Spanduk Larangan Menggunakan Terompet Bertebaran di Pekalongan
PEKALONGAN, (Panjimas.com) – Menjelang pergantian tahun, pemuda Kramatsari Kota Pekalongan membentengi masyarakat dari budaya “Terompet” Yahudi dengan memasang spanduk yang bertuliskan larangan menggunakan terompet.
***
Sanbenito: Topi Kerucut Tahun Baru
TAUKAH KALIAN ?
Topi Tahun Baru yg berbentuk kerucut ternyata adalah topi dengan bentuk yang di sebut SANBENITO, yakni topi yg digunakan Muslim Andalusia untuk menandai bahwa mereka sudah murtad dibawah penindasan Gereja Katholik Roma yang menerapkan INKUISISI SPANYOL.
SANBENITO, TANDA MUSLIM TELAH MURTAD
SANBENITO adalah sebuah pakaian yang menandakan bahwa seorang muslim di Andalusia saat itu telah murtad.
Bagaimana bentuk pakaian itu? Jubah dan topinya??
SANGAT IRONIS!
Kini, 6 abad setelah peristiwa yang sangat sadis tersebut berlalu, para remaja muslim, anak-anak muslim justru memakai pakaian SANBENITO untuk merayakan tahun baru masehi dan merayakan ulang tahun.
Meniup trompet-terompet ala topi SANBENITO di saat pergantian tahun.
Perayaan-perayaan yang sama sekali tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah yang justru nyata-nyata berasal dari kaum Kafir.
Kaum yang telah merampas kejayaan Muslim Andalusia, dan menghancurkan sebuah peradaban maju Islam, Andalusia.
Setelah kita tahu sejarah ini, apakah kita masih tega memakai SANBENITO? atau membiarkan anak-anak, adik-adik, sahabat-sahabat kita memakainya? padahal 6 abad yang lalu, SANBENITO adalah pakaian tanda seorang muslim telah MURTAD.
Tak hanya tahun baru, ternyata perayaan ulang tahun dan ospek atau lebih di kenal dengan orientasi siswa baru pun kerap menggunakan topi berbentuk kerucut, yang merupakan simbol seseorang telah menjadi murtad itu.
Tak disadari Sanbenito sudah di pakai sejak orientasi siswa tingkat SD sampai perguruan tinggi.
Maka, orang tua yang merayakan anaknya ulang tahun, disertai topi kerucut, seraya mendoakan anaknya menjadi anak yang sholeh-sholehah, sama saja membuat pengumuman resmi anaknya telah murtad.
Mau tahu bagaimana sejarah topi kerucut yang identik dengan moment perayaan ulang tahun tersebut?
Dalam kajian Kristologi yang disampaikan Irena Handono, dahulu, pada masa Raja Ferdinand dan Ratu Isabela (keduanya penganut Kristiani) berkuasa di Andalusia — ketika kaum muslimin dibantai – keduanya memberi jaminan hidup kepada orang Islam dengan satu syarat, yakni keluar dari Islam.
Maka untuk membedakan mana yang sudah murtad dan mana yang belum adalah ketika seorang muslim menggunakan baju seragam dan topi berbentuk kerucut dengan nama Sanbenito. Jadi, Sanbenito adalah sebuah tanda berupa pakaian khusus untuk membedakan mana yang sudah di-converso (murtad).
“Saat itu umat Islam di Andalusia dibantai, kecuali yang memakai Sanbenito. Itu sama artinya bersedia mengikuti agama Ratu Isabela. Topi ala Sanbenito itulah sebagai simbol orang Islam yang sudah murtad. Topi itu digunakan saat keluar rumah, termasuk ketika ke pasar. Dengan menggunakan sanbenito, mereka aman dan tidak dibunuh,” ungkap Irena.
Setelah pembantaian selesai, agenda Ratu Isabela selanjutnya adalah mengejar muslim yang lari dan bersembunyi ke Amerika Selatan. Orang Islam yang tertangkap lalu diseret ke lembaga inkuisi (penyiksaan) yang dilaksanakan oleh orang gereja. Adapun pastur pertama yang ditunjuk Ferdinand dan Isabela untuk melaksanakan inkuisi adalah pastur bernama Torquemada. Ia adalah Jenderal Yahudi yang dikenal sebagai pembantai umat Islam Andalusia.
Bukan hanya orang Islam saja yang diseret ke lembaga inkuisisi, tapi juga orang yahudi yang menolak masuk Kristen. Di tanah lapang, mereka kemudian ada yang dibakar hidup-hidup, ada pula yang disiksa dengan kayu yang diruncingkan sehingga bokongnya akan tertusuk. Penyiksaan lainnya, ada yang dipatahkan kakinya. Kekejaman inkuisisi itu memang hendak membuat mati seseorang dengan secara perlahan, bahkan sambil tersenyum. Sadis!
“Ini menunjukan, Kaum Kristiani yang katanya memiliki slogan kasih, ternyata ahli di bidang penyiksaan, dan pembantai Muslim dan Yahudi. Jadi, jangan dikira lembaga inkuisisi itu sudah tidak ada lagi. Juga jangan mengira Knight Templar itu sudah tidak ada. Lembaga Inkuisisi dan Knight Templar itu masih ada hingga saat ini. Buktinya, George W Bush pernah mengatakan, ia diperintah Tuhan untuk melakukan pembantaian dengan menyebut Muslim sebagai teroris,” papar Irena.
Perang Media & Pemikiran
Irena Handono mengimbau, agar seluruh aktivis Islam menguasai media. Ia mengingatkan, bahwa saat ini, kita sedang perang media, pemikiran, budaya, dan peradaban (Ghazwul Fikr). Menurutnya, perang itu ada dua macam, yakni: Perang Berdarah (War With Blood) dan Perang Tidak Berdarah (War Without Blood).
Perang berdarah, kata Irena, adalah perang konvensional (dibunuh lalu mati – selesai). Tapi kalau perang tidak berdarah, sesungguhnya jauh lebih jahat dari perang berdarah. Nah, untuk menghadapi perang tanpa darah, kita harus menggunakan strategi dengan media yang sama.
Irena Center misalnya, telah membuka kajian online, melalui jejaring social Facebook (FB) dan Twiter. Saat ini Irena Handono I pengikutnya sudah mencapai 5.000. Begitu juga akun Irena II dan Irena III. Sedangkan untuk akun tokoh jumlah pengikutnya sudah mencapai 79.784. 000. Menariknya lagi, di kalangan pesantren kini juga telah membuka kajian Kristologi.
“Untuk kajian Kristologi via online, diantara pesertanya ada yang dari beberapa negara, seperti Brunei Darussalam, Swedia, Amerika Serikat, Autsralia, bahkan seorang tenaga kerja asal Indonesa yang bekerja di Iran. Mereka datang dari berbagai profesi, mulai dari dokter spesialis, teknisi, maupun birokrat. Intinya, kita harus all out (habis-habisan) menghadapi perang tidak berdarah,” ungkap Irena. [jabir/des/voa-islam.com] (http://jambanpanyileukan.blogspot.com/2013/12/sanbenito-topi-kerucut-tahun-baru.html)
(nahimunkar.com)
Padahal Yahudi tdk meniup terompet dan tidak merayakan tahun baru 1 Januari. Kasihan org2 Pekalongan korban hoax dan kepekokan.
Kok gak dilarang juga penggunaan hp bikinan yahudi? Kok cuma terompet? Dasar munafik
Hahahaaa.. tak usah kita esmosi menanggapi itu saudariku. Emang betul banget yg kamu bilang itu. Orang kristen yg pesta atau natal tapi org muslim juga yg sibuk jualan makanan dan lain2nya kan? ?????
Panatikk…!!!
Terlalu berlebih-lebihan!!!
Ngurus urusan orang yg pd niup trompet!!!
Biarkan aja mereka pd begitu…,kita mah klo bsa jangan begitu.
Tpi jangan pake cara pasang spanduk…..,
#LOHSUDAHMERASASUCI…?
Mantap saudaraku.. kita tak usah memandang agama sesama. Contoh kecil. Banyak pengusaha dan pedagang non muslim, toh juga belanja kesana..
Kelompok yg sempit wawasan!!
Sekalian saja larang pk mobil,pesawat,kapal laut dll, Naik unta saja sudah….surga hanya mereka yg punya
memang benar surga bukan diperuntukan bagi orang kafir
Terlalu berlebihan dlm menilai sesutu.non muslim disebut Kafir.emang hanya agama loe yg bener ? Munafik !!!
Buktinya kejahatan di negara ini hampir 90% di lakukan oleh umst muslim. Kali itu Larangan kaum mu,larang juga umat muslim yg berjualan terompet dan topi kerucut yg kau haramkan.biar mampus semua umatmu karena kelaparan.
Hahahaaa.. tak usah kita esmosi menanggapi itu saudariku. Emang betul banget yg kamu bilang itu. Orang kristen yg pesta atau natal tapi org muslim juga yg sibuk jualan makanan dan lain2nya kan? ?????
Lah klo malaikat meniup terompet,, apa malaikat itu YAHUDI,,???
Terus yg jualan terompet….topi kerucut…..bukanny mereka islam y…..klo ngelarang bgt namanya matiin rejekinya sesama muslim donk
HP dan brg2 elektronik di rumah kalian jga di buang saja krna itu bukan buataan bangsa arab,tpi buatan negara2 kafir,,,????
Mantap saudaraku.. kita tak usah memandang agama sesama. Contoh kecil. Banyak pengusaha dan pedagang non muslim, toh juga belanja kesana..