Problem Besar: Orang Pinter Keblinger dan Orang Bodoh Berperan
Problem Besar: Orang Pinter Keblinger dan Orang Bodoh Berperan
Ketika zaman Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu saja orang bodoh yang ahli ibadah itu sudah sangat menjengkelkan. Terus orang pintar tapi keblinger itu ya sudah menjengkelkan pula. Sampai Ali menyebut kalau itu menjadikan boyoknya (punggungnya) semplok. bilangnya Ali,
قال علي رضي اللّه عنه : قصم ظهري رجلان : عالم متهتك وجاهل متنسك.
Menjadikan patah punggungku dua orang (ini): Orang alim yang menyimpang dan orang bodoh yang ahli ibadah. (Ibnu Qudamah Al-Maqisi w 689H, Mukhtashar Minhajul Qashidin halaman 23).
Repotnya dan kepayahannya Ali bin Abi Thalib radhiyallhu ‘anhu itu, posisi Ali sebagai pemimpin tertinggi yakni khalifah, pemerintahan Islam. Menghadapi dua macam manusia: orang pandai tapi keblinger ga’ bener, dan orang bodoh tapi berperan di masyarakat, dalam hal ini sebagai ahli ibadah; telah memberatkan tugas Ali bin Abi Thalib sebagai pemimpin Umat Islam.
Bagaimana pula bila keadaannya kini seakan terbalik:
Yang pinter tapi keblinger dan yang bodoh tapi berperan itu justru yang diangkat jadi pemimpin, atau para pemimpin. Bahkan ada kenyataan:
Diangkat jadi pemimpin untuk urusan agama (menteri agama) untuk warga 270 juta manusia namun dirinya bicara lantang untuk ratusan juta manusia itu, tanpa faham apa yang dia katakan sendiri. (lihat : Pakar LIPI Sebut Menag Yaqut Salah Paham soal Populisme Islam. Nah!
https://www.nahimunkar.org/pakar-lipi-sebut-menag-yaqut-salah-paham-soal-populisme-islam-nah/ )
Bagaimana coba?!
Aneh tapi nyata.
Nyata tapi aneh tenan!
***
Hati-Hati Dengan Ruwaibidhah
Imam Ibnu Majah meriwayatkan di dalam Sunannya :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ قُدَامَةَ الْجُمَحِيُّ عَنْ إِسْحَقَ بْنِ أَبِي الْفُرَاتِ عَنْ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
Abu Bakr bin Abi Syaibah menuturkan kepada kami. Dia berkata; Yazid bin Harun menuturkan kepada kami. Dia berkata; Abdul Malik bin Qudamah al-Jumahi menuturkan kepada kami dari Ishaq bin Abil Farrat dari al-Maqburi dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu-, dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?“. Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah, disahihkan al-Albani dalam as-Shahihah [1887] as-Syamilah).
Hadits yang agung ini menerangkan kepada kita:
- Peringatan akan bahaya berbicara tanpa landasan ilmu. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak punya ilmu tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, itu semua akan dimintai pertanggung-jawabannya.” (QS. al-Israa’ : 36).
Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Hai umat manusia, makanlah sebagian yang ada di bumi ini yang halal dan baik, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata bagi kalian. Sesungguhnya dia hanya akan menyuuh kalian kepada perbuatan dosa dan kekejian, dan agar kalian berkata-kata atas nama Allah dalam sesuatu yang tidak kalian ketahui ilmunya.” (QS. al-Baqarah : 168-169). Maka barangsiapa yang gemar berbicara mengatasnamakan agama tanpa ilmu, sesungguhnya dia adalah antek-antek Syaitan, bukan Hizbullah dan bukan pula pembela keadilan atau penegak Syari’at Islam!
- Hadits ini menunjukkan pentingnya kejujuran dan mengandung peringatan dari bahaya kedustaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wajib atas kalian untuk bersikap jujur, karena kejujuran akan menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan menuntun ke surga. Apabila seseorang terus menerus bersikap jujur dan berjuang keras untuk senantiasa jujur maka di sisi Allah dia akan dicatat sebagai orang yang shiddiq. Dan jauhilah kedustaan, karena kedustaan itu akan menyeret kepada kefajiran, dan kefajiran akan menjerumuskan ke dalam neraka. Apabila seseorang terus menerus berdusta dan mempertahankan kedustaannya maka di sisi Allah dia akan dicatat sebagai seorang pendusta.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu).
- Hadits ini juga menunjukkan pentingnya menjaga amanah dan memperingatkan dari bahaya mengkhianati amanah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila amanah telah disia-siakan maka tunggulah datangnya hari kiamat.” Lalu ada yang bertanya, “Bagaimana amanah itu disia-siakan?”. Maka beliau menjawab, “Apabila suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya maka tunggulah kiamatnya.” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Tidak lengkap iman pada diri orang yang tidak memiliki sifat amanah.” (HR. al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, dihasankan al-Albani dalam Takhrij Misykat al-Mashabih [35] as-Syamilah).
- Hadits ini menunjukkan bahwa jalan keluar ketika menghadapi situasi kacau semacam itu adalah dengan kembali kepada ilmu dan ulama. Yang dimaksud ilmu adalah al-Qur’an dan as-Sunnah dengan pemahaman salafus shalih. Dan yang dimaksud ulama adalah ahli ilmu yang mengikuti perjalanan Nabi dan para sahabat dalam hal ilmu, amal, dakwah, maupun jihad.
Penulis: Abu Mushli Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id
(nahimunkar.org)
Assalamu’alaikum… Sahabat MPI!.
Open Recruitment❗
_Untuk kader Ikhwan dan Akhwat…_
MPI Tangerang-Banten
MUQADDIMAH
Mahasiswa Pecinta Islam (MPI) didirikan di Yayasan Islam Baitul Maqdis Center, Jakarta, pada tanggal 11 Rabi’ul Awwal 1430 Hijriyyah, atau bertepatan dengan tanggal 8 Maret 2009 Masehi, MPI kini telah mengalami perkembangan pesat dengan telah terbentuknya kepengurusan daerah, seperti Jakarta, Tangerang, Riau, Lampung, Semarang, Jogjakarta, Bekasi, Bandung, Solo, Medan, dan Surabaya.
SIAPAKAH MPI..?
MPI adalah organisasi pergerakan mahasiswa yang didirkan dalam rangka iqamatuddien (menegakkan Islam) dengan menyesuaikan kebutuhan realitas dunia mahasiswa.
Maksudnya, dalam hal ini MPI tidak kemudian menjadikan mahasiswa sebagai santri-santri yang akan pergi meninggalkan kampusnya. Namun, adalah bagaimana para mahasiswa ini bisa berperan dalam da’wah sesuai dengan keahlian dan profesinya masing-masing.
Semboyan MPI adalah Al-Kitab Al-Hadiy, As-Sayfu An-Nashir yang artinya : Kitab sebagai Petunjuk, Pedang sebagai Penolong. Kalimat ini merupakan kalimat yang dikutip dari perkatan Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah Rahimahulloh Ta’ala.
MENGAPA MPI BERDIRI..?
MPI berdiri dalam rangka mewujudkan insan akademis yang menjalankan syari’at Islam sehingga tercipta generasi Islam yang memahami, mencintai dan memperjuangkan Islam. Dengan catatan, dengan keahlian dan profesinya masing-masing.
APA YANG AKAN DILAKUKAN MPI..?
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan di atas, MPI berusaha :
Menanamkan ajaran Islam kepada mahasiswa secara murni dan kaffah.
Membentuk pola pikir Islam kepada mahasiswa.
Menghimpun potensi ilmu dan keahlian mahasiswa untuk menegakkan Islam.
Membina dan menggerakkan mahasiswa guna terwujudnya tujuan MPI.
Mewujudkan sarana-sarana aktualisasi diri bagi mahasiswa yang sejalan dengan aturan Islam.
MENGAPA HARUS MPI..?
Kami memandang bahwa organisasi mahasiswa yang telah hadir saat ini belum membawa visi yang utuh dalam menegakkan Islam. Jika pun ada, kekuatannya masih sangat terbatas. Mengapa demikian..?
Dalam sisi ini kami mengamati bahwa pergerakan mahasiswa yang telah hadir hari ini:
Belum sepenuhnya tegak di atas manhaj salaf ash shalih. Rata-rata gerakan mahasiswa hari ini tegak di atas manhaj-manhaj baru yang tidak dikenal di masa-masa generasi salaf; baik para sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in, dan MPI hadir dengan menawarkan manhaj salaf yang utuh dan murni, insya Alloh.
Keterlibatan berbagai organisasi mahasiswa ke dalam ranah politik praktis yang hari ini bergerak di atas ideologi demokrasi yang jauh, bahkan bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Sayyid Quthb Rahimahulloh berkata, “Harakah Islam harus dimulai dari pondasinya, yaitu: menghidupkan hakikat aqidah Islam di dalam hati dan akal, serta men-tarbiyah orang yang menerima da’wah ini dengan tarbiyah Islamiyah yang benar. Tidak membuang-buang waktu dalam berbagai aktivitas politik yang tengah berlangsung. Tidak melakukan upaya untuk memaksakan sistem Islam dengan cara menguasai pemerintahan sebelum terbentuk pondasi Islam di tengah-tengah masyarakat—dimana merekalah nanti yang akan menuntut sistem Islam itu sendiri, jika mereka telah mengerti hakikatnya dan ingin diperintah berdasarkan sistem tersebut.” (Kutipan dari kitab Limaadza A’damuni; Mengapa Aku Dihukum Mati).
Kelirunya sebagian gerakan dengan memaksakan mahasiswa untuk meninggalkan kampus dan menjadikan mereka santri yang menekuni kitab-kitab ilmu diin namun melupakan sisi yang lain, terutama keahlian dan profesionalitas dalam membangun peradaban Islam. Padahal, Islam mencakup seluruh aspek kehidupan yang tidak mungkin tidak, dalam proses penegakannya pun memerlukan tenaga-tenaga dari berbagai macam bidang kehidupan.
Sedangkan sebagian lagi terlalu tergesa-gesa dan pada akhirnya lebih memilih memindahkan mahasiswa dari medan-medan da’wah kampus menuju medan-medan qital yang mereka ciptakan sendiri. Padahal realita yang ada di wilayah Nusantara adalah wilayah da’wah dan amar ma’ruf nahyi munkar.
Begitu banyaknya gerakan mahasiswa Islam yang berda’wah dan ber ‘amar ma’ruf, namun sedikit, bahkan bisa dikatakan belum ada sama sekali yang berani melakukan nahyi munkar.
Maka dari itu, harus ada sebuah organisasi kemahasiswaan yang membawa tradisi keilmuwan para ulama salaf dan juga semangat mereka dalam da’wah, ‘amar ma’ruf nahyi munkar, dan jihad fii sabiilillah. Alasan-alasan inilah yang menjadi sebab khusus bagi MPI dibandingkan organisasi-organisasi kemahasiswaan Islam yang pernah ada.
MPI ibarat bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya, sehingga membutuhkan banyak uluran tangan dan gizi yang baik untuk membuat sang bayi ini tumbuh dan berkembang. Maka, jadilah tangan dan gizi-gizi itu wahai saudaraku. Mari kita bersama bersatu di atas manhajnya para sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. Kembali kepada pemahaman generasi pertama Islam (Salafush Ash Shalih) dalam tarbiyah, da’wah, dan jihad.
Semoga apa yang kita torehkan ini menjadi saksi di hadapan Alloh kelak yang akan membuka pintu ridha dan maghfirah-Nya. Aamiin Ya Mujibas Sa’ilin 🤲🏻.
*Pembina/Dewan Syuro’ MPI:*
1. Ustadz Hery Rusydi, Lc
2. Ustadz Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, S.Pd, M.MPd, M.Pd, I
3. Ustadz Dr. Anung Al Hamat, Lc, M.Pd, I
4. Ustadz Dr. Ahmad Zain An-Najah, Lc, MA
5. KH. Dr. Farid Ahmad Okbah, Lc, M.Ag
6. Ustadz Dr. Muhammad Ubaidillah Al Ghifari Slamet, Lc, M.PI
7. Ustadz Abu Harist, Lc
Ayoo… gabung bersama MPI🤩🤩🤩❗❗❗
*MPI (Mahasiswa Pencinta Islam) Tangerang-Banten*
📜OPREC📜
Open Recruitment❗
_Untuk kader Ikhwan dan Akhwat…_
🗓️ 30 Desember 2020 – 10 Januari 2020
📍Syarat:
✔️Lillahi ta’ala
✔️Mahasiswa aktif
✔️Berdomisili/Kuliah di Tangerang dan sekitarnya
✔️Komitmen, Tanggung jawab dan Amanah
✔️Daftar di link: bit.ly/DaftarMPITangerang
==================
FOLLOW US❗
IG : @mpitangerang @mpimedianet
Fanpage FB : MPI Tangerang
You Tube : MPI Tangerang
Telegram : Sahabat MPI Tangerang
WA : 0823-1229-1640
==================
Islam itu satu
MPI wadah pergerakan!
#kitabersahabatuntukmenebarmangfaat #mpi #mpitangerang #dakwah #yukngaji #ldk #mahasiswa #kampus #fsldk #islam
Info By:
*Ummu Fayadh Indah Sari, S.Pd*
(Pengamat Anak, Guru Matematika di SMA Negeri Kabupaten Bekasi Istri dari Al Ustadz Abu Fayadh Muhammad Faisal, S.Pd, M.Pd.I Hafidzhahulloh)
Monggo di Share info ini seluas-luasnya, Syukron. Barokallohu fiikum