Raja Bali ini orang kafir yang memusuhi Islam!
- Lelaki yang juga President World Hindu Youth Organisation (WHYO) ini telah seringkali melecehkan Islam.
- Pria berusia 32 tahun ini terang-terangan menuduh orang-orang Islam sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) di Bali dan melalui merekalah virus HIV/AIDS disebarkan untuk menghancurkan generasi muda Hindu Bali.
- Arya Wedakarna tegas memfitnah Islam bahwa gerakan penyebaran HIV/AIDS adalah jihad tersembunyi yang dilakukan kelompok kecil fundamentalis Islam.
- Cacian dan fitnah murahan Arya Wedakarna tak berhenti sampai disitu, ia bahkan menuding berdirinya warung-warung pecel lele, nasi pedas, tukang cukur, sertifikasi halal bagi hotel dan restoran di Bali adalah upaya untuk menghancurkan Bali.
- Menjelang hari raya Idul Adha pekan lalu, seorang tokoh Hindu Bali, Dr Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III, mengimbau supaya umat Islam di Bali tidak memotong sapi sebagai hewan kurban. Alasannya sapi adalah hewan yang disucikan kaum Hindu.
Inilah sorotannya.
Tokoh Hindu Bali Ini Pernah Fitnah Islam sebagai Penyebar Virus HIV di Bali
Jakarta (SI ONLINE) – Menjelang hari raya Idul Adha pekan lalu, seorang tokoh Hindu Bali, Dr Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III, mengimbau supaya umat Islam di Bali tidak memotong sapi sebagai hewan kurban. Alasannya sapi adalah hewan yang disucikan kaum Hindu
”Dalam rangka Idul Adha 2012 nanti, saya menghimbau semeton (saudara, red) Islam agar tidak menyembelih sapi sebagai kurban. Mungkin bisa diganti dengan dengan hewan lainnya. Ini penting, karena di Bali, Sapi adalah hewan yang disucikan, dan juga dipercaya sebagai kendaraan Dewa Siwa. Dan mayoritas orang Bali adalah penganut Siwaisme,” kata President The Hindu Center Of Indonesia seperti dikutip Tribunnews.com, Rabu (24/10/2012).
Rupanya, Rektor Universitas Mahendradatta Bali ini, bukan kali ini saja membuat pernyataan yang menyakiti umat Islam. Menurut seorang Muslim Bali yang mengirimkan sebuah artikel yang ditulis Arya Wedakarna kepada Suara Islam Online, lelaki yang juga President World Hindu Youth Organisation (WHYO) ini telah seringkali melecehkan Islam.
Salah satu contohnya, dalam artikelnya berjudul “HIV/AIDS, Jihad Model Baru di Bali?”, yang dimuat tabloidTOKOH edisi edisi 9-15 januari 2012, pria berusia 32 tahun ini terang-terangan menuduh orang-orang Islam sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) di Bali dan melalui merekalah virus HIV/AIDS disebarkan untuk menghancurkan generasi muda Hindu Bali.
“Tentu cafe liar ini dilengkapi dengan SDM para pekerja seks komersial (PSK) yang saya yakini (lagi) didominasi oleh perempuan non-Hindu dan pendatang luar Bali,” tulisnya di paragraf kedua artikel itu.
Meski tidak tegas menyebut para PSK itu adalah perempuan-perempuan Islam, tetapi pernyataan Ketua DPD PNI Marhaenisme Bali itu dipertegas lagi dalam tulisannya di paragraf empat. Arya Wedakarna tegas memfitnah Islam bahwa gerakan penyebaran HIV/AIDS adalah jihad tersembunyi yang dilakukan kelompok kecil fundamentalis Islam.
“Dan kini, saya dituntut makin percaya, ternyata gerakan penyebaran HIV/AIDS ini adalah gerakan jihad tersembunyi yang dilakukan oleh kelompok kecil fundamentalis Islam yang sama-sama menjadi sponsor Bom Bali I dan Bom Bali II,” tulisnya.
“Kenapa? Menurut mereka, Bali tidak akan pernah bisa hancur karena Bom, ini di buktikan Bom bali I dan Bom Bali II Tidak mampu menghancurkan kekuatan taksu Bali. Bali sebagai pulau Hindu yang disayangi Dunia,” lanjutnya.
Cacian dan fitnah murahan Arya Wedakarna tak berhenti sampai disitu, ia bahkan menuding berdirinya warung-warung pecel lele, nasi pedas, tukang cukur, sertifikasi halal bagi hotel dan restoran di Bali adalah upaya untuk menghancurkan Bali.
“Tetapi, kini ada senjata model baru untuk menghancurkan Bali yakni gerakan ekonomi seperti gerakan pecel lele, nasi tempong, nasi pedas, tukang cukur, gerakan labelisasi Halal di setiap Hotel dan restoran di bali (saya akan bahas di setiap tulisan berikutnya),” tulisnya.
Arya Wedakarna menjelaskan bahwa dalam hal penyebaran HIV/AIDS, diduga orang-orang Bali, anak-anak muda Bali ketika mereka datang ke cafe, maka PSK tidak menyarankan untuk memakai kondom, tapi sebaliknya jika kaum pendatang yang memanfaatkan PSK, maka sangat disarankan memakai Kondom.
“Mungkin gadis PSK itu sudah di cuci otaknya, agar Bali ini 10 tahun ke depan banyak suami-suami, anak-anak muda yang mati nelangsa karena HIV/AIDS,” tandasnya.
Sebelumnya, di paragraf yang sama ia juga menuduh program Keluarga Berencana (KB) yang digalakkan pemerintah merupakan cara untuk mengurangi populasi warga Hindu. Karena kebodohannya, dia menyebut ada umat agama lain boleh berpoligami hingga lima orang. Entah agama mana yang dia fitnah.
“Belum lagi aksi pemerintah dan program KB-nya yang sukses mengurangi jumlah Krama Hindu dengan paksaan selalu punya anak dua (yang di satu sisi umat lain boleh berpoligami dengan istri maksimal lima orang). Tentu hal ini akan merugikan keluarga Hindu yang terlanjur punya dua anak, tapi putranya mati karena AIDS atau rabies,” katanya.
Siapa Arya Wedakarna?
Lantas, siapa sebenarnya sosok yang bernama lengkap Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III , SE (MTRU), M.Si itu?
Rupanya biodata sosok muda itu bisa ditemukan dalam websitenya, http://vedakarna.com. Di sana dijelaskan bahwa Arya Wedakarna adalah lelaki kelahiran Denpasar, 23 Agustus 1980. Gelarnya Raja Majapahit Bali Abhiseka Ratu Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I.
Berulang kali dia mendapatkan penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI). Tercatat ia pernah menyabet gelar sebagai doktor termuda di Indonesia saat berusia 27 tahun dan rektor termuda di Indonesia dengan usia 28 tahun. Ia sekarang menjabat sebagai Rektor Universitas Mahendradatta Bali, yang dikatakannya sebagai universitas tertua di Bali yang didirikan oleh ayahnya, Shri Wedastera Suyasa, bersama Presiden Sukarno.
Pendidikan SD-SMAnya ditempuh di Bali. Tahun 2000 ia menempuh pendidikan di Melbourne Languange Center, Australia. Pada 2002 ia kembali ke Indonesia dan masuk ke Jurusan Manajemen Transportasi Udara di Universitas Trisakti. Kemudian ia menyelesaikan S-2 dan S-3 nya di Universitas Satyagama Jakarta. Ia mengklaim memiliki keahlian dalam bidang transportasi udara dan manajemen pemerintahan.
Arya Wedakarna juga pernah terjun ke dunia hiburan. Ia menjadi model dan bintang film serta sinetron.
red: shodiq ramadhan | Selasa, 30 Oktober 2012 | 14:19:58 WIB
(nahimunkar.com)
Harus diingat orang bali banyak tersebar diseluruh nusantara, bagaimana kalau ada,gerakan pulangkan orang bali,jadi janganlah bawa bawa suku,terima kasih
sudah saatnya orang bali waspada terhadap pendatang,penjual pecel,abang bakso,tukang parkir,mereka itu satu komplotan dan punya misi menguasai bali,maju terus weda karna,kami mendukungmu,kami pasukan menunggu komando tuanku raja
islam aja yang brengsek,dari jawa jauh jauh pergi kebali hanya buat ngebommmm,
pulau maksiat tapi orang orang bilang pulau surga dengan keindahan alamnya.
Semoga diberi hidayah
pulau maksiat.. bentar lagi juga ludes.
Betul, klo gak suka keluar aja dari bali…………gitu aja kok repot. Himbauan raja bali kok dipermasalahkan, padahal orang luar malah ngebom ke bali…………refleksi diri dong..
kampertt lu semua .. kalo emang ngg suka sama raja bali itu yaudah lo keluar aja dari bali .. gitu aja kok remponk
Silaken yang mau ngebom itu juga ibadah
Toh nenek moyang lo pd meluk hindu sebelum disuruh masuk islam
baru ni orang Bali yg kayak gini,,, ane aje org Bali masuk islam.. Allah Akbar
setuju… jangankan hindu, "islam" liberal JIL aja udah banyak menghasut media massa untuk memberi kesan negatif terhadap islam…
Wah sdh mulai bahaya ini tokoh Hindu, ini semua akibat virus JIL, Pluralisme, yg ingin memecah belah ummat beragama di NKRI