Umat Islam Tidak Akan Diazab di Neraka, Benarkah?
Ilustrasi : Bacaan Madani
Pertanyaan:
Mohon jelaskan maksud hadits berikut ini:
أُمَّتِيْ أُمَّةٌ مَرْحُوْمَةٌ لَيْسَ عَلَيْهَا عَذَابٌ فِي اْلآخِرَةِ عَذَابُهَا فِي الدُّنْيَا : اَلْفِتَنُ وَ الزَّلاَزِلُ وَ الْقَتْلُ
“Umatku ini adalah umat yang dirahmati. Tidak ada azab bagi mereka di akhirat. Azabnya adalah di dunia, berupa fitnah-fitnah, musibah-musibah, dan pembunuhan.” (Dari Kitab al-Jami’ ash-Shaghir: I/65)
Jawaban:
Hadits di atas adalah hadits shahih. Dicantumkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Tarikhnya: 1/1/38–39, Abu Daud no. 4278, al-Hakim: 4/444, Ahmad: 4/410 dan 418, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam ash-Shaghir hlm. 3, dari jalur Thariq al-Mas’udi dari A’id bin Abi Burdah dari Ayahnya dari Abu Musa.
Al-Hakim berkata, “Sanad hadits ini shahih, dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi.”
Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani berkata, “Sanadnya hasan (bagus).”
Hadits ini juga dinilai shahih oleh al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, no. 959.
Makna Hadits [1]:
Adzim Abadi berkata, “أُمَّةٌ مَرْحُوْمَةٌ (umatku ini adalah umat yang dirahmati), maksudnya adalah umat ini dikhususkan dengan rahmat yang lebih banyak dan nikmat yang lebih sempurna, atau beban kewajibannya lebih diringankan dibandingkan beban yang dipikul oleh umat-umat sebelumnya. Seperti keharusan membunuh diri bagi umat-umat dahulu yang bertaubat, kewajiban zakat yang dikeluarkan sebanyak seperempat dari hartanya, dan keharusan memotong (dan membuang) bagian (baju) yang terkena najis.
لَيْسَ عَلَيْهَا عَذَابٌ (tidak ada azab bagi mereka di akhirat), maksudnya adalah barangsiapa (dari umat ini) diazab (di akhirat), maka mereka tidak diazab seperti azabnya orang kafir.”
Al-Munawi berkata, “Barangsiapa menyangka bahwa yang dimaksud ‘tidak ada azab atas umat ini’ adalah azab pada keseluruhan anggota badan (karena anggota wudhu tidak akan disentuh api (neraka), maka ini termasuk mengada-ada.”
Penulis kitab Fathul Wadud berkata, “Maksudnya pada umumnya mereka (umat ini) mendapatkan ampunan.”
Al-Qari dalam al-Mirqat berkata, “Kebanyakan azab (umat ini) akibat perbuatan mereka akan dibalas di dunia dengan fitnah-fitnah, penyakit, dan berbagai macam ujian, sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya,
مَن يَعْمَلْ سُوءاً يُجْزَ بِهِ
“Barangsiapa berbuat buruk akan dibalas amalan tersebut.” (Qs. an-Nisa`: 123)
عَذَابُهَا فِي الدُّنْيَا : اَلْفِتَنُ (azabnya di dunia berupa fitnah-fitnah), maksudnya adalah peperangan atau pertikaian di antara mereka.
الزَّلاَزِلُ maksudnya adalah perkara-perkara yang berat dan menakutkan.
الْقَتْلُ (pembunuhan) maksudnya adalah sebagian mereka membunuh sebagian yang lain, dan azab di dunia itu lebih ringan daripada azab akhirat.”
Al-Munawi berkata, “Perkara umat-umat terdahulu berjalan di atas dasar hukum yang adil dan berlandaskan rububiyah, sedangkan umat ini berjalan di atas dasar anugerah dan kemurahan Allah.”
Al-Qari berkata, “Ada yang berpendapat bahwa hadits ini khusus untuk sekumpulan manusia yang tidak melakukan dosa besar, dan mungkin saja (hadits ini) adalah untuk sekumpulan umat khusus dan mereka adalah orang yang dijamin masuk surga, yaitu para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah ditentukan (oleh Allah), sebagaimana firman-Nya,
إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik kepada-Nya, dan Dia mengampuni dosa selain syirik bagi yang Dia kehendaki.” (Qs. an-Nisa`: 48)
Al-Mudhir berkata, “Hadits ini menjadi masalah jika dipahami bahwa tidak seorang pun dari umatnya (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang aakan diazab, baik yang melakukan dosa besar atau dosa lainnya. Akan tetapi, sungguh telah datang hadits-hadits tentang diazabnya pelaku dosa besar (bagi umat ini).
Hadits ini tidak menjadi masalah jika dipahami bahwa umat di sini adalah orang-orang yang mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana semestinya, serta orang-orang yang melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi larangan-Nya.”
Ath-Thibi berkata, “Hadits ini memuji umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan menjelaskan kekhususan mereka yang berbeda dengan umat-umat yang lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengkhususkan umat ini dengan pemeliharan-Nya, rahmat-Nya, dan jika mereka ditimpa musibah di dunia walaupun hanya tertusuk duri, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menghapus satu dosanya nanti di akhirat.
Kekhususan ini tidak diberikan kepada umat yang lain, ini dikuatkan oleh perkataan Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam sebelumnya yaitu ‘umat yang dirahmati’. Hal ini menunjukkan keistimewaan yang dimiliki oleh umat ini dengan pemeliharaan dan limpahan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk umat ini. Sedangkan mengambil mafhum mukhalafah (makna kebalikan) dari hadits ini (yaitu tidak seorang pun dari umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan diazab, baik yang melakukan dosa besar atau dosa lainnya) harus dijauhi. Rahmat Allah Subhanahu wa Ta’alayang dimaksud adalah yang diisyaratkan dalam firman-Nya,
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَـاةَ وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ
“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” (Qs. al-A’raf: 156)
Al-Qari berkata, “Sesungguhnya tidak ada keraguan bagi orang-orang yang berakal bahwa rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada umat ini adalah rahmat-Nya yang sempurna. Adapun pendapat yang mengatakan bahwa hadits ini menunjukkan bahwa tidak seorang pun di kalangan umat ini diazab di akhirat, maka sungguh telah datang hadits-hadits mutawatir yang menunjukkan bahwa sekumpulan umat ini yang melakukan dosa besar akan diazab di neraka, kemudian akan mereka dikeluarkan darinya karena syafa’at, atau sebab ampunan Allah, dan inilah maksud dari hadits ini. Inilah makna yang benar yang harus diambil dari lafal-lafalnya.”
Wallahu a’lam.
Catatan kaki:
[1] Kami terjemahkan maksud hadits ini dari perkataan Azhim Abadi dari kitab Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abi Daud: 9/314, dengan sedikit peringkasan.
Sumber: Majalah Al-Furqon, Edisi 1, Tahun ke-9, 1431/2010.
(Dengan beberapa pengubahan tata bahasa oleh redaksi www.konsultasisyariah.com)
(nahimunkar.org)
Al-Qur’an dan hancur binasanya bangsa Indonesia
سَلَامٌ عَلَيْكُمْ
Keselamatan atas dirimu.
لَقَدْ أَنزَلْنَا آيَاتٍ مُّبَيِّنَاتٍ وَاللَّهُ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴿٤٦﴾
QS.24:46. Sesungguhnya Kami telah menurunkan (petunjuk) ayat-ayat yang (saling) menjelaskan, dan Allah memimpin siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (buka risalah : Petunjuk Allah kepadaku terlampir).
يُدْخِلُ مَن يَشَاءُ فِي رَحْمَتِهِ وَالظَّالِمِينَ أَعَدَّ لَهُمْ عَذَاباً أَلِيماً ﴿٣١﴾
QS.76:31. Dia memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya kedalam rahmat-Nya (lihat QS.3:74,QS.41:35), dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih (buka risalah : Kerugian dan azab yang kekal bagi orang-orang yang iri dan dengki).
مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِن بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
QS.35:2. Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat (petunjuk), maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
وَمَن يَهْدِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِن مُّضِلٍّ أَلَيْسَ اللَّهُ بِعَزِيزٍ ذِي انتِقَامٍ ﴿٣٧﴾
QS.39:37. Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorangpun yang dapat menyesatkannya. Bukankah Allah Maha Perkasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) mengazab?
مَّنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدي لِنَفْسِهِ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَلاَ تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولاً ﴿١٥﴾
QS.17: 15. Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah/petunjuk/perintah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng`azab sebelum Kami mengutus seorang rasul (untuk memberi peringatan, lihat QS.7:34,QS.10:47, QS.25:51,QS.14:4, hati2 QS.7:94, dan buka risalah : Perintah Allah kepadaku dan kepastian azab atas orang2 yang tidak beriman).
وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَى حَتَّى يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا رَسُولاً يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا وَمَا كُنَّا مُهْلِكِي الْقُرَى إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَالِمُونَ ﴿٥٩﴾
QS.28:59. Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan suatu negeri, sebelum Dia mengutus di ibukota negeri itu seorang rasul yang membacakan/menyampaikan (risalah hukum) ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan suatu negeri; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.
وَإِذَا أَرَدْنَا أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُواْ فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيراً ﴿١٦﴾
QS.17:16. Dan jika Kami sudah memutuskan hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta`ati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya (buka risalah : Sunnah Allah).
فَذَلِكُمُ اللّهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلاَّ الضَّلاَلُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ ﴿٣٢﴾
QS.10:32. Maka itulah (hukum) Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran firman-Nya)? (buka risalah : Al-Qur’an adalah hukum Allah yang tidak dapat ditolak).
أَفَبِهَذَا الْحَدِيثِ أَنتُم مُّدْهِنُونَ ﴿٨١﴾
QS.56: 81. Maka apakah kamu menganggap remeh saja (ayat-ayat) Al Qur’an ini..?
إِنَّ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللّهِ لاَ يَهْدِيهِمُ اللّهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿١٠٤﴾
QS.16:104. Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah (Al Qur’an), Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan bagi mereka azab yang pedih.
فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ﴿٨٣﴾
QS.36:83. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
Pewaris Bumi
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
إِنَّ الأَرْضَ لِلّهِ يُورِثُهَا مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
QS.7:128. Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; diwariskan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari antara hamba-hamba-Nya, dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالَاتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلَا يَخْشَوْنَ أَحَداً إِلَّا اللَّهَ وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيباً
QS.33:39. (Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah (hukum) Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seseorang (pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.
وَعْدَ اللَّهِ لَا يُخْلِفُ اللَّهُ وَعْدَهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
QS.30:6. Itulah janji Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
وَاللَّهُ يَقُولُ الْحَقَّ وَهُوَ يَهْدِي السَّبِيلَ
QS.33:4. Dan Allah mengatakan (kepada kamu) yang sebenarnya, dan Dia menunjukkan jalan (yang lurus).
وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللّهِ حَدِيثاً
QS.4:87. Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan (nya) selain daripada Allah?
قُلْ صَدَقَ اللّهُۚ وَالْحَقَّ يَقُولُونَۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ
QS.3:95,QS.38:84,QS.65:3. Katakanlah : Benarlah Firman Allah, dan hanya kebenaranlah yang Dia katakan, sesungguhnya Allah melaksanakan apa yang dikehendaki-Nya.
وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِۚ سَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ فَتَعْرِفُونَهَاۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
QS.27:93. Dan katakanlah: “Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaan-Nya itu, maka kamu akan mengetahui (kebenaran)-nya, dan Tuhanmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan”.
الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِين الَّذِي هَدِانِي إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ دِيناً قِيَماً مِّلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفً وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
QS.6:161. Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam yang telah memberi petunjuk kepadaku jalan yang lurus (QS.81:29), pedoman hidup yang benar, pedoman hidup Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim bukanlah termasuk orang2 yang musyrik.
ذَلِكَ هُدَى اللّهِ يَهْدِي بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَلَوْ أَشْرَكُواْ لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
QS.6:88. Itulah petunjuk Allah, yang dengan (ayat-ayat)-Nya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.
Pembuat risalah (perhatikan QS.72:26-28)
Chandra Adnan Rasyad
085669776457 – 085273879773
Islam KTP pasti diazab : Allah sudah tidak ridho pada bangsa ini, perhatikan ancaman-Nya ini, QS.35:15-16. “Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji, Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan ummat yang baru (untuk menggantikan kamu dibumi-Nya ini)”, jadi bersiaplah, karena Allah akan melaksanakan sunnah-Nya : Inilah yang diancamkan Allah kepada negeri ini, azab ini diturunkan-Nya akibat bangsa ini, terutama para pemimpin negeri ini sudah sombong seperti Fir’aun, tidak mengindahkan peringatan Allah (risalah ayat2 Al-Qur’an) : Peringatan demi peringatan telah ditampakkan oleh Allah dibumi ini, pertanda Allah tidak ridho pada pemerintahan yang zolim ini, untuk jelasnya, buka Google, ketik “Al-Qur’an dan hancur binasanya bangsa indonesia (chandra adnan rasyad)”, atau buka Reply dibawah, itulah hukum Allah Tuhan kamu yang sebenarnya, bertaubatlah, patuhilah perintah-Nya, sebelum terlambat, karena kehancuran/kiamat itu akan segera dilaksanakan-Nya, tanda2-nya adalah “apabila bumi diguncangkan dengan guncangan/gempa yang dahsyat” Al-Qur’an surah 99 Al-Zalzalah, ketik juga “Kiamat apa dan mengapa (chandra adnan rasyad), jadi janganlah sok pintar…dengan mengatakan pergeseran lempengan inilah..itulah…patahan… inilah…itulah….karena yang menggerakkan semuanya itu adalah Allah, sebagai tanda murka-Nya, karena manusia tidak mau mengikuti perintah/pedoman-Nya yang sangat lengkap didalam Al-Qur’an, yang dilarang-Nya dikerjakan, yang diperintah-Nya ditinggalkan……hati2-lah…karena Allah tidak akan mengangkat azab yang telah diturunkan-Nya, jika manusia tidak bertaubat dan kembali mengakui-Nya sebagai Tuhan YME (Sila pertama Pancasila), atau Bangsa ini akan tinggal namanya saja dan menjadi cerita negeri yang durhaka kepada Allah bagi ummat yang akan datang, ketik lagi “Dimanakah Sorga/kebahagiaan abadi, dan neraka/siksa yang kekal menurut Allah..? (chandra adnan rasyad)..sadaqallah…!