PKI Berontak, Membantai Ribuan Tokoh dan Ulama di Madiun, September 1948
PKI Berontak, Membantai Ribuan Tokoh dan Ulama di Madiun, September 1948
- Tak tanggung-tanggung, korban pembantaian kejam yang dilakukan oleh PKI di Madiun Jawa Timur, 18-30 September 1948, mencapai 1.920 orang.
- Kenang Kejamnya Pemberontakan PKI di Madiun 18 September 1948, Fadli Zon: Kiai Diculik dan Dibantai
BERKARYA NETWORK
@Berkarya_Info
Bukan Soal 30 September 1965 Saja, di Kota Madiun Pada 30 September 1948, Juga Menyimpan Kisah Pilu “Banjir Darah” Kekejaman PKI/ twitter
***
Awas Jaga Para Ulama…! PKI/Komunis Sudah Tidak Ada Rasa Takut, Stop Isu Orang Gila…
Posted on 15 September 2020
Sugeng Harianto – detikNews Rabu, 03 Okt 2018 14:48 WIB Di bulan September, monumen ini kerap dijadikan lokasi upacara peringatan pembantaian yang dilakukan PKI – (Partai Komunis Indonesia) terhadap para Ulama dan ribuan Umat Islam di Madiun. (Foto: Sugeng Harianto/File/ dtk) |
PKI/Komunis dalam memusuhi Islam bagai Syetan. Bahkan Syetan masih percaya adanya Tuhan sedangkan Komunis/PKI tidak percaya adanya Tuhan. Sedangkan inti Islam adalah mengimani dan menyembah Tuhan yang hanya satu yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka komunis dan wadyabala syetan lainnya sangat memusuhi Islam.
{وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (8) الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (9) إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ} [البروج: 8 – 10]
8. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, [Al Buruj:8]
9. Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. [Al Buruj:9]
10. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar. [Al Buruj:10]
Hati2 dibulan September terulang kembali…, Mulai musim *Orang Gila* lagi nih.. rapatkan barisan jaga Ulama2 kita
https://berita7.id/tetangga-sebut-alfin-andrian-tidak-gila-istrinya-baru-melahirkan/
*MUTIARA HADITS*
_MUSUH ULAMA itu MUSUH ALLOH_
Dalam Hadis Qudsi Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyatakan :
مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ.
_”Siapa saja yang memusuhi waliku (Ulama’, orang mukmin bertaqwa), maka Aku umumkan perang kepadanya.”_ (HR. Bukhari)
*PENJELASAN*
Alloh SWT memproklamirkan peperangan terhadap mereka yang memusuhi ulama, menghina dan menyakiti mereka, karena ulama adalah wali Alloh yang menjelaskan firman firman Nya, menjadi penerang umat dan pewaris para rasulNya
Mari kita jaga para ulama kita dari permusuhan orang jahil demi kelangsungan da’wah Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Semoga Alloh SWT melindungi dan menjaga para ulama dan pejuang Islam dari kedengkian musuh musuhnya. Aamiin Ya Mujibas Sa’ilin ?? Ahadun Ahad ☝️ Allohu Akbar ✊ Isy Kariman Aw Mut Syahidan
✍? *Catat:*
Kalo Korbannya Ulama atau Tokoh & Aktivis Islam = Pelakunya *Orang Gila* minimal *Gangguan Jiwa*, Kalau Korbannya Aparat atau Pejabat = Pelakunya *Teroris* minimal *Radikal*
******
*Hikmah Penusukan Syeikh Ali Jaber*
1. Harus tetap waspada jangan merasa aman!
2.Test Case
3. Ada pengawalan terutama pada tablig akbar, bedah buku dan atau kajian yang Ustadz nya masyhur dan jamaah nya banyak. Tentunya ahli beladiri , Minimal 4 orang di ring 1. Di ring 2 minimal 3 orang. Di ring 3 minimal 2 orang
4. Ustadz utama nya mudir Pondok setiap ke luar minimal dikawal 2 orang. Walaupun Ustadz ahli beladiri. Ingat presiden SBY menguasai banyak ilmu beladiri , mantan jenderal pula, tapi tetap dikawal!.
5. Ustadz2 jangan sembarangan bertemu dengan orang tak dikenal
6. Setiap yg masuk ke Pondok kudu mengisi buku tamu. Chek KTP. Fotonya sesuai tidak dengan aslinya. Jangan lupa tamu difoto dan KTP nya juga-SI. Tanyakan detail keperluan nya.
6. Jika tamu tersebut Aparat sipil, aparat polisi, TNI kudu minta surat tugasnya-Asli. Sesuaikan dengan KTP nya jangan ragu menanyakan, karena ranah pondok adalah privasi pondok, itu HAK!
Terakhir jangan lupa dokumentasi kan setiap momen dengan cctv, kamera HP dan lainnya.
Ditulis oleh Advokat Muslim *Sukpandiar, SH, MH bin Moh.Idris* Telp dan WA 081314495785. Pembina Hukum Pakaji dan Satda juga penulis Buku “Advokasi Elegan Dakwah Islam” .
#GanyangKomunis/PKI
#GebukPKI/KOMUNIS
#SaveUlamadanAktivisIslam
#StopKriminalisasiUlamadanAktivisIslam
Dikirim oleh:
Alfaqir ilalloh Azza wa Jalla,
*Al Ustadz Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, S.Pd, M.Pd, I* حفظه اللّٰه تعالى
(Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat, Praktisi PAUDNI/Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal, Aktivis Pendidikan dan Kemanusiaan, Domisili di Bekasi Kota)
Seorang Hamba yang mengharap Ridho RabbNya
14/09/2020 14.17
(nahimunkar.org)
***
Kenang Kejamnya Pemberontakan PKI di Madiun 18 September 1948, Fadli Zon: Kiai Diculik dan Dibantai
JAKARTA–Politisi Gerindra, Fadli Zon mengingatkan tentang peristiwa kelam yang pernah terjadi di Indonesia, yakni pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Fadli Zon menyebut, pada 18 September hari ini, bertepatan dengan peristiwa penyerangan PKI di bawah pimpinan Muso, di Madiun pada tahun 1948.
Saat itu, banyak ulama menjadi korban setelah diculik dan dibantai secara kejam.
Padahal, di sisi lain, para pejuang sedang berjuang dalam melawan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan.
Maka dari itu, Fadli Zon menilai, PKI adalah penghianat yang seolah menusuk dari belakang.
“Hari ini 18 September, tepat 72 thn lalu (1948) PKI melakukan pemberontakan dipimpin Musso di Madiun. Byk ulama/Kyai n tokoh pemerintahan Republik diculik n dibantai. Ketika para pejuang RI Soekarno-Hatta dll konsentrasi hadapi Agresi Militer Belanda, PKI menusuk dari belakang,” tulis Fadli Zon di akun Twitternya, Jumat (18/9/2020).
Seperti diketahui, pemberontakan PKI pada 1948 merupakan pemberontakan besar pertama yang terjadi semenjak proklamasi kemerdekaan 1945.
Dalam pemberontakan tersebut, ingin mengganti ideologi Pancasila dan membentuk Republik Soviet Indonesia.
Pemimpin pemberontakan PKI di Madiun adalah Muso.
Pemberontakan di Madiun
Sejak awal September 1948, Muso bersama beberapa pimpinan PKI berkeliling ke daerah-daerah di Jawa, seperti Solo, Madiun, Kediri, Jombang, Bojonegoro, Cepu, Purwodadi, dan Wonosobo.
Dikutip buku Sejarah Daerah Jawa Timur (1978), ketika Muso dan Amir Syarifuddin berada di Purwodadi mendengar kabar bahwa unsur pro-PKI telah mengambil inisiatif untuk melancarkan revolusi (pemberontakan).
Pada 18 September pagi, sekelompok rakyat Purwodadi mengibarkan bendera merah dan Muso berangkat ke Madiun.
Malam hari mereka tiba di Rejo Agung dekat Madiun dan menjumpai kenyataan bahwa organisasi PKI telah melancarkan coup d’etat di Kota Madiun dan sekitarnya.
Sejak saat itu revolusi komunis atau pemberontakan komunis sudah dimulai.
Selain pengambilalihan kekuasan di Madiun, mereka juga merebut kota-kota dan ibu kota karesidenan Madiun.
Semua alat-alat pemerintah, militer dan sipil pada waktu itu lumpuh serta mampu dikuasai.
Kaum komunis berambisi untuk memegang pimpinan pemerintahan dan mereka ingin mendirikan front nasional.
wartakotalive.com, Jumat, 18 September 2020 17:02/ diringkas
(nahimunkar.org)
*”Waspadai Istilah Kadrun dan WAHABI itu Propaganda Musuh Islam”*
*Pernyataan Ahok Soal Kadrun, KH. Tengku Zulkarnain (Wasekjen MUI Pusat): Ente Diterima Tinggal di NKRI Saja, Mestinya Bersyukur!!!*
https://www.detiknet.xyz/2020/09/pernyataan-ahok-soal-kadrun-tz-ente.html
*AHOK SI EKS NARAPIDANA DAN ARIF POYUONO GERINDRA DAN KAWAN-KAWANNYA JELAS MEMAKI MUSLIMIIN SEBAGAI “KADRUN (KADAL GURUN)”! APAKAH MEREKA MEMANG KADER NEO – KOMUNIS (RRC) DAN NEO – NASAKOM TULEN❓*
Karena, istilah *”Kadrun”* dan *’Wahabi’* digencarkan PKI dan koalisi Nasakom di masa Orde Lama RI, terhadap lawan-lawan mereka. Simak:
? PNI DAN NU SERTA PKI (NASAKOM) MENJAUHI MUHAMMADIYAH, AL IRSYAD, PERSIS DAN LAINNYA (MASYUMI) DI MASA ORDE LAMA ??
Fakta: NU (1926) bersekutu dengan PKI dan PNI – partai Sukarno – di koalisi (persekutuan) Orde Lama bernama:
*”NasaKom (Nasionalisme-Agama-Komunisme)”.*
Waktu itu Sukarno ingin menyerbu Malaysia (termasuk Singapura dan Brunei), yang ditudingnya: negara boneka buatan Neo Kolonialis-Imperialis (Nekolim) Barat (Kerajaan Kristen Protestan Inggris), di Asia Tenggara.
Sukarno, maka, ingin membentuk Angkatan V (rakyat yang dipersenjatai Komunis RRC), guna penyerbuan massal ini.
Sukarno juga ingin membentuk kekuatan “Non Blok”, tak memihak Blok Barat (Kapitalis-Zionis AS-Inggris), atau Blok Timur (Komunis Uni Soviet-RRC), bernama: “The New Emerging Forces”.
Diawali dengan Konperensi Asia-Afrika, Bandung.
https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/sejarah-nasakom-upaya-sukarno-menyatukan-tiga-kekuatan-politik-dnlt
Namun diyakini, massa ‘grass root’ tradisional NU sebenarnya tak menyetujui koalisi elit PBNU Orde Lama dengan Komunis itu.
Juga ada keengganan perwira tinggi TNI AD mendukung Sukarno. TNI AD jelas anti PKI, trauma dengan pemberontakan PKI (1948) terhadap RI!
Nasakom memusuhi kaum Muslimiin ‘putihan’, ‘Ahlus Sunnah was Salafiyyiin di jaman Orla’, yang bergabung di Masyumi (Majelis Syuro Muslimiin Indonesia), dengan motor:
Muhammadiyah (1912), Al Irsyaad (1914), Persis (1923).
Masyumi anti Komunisme, Atheisme, Marxisme, Takhayul, Bid’ah, Khurofat, Mistik, Sihir, dll.
Simak di:
https://historia.id/politik/articles/saling-hajar-masyumi-pki-v2eW5Dan https://fokusparlemen.id/kgp-saat-ini-komunis-bangkit-persis-pra-g30s-pki-65/
Masyumi bertokohkan Buya M. Natsir (ulama internasional, pemersatu NKRI melalui “Mosi Integral M. Natsir”, Perdana Menteri RI, kader Persis, pendiri DDII (1967)), juga Buya HAMKA (ulama internasional, kader Muhammadiyah, pujangga, pejuang kemerdekaan, Ketum MUI pertama Orde Baru), serta KH. Isa Anshari (da’i, kader Persis), dkk.; dipersekusi.
_Masyumi dikatai Nasakom sebagai: ‘Wahabi’, “Kadrun” (Kadal Gurun), dsb.!_
Masyumi juga difitnahi, diopinikan oleh ‘buzzers’ masa itu sebagai pengkhianat RI yang hendak memberontak!
Bahkan kaum Minang pun jadi diserbu dalam perang saudara PRRI, karena Minang menolak Nasakom, menolak Komunisme!
Para tokoh Masyumi dipenjarakan Sukarno sepihak! Dan NU diam saja!
Masyumi juga – secara otoriter – dibubarkan rezim Orde Lama!
Lalu, qodarullloh, NU mendadak dikhianati oleh ‘kawannya sendiri’, yakni PKI!
PKI ternyata tega mengkhianati PBNU/NU, PKI tega membunuhi para kyai dan santri NU!
PKI memberontak lagi, 1965 (setelah pemberontakan PKI pertama,1948)!
PKI sistematis membunuhi ulama dan santri, juga tentara, polisi, pejabat!
Maka PBNU/NU pun sadar, insyaaf, berbalik memusuhi PKI. Bergabung dengan yang lain.
PKI dan massanya mereka ‘basmi’ bersama.
Dan PKI, Marxisme, Komunisme, Leninisme, dilarang selamanya di RI/NKRI via Tap MPRS XXV/1966.
?? Ingat❗ RI/NKRI harus berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (atau sama dengan Tawhiid)❗
Lihat ➡️ konstitusi RI/NKRI di pasal 29 ayat 1, UUD 1945, juga Pancasila, dan Pembukaan UUD 1945❗
Sementara:
Komunisme (dan Neo Komunisme kini, campuran paham Komunisme dengan Kapitalisme – yang ingin menguasai dunia melalui program One Belt, One Road (OBOR) / Belt-Road Initiative (BRI)) – justru sangat Anti Ketuhanan dan Anti Agama, yang manapun❗
➡️ Karena Komunisme berangkat dari Marxisme, yang mereka memang membenci kelas Feodalisme:
(1) Kaum Agamawan (Gereja). (2) Bangsawan Kerajaan. (3) Pedagang tamak.
Di Eropa di masa Abad Pertengahan (Medieval), yang menekan kelas (4) Rakyat jelata. Dan ketiga ‘kelas atas Eropa’ itu oleh rakyat jelata, disebut “Borjuis”.
Tiga ‘kelas atas’ Eropa itu dianggap bersama-sama menekan, kaum “Commoners” atau kaum rakyat biasa (yang mereka juga menyebut dirinya: “Proletar”)!
Karenanya mereka – berangkat dari Marxism – membuat ideologi yang radikal-ekstrim baru:
“Communism”.
Dari rangkaian kata dasar “Common”, “Community”, “Communal”, “Commoners”!
Sementara, kini, di Ri, sejak Syi’ah – utamanya golongan Syi’ah 12 Imaam (Itsna Asy’ariyyaah) alias Rofidhoh – mulai berani terang-terangan di RI – sejak masa Reformasi – maka mengalirlah pula segala makian ‘Wahabi’ berikut banyak fitnah bohong menyertainya, terhadap kaum Muslimiin yang sejati!
Kita tahu, Syi’ah – sesuai pemberitahuan hadits bisyaroh nabi – juga sedang membunuhi Muslimiin di Suriah, ‘Iraq, Yaman, hingga Libanon, bahkan pernah juga di Sampang dan Puger (Jember), Jawa Timur!
Dan Syi’ah, pada dasarnya adalah paham turunan ‘aqidah Yahudi – Majusi Persia dan gerakan politik-militer untuk menguasai dunia! Syi’ah sangat memusuhi kaum Muslimiin (Ahlus Sunnah)!
❗Dan fakta: mereka semuanya, bersekutu jelas, di lingkaran PDIP dan koalisinya.
➡️ Bersama juga: golongan Ahmadiyah, para Koruptor RI terbesar (lihat data media: selama masa Reformasi, koruptor terbanyak yang ditangkap dan dipenjarakan, berasal dari PDIP dan koalisinya), dan kaum Oportunis, Munafiqiin, Sekuleris, Liberalis, Pluralis, Dukun-Mistikus, Kejawen-‘Islaam Abangan’ (biasanya bergabung di NU), keturunan PKI, simpatisan Yahudi Zionis, golongan anti Islaam, dkk.
JADI:
Siapa Ahok (BTP/Basuki Tjahaja Purnama), Arif Poyuono, dkk.; yang berteriak-teriak soal *”Kadrun”* dan *”Wahabi”* ini, sebenarnya?
…
*Masih bertanya lagi?*
➖➖➖➖➖➖➖➖
? Renungan:
*? MASIH PERCAYA KEBOHONGAN SYI’AH DAN MUSUH ISLAM BAHWA GOLONGAN WAHABI ITU ADA❓*
Sungguh menyedihkan bahwa sebagian kaum Muslimiin Indonesia larut turut dalam kesalahan bahkan kebodohan, akibat tidak belajar benar.
Mau saja dihasut dengan kesalahan sebut dari kaum Inggris jaman dulu, yang lalu dimanfaatkan Syi’ah dan musuh-musuh Islaam macam Orientalis, Sekuleris, Liberalis, termasuk PKI di masa Orde Lama; untuk memecah belah sesama Ahlus Sunnah!
Namun – alhamdulilllaah – sudah banyak pula Nahdliyyiin NU yang sadar, bahwa SYI’AH SEDANG MENCOBA MENDEKATI MASSA NU YANG BANYAK ITU, melalui rayuan seakan-akan banyak ritual ‘khas’ NU, Sufi, adalah SAMA dengan ritual Syi’ah.
Ini ada benarnya, walaupun tidak sepenuhnya.
Karena NU juga mengadopsi, membolehkan Sufi.
Sedangkan Sufi, membesar bersamaan dengan Syi’ah, utamanya di masa kekholifahan Abbasiyyaah! Mereka ada saling mempengaruhi, satu sama lainnya.
Tetapi, NU generasi pertama (1926), BANYAK KESAMAANNYA dengan Muhammadiyah (1912), Al Irsyaad (1914), dan Persatuan Islam/Persis (1923). Tidak seperti mayoritas kaum Nahdliyyiin kini.
Bahkan fatwa dari KH Hasyim Asy’ary tegas MELARANG NAHDLIYYIIN MENDEKATI, MEMPELAJARI, DAN MENGIKUTI SYI’AH.
Satu hal yang ironis kini, karena KH Said ‘Aqil Siradj (SAS) Ketum PB NU, adalah dikenal sebagai pendukung Syi’ah dan Liberalisme kini!
Bahkan jelas Yahya C. Staquf PBNU (kakak Yaqut C. Qoumas Banser) bemesraan dengan Yahudi Zionis di konperensi Zionis! Yang ini ‘meneladani’ Gus Dur, yang memulainya.
Jadi …
Sudah lama dibahas – juga di media ini – mengenai betapa bodohnya dan tidak mungkinnya sebutan, dan ada golongan ‘Wahabi’.
Berdasarkan keterangan pakar Tata Bahasa, ‘ulama ‘Aqidah Ahlus Sunnah, dan Tarikh (Sejarah).
Termasuk dari Buya HAMKA Ketua Umum MUI pertama, dan Habib Ahmad bin Zein Alkaff, dan banyak ‘ulama serta pakar sedunia.
Itu adalah kesalahan sebut Inggris terhadap kaum Muslimiin, Ahlus Sunnah Wal Jama’ah di jazirah Arabia Tengah (kini sebagian besarnya menjadi Arab Saudi), dan kesalahkaprahan ini lalu dimanfaatkan Syi’ah untuk mengadu-domba Muslimiin, bahkan dengan berbagai tambahan kebohongan.
?Dalam tinjauan Tata Bahasa Arab, karenanya, TIDAK MUNGKIN disebut ‘Wahabi’ karena sebutan ini secara gegabah dan salah dinisbatkan kepada (Syaikh) MUHAMMAD bin ‘Abdul Wahhab At Tamimi (dari Bani Tamim, Quraisy).
Beliau seorang guru agama Ahlus Sunnah wal Jama’ah, dengan mengikuti pemahaman (manhaj) kaum Salafush Sholih/kaum Pendahulu Yang Salih (*) yang mengajarkan semua sistem Madzhab Fiqh, namun lebih menyenangi Madzhab Hanbali (dan ini wajar saja dan diperbolehkan dalam Islaam).
Keterangan: (*) Mereka adalah seluruh 124.000 nabi dan rosul beserta ummah/muridnya masing-masing. Sejak awal jaman. Dalam Tawhiid, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Khususnya Rosuululloh Muhammad – shollollohu ‘alaihi wasallam – dan 3 generasi pertama murid beliau yang dijamin terbaik, yakni generasi Shahabah Nabi, generasi Tabi’iin, dan generasi Tabi’ut Tabi’iin.
Nama beliau sendiri tentu saja adalah “Muhammad”, dan nama ayahnya, karenanya, adalah ‘Abdul Wahhab At Tamimi (artinya, dari keluarga Quraisy terhormat Bani Tamim). Maka seharusnya secara Tata Bahasa, pengikutnya disebut “Muhammadi” atau “Muhammadiyyah”. Bukan “Wahhabi”.
?Lebih lagi, dalam tinjauan standar ‘Aqidah Islaamiyyah, TIDAK MUNGKIN mereka disebut ‘Wahabi’ atau ‘Wahhabi’, karena nama “Al Wahhab” itu adalah nama ALLOH.
Dan secara ‘aqidah, manusia tidak dibenarkan memakai nama ALLOH: “Al Wahhab” (kecuali dengan didahului kata “Abdul” atau “hamba dari”).
Dan karenanya – walaupun artinya bagus – tidak wajar pula menyebut Muslimiin sebagai “Wahhabi” (Pengikut ALLOH Al Wahhab).
?Dan dalam tinjauan Tarikh (Sejarah), TIDAK MUNGKIN pula pengikut Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab At Tamimi disebut ‘Wahabi’, karena yang disebut demikian adalah pengikut ‘Abdul Wahhab bin Rustum, seorang Khowarij (ekstrimis) di Abad III-IV Hijriyyah.
Sementara Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab At Tamimi tersebut hidup di Abad XII-XIII Hijriyyah, dan adalah seorang guru agama Ahlus Sunnah wal Jama’ahbiasa.
Tetapi ada usaha mengesankan keduanya adalah sama.
Utamanya untuk membangun propaganda kebencian terhadap Ahlus Sunnah, terhadap Madzhab Hambali, terhadap Arabia/Arab Saudi.
Biasanya dari agen-agen laten atau terbuka dari kalangan Syi’ah, Orientalis, Komunis, dll., dan yang terpengaruh oleh mereka, sadar atau tidak.
Dan ingatlah …
?Di Nusantara/Indonesia, sejak dulu yang dimaki sebagai Wahabi atau Wahhabi dengan SEENAKNYA adalah:
? *Tuanku Imam Bonjol* dan semua Muslimiin Minangkabau (Sumatra Barat) yang pada dasarnya biasanya adalah bergabung di “Muhammadiyah” (setelh organisasi Islam “Muhammadiyah” berdiri).
? *Muhammadiyah*, organisasi Islam yang TERTUA di Nusantara dan masih ada (berdiri di tahun 1912 dengan akta Notaris resmi di tahun 1914 di Yogyakarta), dan KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Dan Nasy’iyatul ‘Aisyiyah (1917), organisasi muslimah Muhammadiyah.
Situs Website:
– http://m.muhammadiyah.or.id/
– https://www.suaramuhammadiyah.id/
? *Al ‘Irsyaad Al Islamiyyah* (1914 dan resmi di 1915 di Surabaya) dan kaum jama’ah keturunan Arab non ‘Alawiyyiin/Non Habaib serta Pribuminya.
Situs Website:
– https://www.alirsyad.or.id/
? *Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia/DDII* (1967 ) di Jakarta.
Situs Website:
– https://kabar.dewandakwah.com/
– https://www.laznasdewandakwah.or.id/
? *Hidayatullah* (1973) di Balikpapan Kalimantan.
Situs Website:
– https://hidayatullah.or.id/
? *Wahdah Islamiyah* (1988) di Makassar.
Situs Website:
– https://wahdah.or.id/
? *Yayasan Al-Sofwa Al Islamiyyah* (1993) di Jakarta.
Situs Website:
– https://www.alsofwah.or.id/
– https://alsofwa.com/
?*JAM’IYYAH DA’WAH ISLAMIYYAH* (1999) di Rangkasbitung Banten
Situs Website:
– https://www.da-wah.com/profile/
? *L-Data/Lembaga Dakwah dan Taklim* (2000) di Jakarta.
Situs Website:
– http://www.aldakwah.org/
? *HASMI/Himpunan Ahlussunah Untuk Masyarakat Islami* (2005) di Bogor Jawa Barat.
Situs Website:
– https://www.hasmi.org/
?*Jum’iyyah An-Najat Al Islamiyyah* (2007) di Jakarta.
Situs Website:
– http://an-najat.org/
– https://abukhodijah.wordpress.com/an-najat-al-islamiyah/
– https://ustadzrofii.wordpress.com/
? *Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia/MIUMI* (2012) di Jakarta
Situs Website:
– http://miumipusat.org/
?*MADINA/Majelis Dakwah Islam Indonesia* (2013) di Solo Jateng
Situs Website:
– https://madina.or.id/
?*PULDAPII/Perkumpulan Lembaga Dakwah dan Pendidikan Islam Indonesia* (2017) di Bekasi Jawa Barat.
Situs Website:
– https://puldapii.or.id/
? *Buya HAMKA*, Ketua Umum MUI pertama, tokoh Muhammadiyah, serta Pujangga/Sastrawan nasional.
? *Syaikh Dr. Muhammad Natsir*, Perdana Menteri RI pertama, Pahlawan Nasional RI, dan pendiri DDII/Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia.
? *Syaikh Ahmad Hassan*, tokoh Persis dan salah satu guru Bung Karno.
? *Bung Karno*, Aktivis Muhammadiyah, anggota Muhammadiyah sampai meninggalnya, dan Proklamator RI, Presiden Pertama (1) RI.
? *Bung Hatta,* aktivis Muhammadiyah dan Proklamator RI, Wakil Presiden I RI.
? Ustadz dan Panglima Besar *Jenderal Sudirman*, warga Muhammadiyah dan gerakan kepanduannya.
? *Syaikh Haji Agus Salim.*
? Kaum muslimiin Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang berusaha meneladani kaum Salafush Sholih (yakni Rosululloh shollollohu ‘alaihi wasallam dan para Sahabat Nabi lalu para Tabi’iin dan lalu para Tabi’ut Tabi’iin) yang DIJAMIN ALLOH sebagai yang terbaik, sebagai *Salafiyyuun/Salafy*.
Dll.
? *Hanya karena mereka:*
Tidak mau memperingati kematian dan makan-makan di hari hitungan Hindu Jawa (hari ke 1, 3, 7, 40, 100, 1000), tetap berziarah kubur namun tidak mau mengkeramatkan kuburan dan beribadah di sana, tidak selalu berqunut kecuali jika ada musibah, tidak membaca basmalah dengan jahr saat memulai Al Fatihah dan Surah2 lain, tidak merayakan Maulid (peringatan kelahiran, karena ini dimulai dari kebiasaan Syi’ah Mesir), tidak membuat Haul (peringatan kematian), tidak mau berdzikr kencang-kencang suara (melainkan di dalam hati) juga berjama’ah apalagi memakai musik, tidak suka hal Sihir-Mistik, tidak menyanyi Barzanji, biasanya berjanggut, biasanya bercelana dan bersarung (berkain) cingkrang (tidak isbal), muslimah yang berhijab syar’i, yang Anti Syi’ah, Anti Komunis, Anti Penjajahan Kolonialisme, Anti Yahudi Zionis, Pro Palestina, Pro Syari’ah, dll.❗
*Malahan dimaki sebagai Wahabi.*
?Padahal mungkin saja merekalah Muslimiin, Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, yang lebih sejati, in syaa Alloh.?
*Maraji’/Referensi:*
1. Buku Apa itu Salafy?, Penulis: Ustadz Drs. Hartono Ahmad Jaiz, Terbitan: Darul Falah, Jakarta.
2. Buku Napak Tilas Kejayaan Generasi Salaf, Tulisan: Syaikh Abdul Malik bin Ahmad Ramadhany, Terbitan: Al Mubarok, Cilengsi Bogor.
3. Kitab Mukhtasar Kitab Al I’tishom, Karya: Imam Asy-Syathibi.
4. Kitab Al-Irsyadu ila Shahih Al-I’tiqad Fashal Al-Wala’ wal Baro’ wa Ar-Raddu ‘ala Ahli Asy-Syirki wa Al-Ilhaad, Karya: Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan.
5. Buku Pro & Kontra Dakwah Wahhabi, Penulis: Syaikh Muhammad Jamil Zainu, Terbitan: Pustaka Ats-Tsauri, Klaten-Jawa Tengah.
6. Kitab Risalah ila Muhibbin Ali al-Bait, Penulis: Tim Peneliti dan Kajian Dar al-Muntaqa, Riyadh Saudi Arabia.
7. Makalah “Menyingkapi Kelemahan Aqidah Umat Islam dan Solusinya, Penulis: KH. Dr. Farid Ahmad Okbah, Lc, M.Ag, disebarkan oleh: Majelis Ilmu Ar-Royyan, Banten.
8. Buku Tarekat Tasawuf Tahlilan & Maulidan, Penulis: Ustadz Drs. Hartono Ahmad Jaiz, Terbitan: Wacana Ilmiah Press/WIP, Solo.
9. Buku “Mewaspadai” Penyimpangan Neo Murji’ah, Penulis: Ustadz Dr. Anung Al Hamat, Lc, M.Pd, I, Terbitan: FS3I/Forum Study Sekte Sekte Islam Bekasi Jawa Barat.
10. *Daftar 88 Bahaya PKI Komunis*
https://www.nahimunkar.org/daftar-88-bahaya-pki-komunis/
11. *Sejarah Kronologi dan daftar Kekejaman PKI di Indonesia sejak 1945-1965*
https://www.nahimunkar.org/sejarah-kronologi-dan-daftar-kekejaman-pki-di-indonesia-sejak-1945-1965-2/
12. *Waspada isu Wahabi Propaganda Syi’ah*
https://www.syiahindonesia.com/2020/09/waspada-isu-wahabi-propaganda-syiah.html?fbclid=IwAR2DwwuS0fQJCJmhwkVm8rFZt7eNsT13tE0V-pcFB6T9Kie8RdfEQGxnwEY&m=1
13. *Bantahan terhadap buku Idahram Ulama Sejagat Menggugat WAHABI, Idahram Alias Marhadi Muhayyar Abu Salafy*
https://www.nahimunkar.org/bantahan-terhadap-buku-idahram-ulama-sejagad-menggugat-wahhabi-idahram-alias-marhadi-muhayyar-abu-salafy/ atau di *Bantahan buku Idahram berjudul ulama Sejagat Menggugat WAHABI*
https://www.arrahmah.com/2013/09/21/bantahan-buku-idahram-berjudul-ulama-sejagat-menggugat-wahhabi/
14. *Awas Jaga Para Ulama PKI/Komunis sudah tidak ada Rasa Takut, STOP Isu Orang Gila*
https://www.nahimunkar.org/awas-jaga-para-ulama-pki-komunis-sudah-tidak-ada-rasa-takut-stop-isu-orang-gila/
15. *Daftar Rentetan ‘Orang Gila’ Berupaya Bunuh Ulama dan Tokoh Islam*
https://www.nahimunkar.org/daftar-rentetan-gerakan-orang-gila-berupaya-bunuh-ulama-dan-tokoh-islam/
✍️
– *Japri (Jaringan Patriot Republik Indonesia dan Jaringan Pembela Risalah Islam)* ???? –
Cc
– *Anak NKRI* (Aliansi Nasional Anti Komunis) NKRI
– *ANNAS* (Aliansi Nasional Anti Syiah)
– *KNAP* (Komisi Nasional Anti Pemurtadan)
Semoga bermanfaat info ini. Barokallohu fiikum