammad Faisal al-Jawy AlBantani, S.Pd, M.Pd, I, M.MPd* حفظه الله *
(Alumni dan Aktivis 212, Aktivis Pendidikan dan Kemanusiaan, Praktisi dan Pengamat PAUDNI/Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal, Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat).
Seorang Hamba Yang Mengharap Ridho RabbNya
* S1 UNTIRTA/Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa BANTEN, S2 UIJ/Universitas Islam Jakarta dan S2 IMNI/Institut Manajemen Nasional Indonesia Jakarta
Muroja’ah:
*Al Ustadz Dr. Muhammad Ubaidillah Al Ghifari Slamet, Lc, MA* حفظه الله
(Alumnus Dauroh Masyayikh di Jeddah Saudi Arabia)
* S1 University Ibnu Saud Riyadh Saudi Arabia, S2 UMS/Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah dan S3 Universitas Ibnu Khaldun Bogor Jawa Barat
🕌🕋🕌
Raih Amal Sholeh…!!!
*Silahkan di Share info ini seluas-luasnya*
RASULULLOH Muhammad Shallallohu’ alaihi wa Sallam Bersabda: “Barangsiapa Yang Menunjukkan kepada Kebaikan Maka Dia akan mendapatkan Pahala seperti Pahala Orang Yang Mengerjakannya”. (HR. MUSLIM No. 1893 Sanadnya Shohih).